SANITASI KEDARURATAN BENCANA BANJIR

Sumber:http://hakli.or.id/
Kategori:Sanitasi
I. PENDAHULUAN:

Pada saat terjadinya bencana banjir orang mengkonsentrasikan pemikiran untuk mendapatkan tempat tinggal yang dapat menjadi tempat berteduh terhindar dari banjir, bagaimana mendapatkan makanan dan minuman yang cukup secara kwantitativ dan dalam keadaan darurat Keyehatan Lingkungan/sanitasi terabaikan .

Kita tidak menyadari bahwa kodisi yang buruk dapat mengungkit terjadinya kasus penyakit Diare, Ifeksi Saluran Pernapasan, Penyakit Kulit, baik pada saat, maupun pasca banjir. Apalagi bila bencana terjadi dalam durasi waktu yang cukup panjang atau lebih dari satu hari saja masalah sanitasi akan semakin nampak dan mendesak. Semakin lama durasi bencana semakin jelas peningkatan kasus penyakit yang berhubungan dengan sanitasi

Pada pasca banjir potensi konflik akibat topik sanitasi juga berpotensi tinggi untuk muncul , kemampuan ekonomi menurun bahkan ada yang hartanya habis, untuk memenuhi kebutuhan dasar pun sulit, masalah sanitasi siapa yang harus mengatasi, dimana harus membuang, orang sudah sangat lelah, sibuk, dan mengutamakan untuk mengelola rumah masing masing, cenderung melupakan bahwa masalah sanitasi di lingkungannya sangat memerlukan koordinasi dan kegotong royongan.

Dalam kedaruratan bencana banjir ini sangat tepat bila sanitarian berperan, baik di lingkungannya sendiri maupun di tingkat pusat dan daerah. Sumbangan yang dapat di berikan berupa pemikiran , kemampuan dan tenaganya dalam tahap Kesiagaan Bencana banjir, Saat Terjadi Banjir dan Pasca banjir.

Tulisan ini kiranya dapat bermanfaat dan dapat mengungkit pemikiran yang lebuh teknis dan operasional.

II. PERAN SANITARIAN:

Mendorong diadakannya kesiagaan sanitasi bencana banjir oleh pemerintah , pusat dan daerah, swasta pengembang , industri, rumahsakit, hotel, penduduk terutama didaerah yang berpotensi banjir.
Menghimpun sumber daya dan sumber dana untuk kegiatan sanitasi dalam kesiagaan, pada saat , pasca banjir.
Memberikan informasi teknis penyelenggaraan sanitasi kesiagaan, saat terjadi dan pasca banjir.
Menggerakan masyarakat untuk menyelenggarakan sanitasi pada saat dan pasca banjir.
Memantau kodisi sanitasi pada saat dan pasca banjir.
Memotivasi untuk memperhitungkan aspek sanitasi pada pemulihan sarana setelah terjadinya banjir.
Melatih SatGas penanggulangan banjir dalam aspek sanitasi.
Melaksanakan Surveilence Penyakit Pasca Banjir.

III. MASALAH SANITASI POTENSIAL

A. Saat terjadinya banjir

1. Air Bersih.
Tidak tersedia air bersih
Sumber air tercemar
Sarana rusak
2. Sampah
Tidak adnya sarana penampungan
Pengelolaan sampah tidak dilaksanakan
Proses pembusukan terjadi setelah melampaui dua hari, bau dan cairan leacet dan lalat muncul.
Sampah dari luar/ sungai masuk kedalam rumah
3. Limbah:
Saluran air limbah tidak berfungsi
Masuknya limbah berbahaya kedalam rumah
Sarana pembuangan kotoran manusia terbatas atau tidak berfungsi
4. Lingkungan fisik
Sarana sanitasi lingkungan rusak/ tidak berfungsi
Lumpur masuk kedalam rumah
Kelembaban tinggi
Suhu rendah
5. Makanan dan minuman
Makanan masak yang diterima tidak terpantau alamat yang memberi dan cara penyelenggaraannya
Lamaya waktu dari saat makanan masak sampai dikonsumsi.
Tempat penyimpanan makanan mentah tidak cukup aman
6. Vektor penyakit dan binatang pengganggu
Lalat, tikus, binatang berbisa, masuk ke rumah/ pemukiman
Tidak tersedia bahan dan alat pemusnah
7. Kecelakaan
Tenggelam/ hanyut
Cedera ringan dan berat
Terkena aliran listrik
Kedinginan

B.Pasca Banjir

Pada pasca banjir masalah yang terjadi pada saat banjir masih tetap ada, ditambah beberapa masalah spesifik yang muncul paada pasca banjir sebagai berikut:

1.Air Bersih
Rusaknya sarana sumber, distribusi, penampungan
Air yang ada tercemar baik dari fisik , kimia, bakteriologis terutama untuk daerah yang terdapat industri, rumah sakit berpotensi tercemar limbah bahan berbahaya dan beracun.
2. Sampah
Berserakan tidak tertampung secara tertutup
Tidak terangkut segera kepembuangan akhir
Terjadi proses pembusukan
Bercampur dengan Lumpur
Terdapat bangkai binatang
3. Limbah
Saluran air limbah tersumbat
Sarana rusak fisik atau tidak berfungsi
4. Lingkungan fisik
Dinding, lantai dan alat rumah tangga lembab
Kerusakan bangunan
5. Makanan dan minuman
Bahan makanan yang tersedia sudah rusak karena tersimpan lama ditempat yang tidak baik
Pengolahan makanan pada lokasi di saat belum dilakukan pembersihan bekas banjir memperbesar kemungkinan terjaadinya pencemaran pada proses penyelenggaraan makanan.
6. Vektor dan binatang pengganggu
Populasi lalat, nyamuk , kecoak dan tikus meningkat
7. Kecelakaan
Terjatuh karena kondisi lingkungan yang belum teratur kembali

IV. KESIAGAAN DI DAERAH BANJIR

1. Air Bersih
Tersedianya sarana pengolahan air bersih sederhana dengan bentuk kecil dengan kemampuan yang cukup besar untuk mengolah air ditempat pengungsian
Tersedianya SDM disetiap tempat pengungsian yang mampu mengoperasikan sarana pengolahan air sederhana.
Tersedianya kantong kantong untuk supply air minum yang dapat dilipat dan dimanfaatkan berulang.
Tersedianya bahan desinfeksi air.
2. Sampah
Tersedia nya kantong kantong plastik untuk sampah dan karung untuk menampung Lumpur
Tersedianya SDM yang mempunyai kemampun mengelola sampah minimal di setiap kelurahan dengan pendekatan memanfaatkan sampah semaksimal mungkin di lingkungan setempat.
3. Limbah
Tersedianya sarana penampungan limbah dan exceta manusia sementara dengan bahan kimia dan bakteri untuk mempercepat dann mengefisienkan proses pembusukan .
Mengutamakan pengamanan limbah B3 yang belum sempat terolah yang ada di daerah banjir.
Pencegahan masuknya Lumpur kedalam rumah atau mengurangi kemungkinannya dengan penutupan celah celah pintu dengan keset atau kain kain yang tidak terpakai.
4. Lingkungan fisik
Tersedianya alat pemanas ruangan sederhana dengan bahan bakar non listrik batrei, batu bara atau batok kelapa untuk mengurangi dingin dan kelembaban
5. Makanan
Tersedianya SDM yang terlatih untuk penyelenggaraan makanan darurat yang saniter.
Tersedianya alat transportasi yang dapat cepat dan aman untuk membawa makanan ketempat lokasi.
Adanya pencatatan Tempat Orang dan waktu pengiriman , penerimaan dan dikonsumsinya makanan.
6. Vektor dan binatang pengganggu
Tersedianya bahan dan alat pembunuh vector dan binatang pengganggu
Adanya kesiagaan masyarakat akan bahaya dan penyakit yang muncul yang berhubungan dengan serangga dan binatang pengganggu.
7. Kecelakaan :
Tersedianya bahan dan alat serta SDM Pertolongan pertama pada kecelakaan

V. TINDAKAN

A. Saat Banjir

1. Air Bersih
Suply alat dan bahan pengolahan air sederhana
Pengamanan penyelenggaraan supply air minum dari sumber hingga saat dikonsumsinya
2. Sampah
Pengumpulan sampah dalam kantong kantong dan disediakan tempat untuk penampungannya .
Suply kantong sampah
Suply bahan untuk mengurangi bau dan mempercepat proses dekomposisi bila banjir lebih dari dua hari
3. Limbah
Suply sarana penampungan limbah dan tinja darurat
4. Lingkungan fisik
Suply alat pemanas
Memfungsikan alat ventilasi dan pencahayaan serta ventilaasi alam
5. Makanan Minuman
Penyelenggaraan pencatatan tempat orang dan waktu pengolahan, penerimaan dan konsumsi makanan jadi serta makanan mentah yang diterima
Pengamanan proses penyelenggaraan makanan di tempat pengungsian
6. Vektor dan binatang pengganggu
Pencegahan dan mencermati kemungkinan terdapatnya vector dan binatang pengganggu
Membasmi vector yang ada.
7. Kecelakaan
Pertolongan Pertama pada kecelakaan yang terjadi dan mengupayakan pertolongan lebih lanjut.

B. Pasca Banjir

1. Air Bersih
Desinfeksi sumber air bersih
Pemeriksaan sarana distribusi dan penampungan dari kerusakan dan kemungkinan kontaminasi
Perbaikan /memfungsikan kembali arana sarana
2. Sampah
Selama masih ada potensi banjir susulan sampah dan Lumpur tetap disimpan dalam kantong dan dapat ditumpuk dimasukkan dalam bronjong sebagai penghambat banjar
Pemanfatan sampah dan lumpur dalam upaya perbaikan lingkungan misalnya untuk pengurukan daerah rendah atau meninggikan tanggul.
Pemilahan sampah dalam upaya daur ulang
Suply bahan kimia / bakteri dan teknologi sederhana untuk pengelolaan sampah ditempat.
3. Limbah
Pengembalian fungsi sarana pembuangan limbah dan tinja
Suply bahan dan alat
4. Lingkungan fisik
Penyebaran informasi tentang cara membersihkan rumah dan kebersihan diri pasca banjir
Suply bahan desinfeksi rumah
Memaksimalkan terjadinya penghawaan dan ventilasi alam
Mempercepat proses pengeringan didalam rumah terutama kamar tidur
5. Makanan Minuman
Penekanan kembali peyelenggaraan makanan yang sehat mengingat kondisi lingkungan yang belum pulih bahkan mungkin memburuk
6. Vektor dan binatang pengganggu
Mewaspadai terdapatnya dan peningkatan perindukan vector dan binatang pengganggu akibat dari banjir.
Penghapusan serangga dewasa secara masal dan serempak.
7. Kecelakaan
Pertolongan pertama pada kecelakaan yang mungkin timbul pada saat orang melaksanakan pemulihan lingkungan.

VI. PENUTUP

Upaya Sanitasi dalam keadaan bencana seharusnya dipersiapkan dalam kesiagaan menghadapi bencana , tidak saja bencana banjir dan tidak hanya terfikir pada saat bencana terjadi sehingga sulit untuk menyelenggarakanya. bencana terjadi .Kita belajar dari terjadinya bencana banjir yang luar biasa tahun 2002 ini bahwa kita tidak dapat mengabaikan upaya penyehatan lingkungan dan sanitasi, dan menganggap upaya tersebut suatu yang hanya membuang biaya dan tidak jelas manfaatnya serta masuk dalam prioritas terendah dalam perhatian maupun tindakan

Masalah Pemulihan kembali fungsi dan sarana Penyehatan Lingkungan / sanitasi tidak dapat diselesaikan per individu atau per keluarga tetapi mrupakan upaya kolektif yang harus dijiwai dengan kebersamaan dan kegotong royongan.

Disusun oleh : Sri Sugirilyati, SKM., MKes.

Post Date : 01 Maret 2005