Taman Kota Jadi Tempat Buang Sampah

Sumber:Media Indonesia - 20 Desember 2012
Kategori:Sampah Jakarta
BOCAH-BOCAH berkulit cokelat gelap tampak semangat bermain sepeda, mengelilingi Taman Budi Raya, Kemanggisan, Jakarta Barat. Mereka tetap asyik menggowes sepeda di arena lapangan bola di taman tersebut yang belakangan ini sering dijadikan ajang balapan sepeda.
 
Di sekitar lapangan ada beberapa kursi taman dari besi hanya tinggal kerangkanya. Ada juga yang kondisinya rusak. Taman berpagar pilar-pilar setinggi 20 cm dan bercat putih abu-abu itu cukup menarik perhatian. Ada tiga patung perempuan yang diletakkan di tangga-tangga yang berwarna hijau dan putih. Sepertinya taman tersebut didesain menyerupai tamantaman yang ada di Eropa.
 
Hadi, seorang pemilik usaha hiasan taman, menjelaskan dahulu Taman Budi Raya memiliki area bermain anak-anak seperti kapal-kapalan dari besi untuk dipanjat. “Sudah lama rusak. Gawang untuk sepak bola saja tidak ada jaringnya. Sekarang anak-anak cukup main bola dan main sepeda,“ ujar Budi. Dari pengakuan warga, bila malam hari taman cukup gelap. Kebanyakan tempat tersebut dijadikan pertemuan muda-mudi berpacaran.
 
Padahal dahulu saat taman itu didirikan, penuh dengan pepohonan dan bunga-bunga cantik. Banyak pedagang menggantungkan nasib di taman tersebut. “Banyak warga kumpul di sore hari, sambil makan dan minum,“ sambung Mahmudi.
 
Kondisi serupa juga terjadi di Taman Delima RW 005 Tanjung Duren Timur. Taman yang berada di tengah permukiman warga ini tampak kumuh dan gersang. Hanya ada beberapa pohon besar dan sebuah pohon kelapa. Di tengah taman malah dijadikan tempat pembuangan sampah.
 
Tiang besi berbentuk mobil-mobilan beralih fungsi menjadi warung soto. Papan seluncuran di areal bermain yang terbuat dari semen dikelilingi ilalang.
 
Ketua RW 005 Mudjeni TB mengaku sering kali mereka iuran sendiri untuk menanam pohon. “Kerja bakti selalu dilakukan, tetapi namanya tempat umum dan terbuka. Hari ini dibersihkan, besok kotor lagi,“ ujarnya.
 
Saat menanggapi rusaknya beberapa taman kota tersebut, Kepala Subdinas Pertamanan Jakarta Barat Jansen Saragi, berdasarkan peraturan yang diterapkan sejak 2005, pengelolaan, perawatan, dan perbaikan taman kota diserahkan kepada pihak ketiga atau swasta melalui lelang.
 
Pada tahun ini Sudin Pertamanan Jakarta Barat mendapat alokasi dana Rp28 miliar untuk pemeliharaan, penataan, dan perbaikan. Namun, pengelolaan taman tetap pada pihak ketiga. Sayangnya, kondisi tidak juga membaik.
 
Berdasarkan kasus tersebut, Sudin Pertamanan akan melakukan swakelola taman dan jalur hijau mulai 2013 dengan anggaran Rp29 miliar. “Kami akan meminta jumlah staf. Saat ini hanya ada 15 staf yang berstatus PNS, dan 3 di antaranya yang turun ke lapangan.“
 
Sementara itu, jumlah taman yang ada sebanyak 203 tempat dan 135 jalur hijau di seluruh wilayah Jakarta Barat. (*/J-4)


Post Date : 20 Desember 2012