Saya Ingin Menjaga Air Tetap Bersih

Sumber:Koran Sindo - 16 September 2010
Kategori:Air Minum

Satu per satu sungai sudah tidak dapat difungsikan lagi seperti lima tahun yang lalu.Ada 13 sungai utama di Indonesia yang semuanya dalam status cemar berat.Padahal, sebagian besar dimanfaatkan untuk PDAM.

Kami selalu teringat dengan masa-masa kecil yang tidak akan kesulitan mendapatkan air bersih. Namun, kini negeri yang kaya akan sumber daya air terancam tinggal kenangan.Perilaku manusia saat ini perlahan-lahan membunuh satu per satu sungai yang ada.Pada gilirannya,generasi yang akan datang tidak bisa menikmati air bersih yang mengalir di sungai-sungai. Berikut wawancara dengan Direktur Ecological Observation and Westland Conservation (Ecoton) Prigi Arisandi SSi yang tetap peduli akan kebersihan air.

Sejak kapan bergelut dengan sungai?

Sejak kuliah di Biologi Universitas Airlangga pada 1994.Saat itu saya merasa ada banyak kegiatan eksploitasi yang merusak lingkungan. Penelitian di Ecoton pada 1996 menunjukkan bahwa sungai-sungai yang bermuara di Pantai Surabaya tercemar logam berat. Bahkan, dampaknya sudah mulai dirasakan dengan tingginya kadar Hg (merkuri) dan Pb (timbal) dalam ASI (Air Susu Ibu) maupun dalam darah penduduk yang tinggal di pesisir. Pemerintah seakan tutup mata, telinga, dan mulut. Sebab, tidak ada upaya antisipatif, bahkan cenderung instansi pengelola lingkungan yang lebih berpihak pada pelaku pencemaran.

Mereka selalu berdalih.bila industri ditutup, akan terjadi pengangguran dan mengganggu kestabilan sosial. Indonesia kaya akan sumber daya alam dan mata air. Salah satu potensi yang belum maksimal di kelola peradaban di Jawa Timur pun dibangun di atas Sungai Brantas, Doho, Singosari, dan Majapahit. Kerajaan yang berdiri makmur atas pemanfaatan Brantas dengan arif.Sayangnya,selama era modern ini hanya mengeksploitasi tanpa upaya konservasi.

Apa yang Anda lakukan menghadapi kondisi tersebut?

Dulu sering LSM dicap sebagai organisasi yang hanya ngomong tanpa data.Karena itu,LSM Ecoton di antaranya sangat mengedepankan data yang valid dan scientific. Sebelum melakukan kampanye atau perlawanan,kami melakukan investigasi dan penelitian dengan menggandeng laboratorium-laboratorium standar nasional. Bahkan, setidaknya menjadi rujukan di Provinsi Jawa Timur.

Laboratorium itu misalnya Laboratorium Perum Jasa Tirta I Malang, Laboratorium Bina Marga Dinas Pengairan Jawa Timur,dan BTKL (Balai Teknik Kesehatan Lingkungan). Selain itu,kami melakukan pula penelitian dengan analisis kami.Sebab, di Ecoton sebagian besar adalah saintis yang memang pekerjaannya melakukan penelitian.Bahkan,pada 2002 Ecoton bekerja sama dengan Laboratorium Pemerintah Kota Minamata (Provinsi Kumamoto) Jepang untuk mengkaji pencemaran merkuri di Kali Surabaya.

Kenapa hanya fokus pada Kali Surabaya?

Sebenarnya tidak hanya fokus Kali Surabaya, tetapi masalah-masalah lingkungan yang menyangkut pencemaran sungai dan lahan basah.Khususnya di Kali Surabaya karena kebetulan leaknya di Jawa Timur dan berdampak pada empat juta warga Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo. Jadi, sebelum membereskan masalah lingkungan di pelosok Nganjuk atau Jombang,masalah yang dekat harus diselesaikan terlebih dahulu. Apalagi 96% bahan baku PDAM Surabaya berasal dari Kali Surabaya.Ironisnya,Kali Surabaya sejak 1999 hingga 2007 status sungainya tercemar berat.

Catatan kami, di atas 80% industri yang membuang limbah ke sungai tidak memiliki IPAL yang memadai. Dari situ saya sangat tertarik dengan isu sungai karena selama ini pemerintah dan masyarakat umumnya lalai dan mengabaikan pentingnya pengelolaan lingkungan. Masyarakat saat ini seolah tutup mata, telinga, dan mulut atas kerusakan sungai dan tercemarnya sumber mata air.Padahal,ada hakhak anak kita dan anak cucu kita yang harus dilindungi. Sebaliknya kita mengeksploitasi sumber daya air tanpa memperhitungkan cadangan bagi generasi mendatang.

Gagasan-gagasan penting soal pemberdayaan masyarakat yang seperti apa yang sangat Anda inginkan?

Saya selalu melibatkan anakanak dalam kegiatan penyelamatan lingkungan. Sebab, sebenarnya anak-anak adalah korban nyata dari pencemaran lingkungan yang sekarang sedang terjadi.Sebanyak 63% penderita kanker anak tinggal di Tepian Kali Brantas. Sementara 80% anak-anak di pesisir Kenjeran mengalami gejala slow learner (gejala idiot). Anak harus disadarkan tentang kondisi lingkungan yang mempengaruhi hidup mereka, terutama kualitas air. Atas dasar itulah saya berusaha menjadi manusia yang tahu (berpengetahuan), mau tahu (peduli),dan mau memberi tahu (memotivasi orang). Di dalam memberitahukan suatu hal atau gagasan,terkandung komponen untuk melayani orang lain (to serve).

Saya merasa selalu saja diberi kemudahan-kemudahan dalam hidup bila saya berlaku melayani orang lain.Ada saja pertolongan Tuhan yang datang. Prinsipnya, kalau kita membuat mudah kesulitan orang, pastinya Tuhan akan memberikan kemud a h a n bagi hidup kita. Karena itu, bagaimana agar Kali Surabaya dan Kali Brantas kembali pulih pada fungsinya. Saya selalu menanamkan pada anak-anak muda bahwa seseorang bisa menjadi yang diinginkan asalkan mau.Bila mau,menjadi manusia pembelajar. Karena itu, saya selalu menekankan akrab dengan masalah lingkungan.

Untuk itu, sensor serangan air, yaitu sebuah cara untuk mengajak pelajar berpartisipasi memantau kualitas air yang sebelumnya menjadi domain kampus dan instansi pemerintah. Saya juga mengajak SMA Negeri 1 Driyorejo membuat surat cinta untuk pencemar.Gagasan ini dimunculkan karena mereka setiap hari melihat pabrik-pabrik di sekitar rumah dan sekolah mereka membuang limbah ke sungai yang menjadi bahan baku PDAM. Selain itu, di SMA Manyar menggagas ide sekolah menjadi pusat informasi lingkungan. Gagasan ini dikembangkan,yakni pelajar mengidentifikasikan masalah di sekitar Manyar dan berusaha ikut memberikan rekomendasi pada masyarakat.

Kegiatan advokasi lingkungan yang Anda geluti pasti mengandung risiko. Lantas hambatanhambatan yang dialami selama ini?

Masalah lingkungan bukan menjadi masalah prioritas.Manusia pada umumnya adalah fatalistic. Mereka akan menyadari untuk berubah setelah mereka menjadi bagian dari korban. Di Jepang, polusi menjadi isu penting setelah tragedi matinya korban jiwa akibat minamata disease. Di Amerika ada gerakan konservasi setelah kepunahan spesies telah banyak terjadi dan banyaknya penderita kanker akibat revolusi hijau Silent Spring atau kesadaran masyarakat Eropa untuk membersihkan lingkungan setelah kerusakan parah yang disebabkan oleh revolusi industri.

Jadi, masalah utama untuk penyadaran lingkungan adalah rendahnya kesadaran semua pihak. Nmaun, saya optimistis dengan semakin banyaknya contoh-contoh sukses,pemulihan lingkungan hidup akan menginspirasi banyak orang.Namun, usaha ini harus dipercepat dan diperluas skalanya.

Bagaimana upaya yang Anda lakukan untuk mengubah kebijakan lingkungan?

Pada 1998–2005,dari penelitian yang kami lakukan, disimpulkan bahwa pencemaran banyak terjadi. Bahkan, memberi dampak pada masyarakat adalah pencemaran yang ditimbulkan oleh aktivitas industri. Pemerintah kota/kabupaten serta provinsi sering berpihak dan lemah dalam pengawasan pembuangan limbah yang kerap melebihi baku mutu. Karena itu, Ecoton sering bekerja sama dengan media massa mengekspos nama-nama industri pencemar.

Cara ini sangat efektif karena industri umumnya memiliki rasa malu apabila industrinya dicap pabrik pencemar atau tertangkap membuang limbah yang melebihi baku mutu. Apalagi bagi industri yang terdaftar di bursa efek, berita negatif tentang perusahaan akan membawa dampak keengganan masyarakat untuk membeli sahamnya. Ironisnya lagi, instansi lingkungan kabupaten/kota maupun provinsi merasa kecolongan. Sebab, selama ini umumnya industri melaporkan hasil uji buangan limbah industri yang dilaporkan selalu bagus. Selain itu, Ecoton juga sering kampanye kepada masyarakat untuk tidak membeli produk-produk industri pencemar.

Terkadang perlawanan yang dilakukan itu buntu. Kira-kira apa yang dilakukan Ecoton untuk melawannya?

Ada banyak cara,salah satunya dengan jalur hukum.Kami,Ecoton pada 2007 dan 2009, menggugat gubernur Jawa Timur karena lalai tidak mengelola Kali Surabaya. Jadi, selama 10 tahun kualitas air Kali Surabaya tidak layak dijadikan bahan baku air minum. Bahkan,kami melaporkan pula industri pencemar pada polisi.Hal itu di antaranya dengan melakukan patroli sungai dan investigasi sumber pencemaran,serta melaporkan hasil investigasi pada polisi atau BLH (Badan Lingkungan Hidup).

Hal yang terbaru yang sedang didorongkan Ecoton?

Kami sedang menggugat presiden, Menteri Negara Lingkungan Hidup, dan Menteri Pekerjaan Umum. Karena kelalaian mereka tidak mengelola Kali Brantas pada 2006–2010, kualitas air Kali Brantas menjadi tercemar berat. Padahal, sebagian airnya dipakai untuk bahan baku PDAM. Selain itu, kami juga membangun kemitraan konservasi sumber mata air.Upaya kemitraan antara pemerintah, pemerintah desa yang bersinggungan langsung dengan sumber air (mata air, danau, dan sungai), sekolah (SMP dan SMA di sekitar sumber air), LSM, organisasi masyarakat dan kepemudaan, serta sektor swasta.

Semua pihak melakukan upaya pemantauan bersama-sama untuk terjaganya kelestarian dan keberlanjutan pemanfaatan sumber daya air yang adil. Perlunya mendorong perda pengelolaan kualitas air yang memuat parameter biologi dengan menggunakan serangga air sebagai parameter kunci. Selama ini pemantauan kualitas air menggunakan parameter DO,BOD,COD yang hanya diukur oleh alat mahal yang dimiliki Dinas Lingkungan Pemprov Jawa Timur. Jadi, terbatas orang atau instansi tertentu yang bisa memantau kualitas air.Dengan dimasukkannya serangga sebagai parameter kunci,semua orang akan bisa memantau kualitas air.

Anda dengan LSM Ecoton cukup getol memperjuangkan lingkungan. Terusyangsudahmendapat respons atas advokasi tersebut?


Respons pemerintah sudah melakukan penghitungan daya tampung Kali Surabaya tinggal disahkan dalam SK Gubernur.Selain itu, Perum Jasa Tirta 1 sudah memberikan izin pengelolaan bantaran kepada sekolah, Ecoton, dan masyarakat untuk dikelola secara partisipatif. Selain itu, membangun pula kerja sama dalam program Stop Cemari Kali Surabaya dengan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Jatim dan PDAM Kota Surabaya.Bahkan,sampai saat ini Ecoton dan BLH sedang membangun kampung-kampung tepi sungai untuk menjadi kampung zero waste.

Bahkan, BLH Jatim, Poltabes Surabaya, dan Perum Jasa Tirta 1 Malang menandatangani kerja sama untuk melakukan patroli pencemaran Kali Surabaya dari Desember 2008 hingga sekarang. Sudah ada 17 industri yang ditangkap. Bahkan,Kepala UPT Rumah Potong Hewan Pemkot Surabaya saat ini dipenjara.

Terakhir, aktivitas unik yang Anda lakukan untuk mendukung aktivitas advokasi lingkungan supaya tidak memudar?


Saya suka fotografi, menulis, demonstrasi di jalan dengan aksi teatrikal. Bahkan, dalam setiap aksi menampilkan hal unik.Kendati dengan anggota yang sedikit, bisa terpublikasi di media.Bahkan, hobi aksi itu sudah saya lakukan pada 1999. Sewaktu advokasi Kali Surabaya dalam sebulan,kami aksi turun ke jalan setiap pekan untuk mendesak gubernur dan DPRD seriusi pelaku pencemaran.

Di sisi lain, saya suka mandi di sumber-sumber air di gunung. Hal ini saya yakini bisa membuat kita lebih segar dan membuat lahirnya ide-ide baru.Umumnya di daerah sumber yang banyak ditumbuhi pohon-pohon besar yang sudah hidup puluhan tahun keberadaannya bisa mencharge energy metafisika dalam diri kita. Terakhir, mengumpulkan kliping-kliping lingkungan sebagai bahan evaluasi perkembangan masalah lingkungan sekaligus referensi untuk bahan artikel. Sebab,umumnya masalah lingkungan selalu berulang-ulang tiap tahun. (ashadi ik)



Post Date : 16 September 2010