Sembilan Rumah Hanyut

Sumber:Jurnal Nasional - 04 Januari 2013
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SEBANYAK sembilan rumah warga di dua kecamatan di Kabupaten Kolaka Utara (Kolut), Sulawesi Tenggara (Sultra), hanyut terbawa banjir. Hal ini disebabkan hujan deras yang tak kunjung renda sepanjang dua hari terakhir.
 
“Selain rumah warga yang hanyut, juga terdapat 13 unit rumah lainnya yang mengalami rusak berat dan 56 unit lagi rusak ringan, serta 230 lainnya terendam banjir,‘ kata Kepala Badan Penanggulangan dan Bencana Daerah (BPBD) Kolut, Munir, Kamis (3/1).
 
Munir menambahkan, selain rumah penduduk, fasilitas umum juga mengalami kerusakan, di antaranya tiga buah jembatan rusak total, jalan rusak sepanjang 2,5 kilometer, tiga unit gedung sekolah terendam, tiga tiang listrik roboh.
 
“Banjir ini juga merendam lahan perkebunan kakao dan kelapa seluas 100 hektare dan persawahan seluas 25 hektare," kata Munir di Lasusua, ibu kota Kolut, Kamis (3/1), setelah memverifikasi total kerusakan yang dialami. Dua kecamatan yang terendam banjir tersebut adalah Kecamatan Lambai dan Lasusua.
 
Munir yang juga menjadi Ketua Tim Terpadu Penanggulangan Bencana Kabupaten Kolut menambahkan, banjir disebabkan meluapnya dua sungai utama di daerah itu, yakni Sungai Lambai dan Sungai Batuganda.
 
Sejauh ini, tim terpadu masih melakukan pembersihan di sekitar lokasi banjir. Meskipun tidak ada korban jiwa namun kerugian ditaksir mencapai puluhan miliar rupiah.
 
Dikatakan Munir, dari waktu ke waktu intensitas banjir pun semakin membahayakan. Hal ini dipengaruhi oleh rusaknya daerah resapan air di kawasan rawan bencana akibat alih fungsi lahan yang tidak terkontrol.
 
Alih fungsi lahan dari hutan menjadi perkebunan kakao dan cengkeh milik masyarakat dilakukan dengan masif. Padahal, kemiringan lereng di wilayah ini tidak ideal untuk perkebunan. Akibatnya, ketika musim hujan tiba, potensi longsor dan banjir sangat besar terjadi
 
Sementara itu di Makassar sedikitnya ratusan rumah warga yang dihuni 273 Kepala Keluarga terendam air dengan ketinggian selutut orang dewasa.
 
Banjir disebabkan jebolnya tanggul dan menyebabkan luapan air sungai mengalir deras ke kawasan permukiman Perumnas Antang. Banjir juga merendam sawah dan ladang di atas areal milik Perumnas yang selama ini dimanfaatkan warga setempat untuk bercocok tanam padi, jagung, singkong dan sayur-mayur.
 
Yusri, salah seorang warga Perumnas Antang yang ditemui di lokasi mengatakan, perumahan terendam ini sejak pukul 20.00 Wita, Rabu malam, (2/1) setelah hujan mengguyur selama dua hari berturut-turut tanpa henti.
 
Tanaman Padi Puso
 
Syamsiah, (57) warga Makassar lainnya, mengeluhkan luapan air ini menyebabkan tanaman padinya yang ditanam sejak seminggu lalu di areal sawah milik perumnas ikut terendam. "Kurang lebih 1 hektare sawah yang sudah ditanami terendam air. Kerugian kira-kira Rp 5 juta," tutur Syamsiah.
 
Sementara itu, banjir juga merendam beberapa di wilayah lain nusantara. Salah satunya terjadi di bantaran Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur. Pada daerah ini banjir sedikitnya merendam 1.157 hektare tanaman padi. Sebagian besar di antaranya sudah siap panen.
 
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro Kasiyanto, Kamis, mengatakan belum bisa menyebutkan besarnya kerugian petani karena tanaman padinya terendam air banjir dengan alasan banjir masih berlangsung.
 
"Kami tidak berani memanen tanaman padi yang sudah siap panen, sebab genangan terlalu tinggi," kata seorang petani di Desa Ngulanan, Kecamatan Dander Khamid, dibenarkan sejumlah petani lainnya.
 
Data di BPBD, banjir luapan Bengawan Solo di daerah setempat, telah merendam sedikitnya 37 desa di sejumlah kecamatan, di antaranya di Kecamatan Kota, Kanor, Balen, Kapas, Trucuk dan Kalitidu.
 
Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan BPBD Kabupaten telah berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Jatim dan instansi terkait untuk melakukan penanganan darurat, mendirikan dapur umum, posko kesehatan, dan sebagainya.
 
Bencana banjir, lanjut Sutopo, juga melanda Sumbawa Barat dan Aceh Besar. "Di Kabupaten Sumbawa Barat banjir terjadi pada Rabu pukul 14.30 Wita. Empat kecamatan terdampak langsung oleh banjir bandang, yaitu Pototano, Sateluk, Brangrea, dan Taliwang," kata Sutopo.
 
Dia mengatakan dalam banjir di Sumbawa Barat itu, sekitar 370 rumah terendam banjir, dua rumah rusak berat, dua sapi hanyut, tiga jembatan putus, dan 120 hektare lahan pertanian terendam. Selain itu dua jembatan terputus akibat banjir.
 
"Di Kabupaten Aceh Besar, banjir terjadi di Desa Beurenud, Kecamatan Seulimum Desa pada Rabu pukul 20.00 WIB. Sekitar 600 jiwa mengungsi, rumah terdampak 95 unit dengan ketinggian air tiga-empat meter," katanya. Syahrir/Ika/Ant


Post Date : 04 Januari 2013