Saluran Drainase Dikeruk pada Juli Mendatang

Sumber:Koran Tempo - 13 April 2009
Kategori:Drainase

JAKARTA - Mengantisipasi banjir pada musim hujan mendatang, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mengeruk 76 saluran penghubung di seluruh wilayah Jakarta. "Pengerukan akan dimulai pada Juli mendatang," tutur Tarjuki, Kepala Bidang Pemeliharaan Sumber Daya Air di Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta, ketika dihubungi Tempo, Sabtu lalu

"Anggaran untuk pengerukan sebesar Rp 200 miliar," kata Tarjuki. Tarjuki lalu menjelaskan, kapasitas saluran penghubung di DKI Jakarta sudah berkurang. "Kapasitas mengalirkan air hanya 60 persen," kata Tarjuki.

Pekan lalu, beberapa lokasi di Jakarta terendam air. Menurut Tarjuki, banjir terjadi akibat hujan yang turun dalam waktu sehari itu sangat lebat, sekitar 20 milimeter per jam. Padahal saluran mikro di Jakarta hanya sanggup mengalirkan air bila hujan lebat hanya 10 milimeter per jam. Saluran mikro berukuran 60 sentimeter hingga 1 meter. Jadi, bila hujan turun lebih dari kapasitas desain saluran, maka dipastikan ada antrean air.

Tarjuki menambahkan, pada saluran mikro dan penghubung juga terdapat sedimentasi yang mengurangi kapasitas saluran mengaliri air. Untuk saluran mikro, tanggung jawab pemeliharaan dibebankan kepada suku dinas masing-masing wilayah.

Menurut Tarjuki, saat ini, pihaknya masih melakukan lelang proyek pengerukan tersebut. "Pemenang lelang akan diumumkan pada Mei mendatang," ujarnya. Dalam rangkaian kegiatan pengerukan tersebut, pemerintah provinsi juga akan menggandeng konsultan perencana. "Konsultan akan mengukur berapa ketebalan sedimentasi di saluran yang harus dikeruk," kata dia.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi D Bidang Pembangunan DPRD DKI Jakarta Muhayar Rustammudin mengungkapkan genangan air yang terjadi memang disebabkan tersumbatnya saluran drainase. "Daerah genangan yang ada di Jakarta akibat saluran drainase yang mampet," tegasnya.

Maka, kata dia, langkah terbaik untuk mengurangi genangan air adalah memperbaiki saluran yang tersumbat. "Kalau perlu, pelebaran desain saluran, maka bisa dilebarkan sepanjang 1 meter hingga 2 meter," kata dia.

Fakhrurozi, Kepala Bidang pengelolaan Sumber Daya Air di Dinas PU DKI Jakarta mengungkapkan, mengatasi hal itu tidak bisa dengan pelebaran saluran. "Kalau dilebarkan, kapasitasnya justru berlebih," kata dia.

Akibat sedimentasi saluran mikro di Jakarta Timur, misalnya, efektivitasnya kini rata-rata hanya 20-30 persen. Kepala Suku Dinas Tata Air Jakarta Timur Agus Karsono mengatakan saluran air yang tersumbat akibat sedimentasi di antaranya di Jalan Otista, Jatinegara, Pramuka, dan Rawamangun. "Selain itu, Jalan Sugiyono juga tersumbat akibat tanah yang dibuang dari proyek Kanal Banjir Timur," tuturnya.

Dia menambahkan, di Jalan Jatinegara Timur, efektivitas saluran air bahkan berkurang hingga 50 persen. "Karena di dalam saluran ada 36 sambungan jaringan utilitas," kata dia. EKA UTAMI APRILIA



Post Date : 13 April 2009