Sampah Tutupi Pintu Air

Sumber:Kompas - 06 November 2008
Kategori:Sampah Jakarta

Jakarta, kompas - Berbagai macam sampah yang dihanyutkan hujan lebat dan banjir kiriman dari Bogor menghalangi laju arus air di sejumlah pintu air di Jakarta. Selama tiga hari terakhir, Pemerintah Kota Jakarta Pusat terpaksa membersihkan 30-40 ton sampah dari beberapa pintu air.

Kepala Bagian Humas dan Protokol Jakarta Pusat Oyong Hanna Abidin, Rabu kemarin, mengatakan, hujan lebat yang mengguyur Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (2/11) hingga Selasa (4/11) malam menyebabkan kenaikan permukaan air di saluran air dan sungai. Naiknya muka air karena beberapa pintu air, seperti Pintu Air Karet dan Pintu Air Manggarai, tertutup sampah.

”Pokoknya, dalam tiga hari ini, kami telah mengeruk sampah di pintu-pintu air. Total ada 10 truk dengan kapasitas setiap truk 3-4 ton mengangkut berbagai macam sampah dari pintu air agar aliran air dan banjir kiriman dapat kembali lancar,” kata Oyong, Rabu.

Pembersihan sampah di pintu air merupakan kewajiban pemerintah kota, termasuk rehabilitasi saluran mikro. Di Jakarta Pusat, saat ini direhabilitasi 58 saluran mikro.

Bongkar paksa

Terkait upaya antisipasi banjir, 136 bangunan liar yang tiga tahun terakhir menutupi saluran gedong Kali Kresek di Lagoa, Jakarta Utara, dibongkar paksa aparat ketentraman dan ketertiban (tramtib), Rabu. Badan saluran sepanjang 400 meter dengan lebar 5 meter telah kehilangan rupa setelah warga membangun gubuk, warung, garasi, dan gudang.

Akibat hilangnya saluran, selama tiga tahun terakhir Lagoa terendam banjir, terutama di RW 02, 03, 04, dan RW 07. Pembongkaran paksa yang dilakukan sekitar 150 aparat gabungan tramtib, polisi, dan petugas bintara pembina desa (babinsa). Warga yang merasa bersalah tidak melakukan perlawanan.

Lurah Lagoa M Andri mengungkapkan, pihaknya sudah memberikan surat pemberitahuan dan peringatan 7 x 24 jam bagi penghuni untuk segera membongkar sendiri bangunannya. ”Karena tak diindahkan, petugas pun membongkar paksa. Hilangnya saluran adalah salah satu penyebab banjir,” katanya.

Sudah diperingatkan

Terkait adanya korban jiwa saat terjadi banjir kiriman awal pekan ini, Kepala Subdinas Kesiagaan, Pusat Krisis DKI Jakarta, Bobby Aryono membantah tidak diaktifkannya peringatan dini banjir. Sistem peringatan dini sudah diaktifkan sampai tingkat kelurahan dan para petugas yang mengurusi masalah banjir mempunyai kontak langsung dengan petugas di pintu air Katulampa.

Namun, Koko, warga di RW 11 Kelurahan Bidara Cina, mengaku tidak mendengar peringatan apa pun dari petugas pemerintah sebelum banjir. Bahkan, peringatan melalui masjid pun tidak ada.

”Selasa (4/11) malam air naik lagi sampai 20 sentimeter, tetapi tidak ada peringatan apa pun. Kebijaksanaan operasional peringatan dini harus dievaluasi,” kata Koko. (ECA/CAL/NEL)



Post Date : 06 November 2008