Sampah di Pelabuhan Ganggu Pelayaran

Sumber:Koran Sindo - 06 November 2008
Kategori:Sampah Jakarta

JAKARTA (SINDO) – Perairan di sekitar Pelabuhan Tanjung Priok terus dicemari sampah setiap hari.Memasuki musim penghujan, jumlah sampah bertambah dua kali lipat dibandingkan hari-hari biasanya. 

Perusahaan pelayaran pun merasa terganggu dengan keberadaan sampah karena sering merusak kapal mereka. Berdasarkan pemantauan, sampah-sampah tersebut berasal dari Kali Legoa, Kali Kresek, Kali Japat, dan Kali Tiram.Meski pencemaran juga berasal dari limbah kapal, sampah kapal, sampah bongkar-muat, kontribusi paling besar berasal dari sampah-sampah daratan melalui aliran sungai.

PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II Cabang Tanjung Priok mengeluhkan tingginya volume sampah tersebut. Saat ini,sampah daratan ini setiap hari bisa mencapai 150 meter kubik.

”Sehari saja tidak diangkut, bisa dibayangkan keberadaan sampah-sampah itu,” ungkap Humas Pelindo II Hambar Wiyadi kemarin. Lebih lanjut Hambar menjelaskan, PT Pelindo II menghabiskan dana Rp18 miliar setiap tahun untuk memelihara aliran sungai, alur, dan kolam pelabuhan. ”Regu comot PT Pelindo menemukan jenis sampah yang sangat beragam dari keempat aliran sungai,mulai sofa, balok kayu, hingga spring bed, termasuk sampah rumah tangga jumlahnya sangat banyak,”lanjutnya.

Manajer Kepanduan PT Pelindo II Cabang Tanjung Priok Supardi menegaskan, keberadaan sampah ini kerap merusak kapal, termasuk keberadaan sampah kecil yang sering masuk mesin kapal hingga rusak.”Rata-rata 80–90 kali kapal kami rusak setiap bulan.Penyebabnya di dalam ruang mesin terdapat tali,ban,kayu,dan sampah plastik,” ungkap Supardi.

Menurut Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Daerah Jakarta Utara Iswardi Mudahan, penanganan limbah sampah di perairan ini memerlukan program terpadu yang melibatkan semua pihak.

Mulai masyarakat hingga pemerintah provinsi perlu turun tangan menangani parahnya sampah dari aliran hulu sungai hingga ke laut.”Perlu dilakukan penanganan dari hulu hingga hilir, bahkan laut yang menjadi pintu terakhirnya, tidak bisa dilakukan sepihak-sepihak,” ungkapnya. (isfari hikmat)



Post Date : 06 November 2008