Tampung Air, Warga Sedot Selang Hingga Malam Hari

Sumber:Koran Sindo - 23 Januari 2013
Kategori:Air Minum

Sudah dua tahun belakangan ini Nurhayati warga Dusun IV,Desa Paluh Sibaji,Kecamatan Pantai Labu,Kabupaten Deliserdang harus ekstra keras mendapatkan air bersih.Bukan jauhnya jarak sumber air,tetapi ibu berusia 43 tahun ini harus menyedot air dengan menggunakan selang dari sumber air.

Mirisnya, tak ada alat sedot yang dipakai.Terpaksalah langsung menggunakan mulut untuk menyedot, memancing air agar ke luar. Sumber air yang dipakai Nurhayati sekeluarga beserta warga lainnya selama 25 tahun terakhir ini memang mengandalkan lubang bekas korekan pasir yang ternyata menjadi mata air.Karena airnya begitu bening dan cukup banyak keluar,warga pada waktu itu berinisiatif menjadikan lubang tersebut sebagai sumber air utama.

Warga juga membuat semacam bak penampungan dengan tinggi sekitar dua meter.Sementara lebar dan panjangnya dua meter langsung di sumber air itu.Tapi debit air dibak penampungan saat ini benar-benar menyusut.Ini akibat proyek pengerukan pasir secara besar-besaran untuk keperluan pembangunan Bandara Kuala Namu di dusun tersebut.

Sekarang warga harus antre mendapatkan air.Bahkan antrean hingga malam hari.Namun antrean yang sudah tidak masuk akal itu tidak menyurutkan Nurhayati untuk mendapatkan air bersih. Menurut Nurhayati,sudah 25 tahun sumber air tersebut mampu memenuhi kebutuhan seluruh warga di dusun tersebut tanpa harus antre. Saat itu air berlimpah,tetapi kini untuk mendapatkan nya, warga harus menyedot menggunakan selang agar air dapat ke luar. Awalnya sumber mata air itu keluar melalui pipa dan kran.

Namun,pada 2010 pipa diganti selang.“Karena susah airnya keluar lagi,makanya dicopotlah pipa kerannya diganti sama selang.Lalu, disedotlah air bersih itu dari baknya.Sampai pegal-pegal mulut kami mengisap dan men yedot air itu pakai selang,” katanya. Nurhayati dan warga lainya sangat berharap air bersih di dusunnya agar dapat lancar kembali sesuai keperluan warga.“Minta segeralah dipercepat prosesnya untuk melancarkan air bersih ini.

Karena cuma di sini semua warga dusun bisa mendapatakan air bersih untuk masak,menyuci, mandi dan air minum.Segalanya untuk keperluan rumah tangga,”ujarnya kepada SINDO. Titin,35,warga lainnya juga mengakui hal yang sama.Sejak dua tahun belakangan ini, air bersih di dusunnya tidak lancar seperti dulu.Mengantre mendapatkan air hingga larut malam sudah menjadi tradisi warga.“Makanya kami sudah biasa menghadapi seperti ini, sudah tahulah seberapa tingkat kesabaran warga di sini.

Malah kadang-kadang warga dusun lainnya juga mengambil air di sini.Makanya kami sudah terbiasa dengan antre-antrean sampai malam hari pun masih ada, hanya karena mau dapat air bersih ini saja,”paparnya. Kepala Desa Paluh Sibaji Abdul Hafiz melalui Kepala Urusan (Kaur) Pembangunan Desa Paluh Sibaji,Kecamatan Pantai Labu,Kabupaten Deliserdang Muhammad Taufik mengatakan,semenjak dua tahun terakhir atau tepatnya saat dimulainya proyek pembangunan Bandara Kuala Namu, air yang keluar dari mata air itupun tak deras lagi.

Air yang keluar tak lagi mampu memenuhi kebutuhan warga seperti 25 tahun terakhir. Dapat dikatakan proyek pembangunan Bandara Kuala Namu menjadi “petaka”bagi warga.Saat itu kontraktor pelaksana pembangunan membutuhkan pasir yang sangat banyak untuk melapisi areal bandara yang tekstur tanahnya memang tidak padat.

Maka dimulai lah pengerukan pasir di Dusun IV, Desa Paluh Sibaji,Kecamatan Pantai Labu,Kabupaten Deliserdang dengan jumlah besar.Saat itu perusahaan yang menangani pengerukan pasir adalah PT Lampiri pada 2012. “Saat itu warga dijanjikan akan mendapatkan konvensasi untuk satu kubik pasir yang diangkut senilai Rp500.Konvensasi itu diberikan untuk perbaikan sarana desa seperti perbaikan sumur bor yang berada di Dusun IV.

Namun sampai sekarang belum juga terealisasi,”kata dia.Taufik meyakini akibat banyaknya pengerukan pasir menjadi penyebab menyusutnya air yang keluar dari bak penampungan milik warga. “Jadi kami bermohon kepada pihak-pihak terkait untuk membantu masyarakat di Dusun IV agar mudah mendapatkan air bersih.Dulu perjanjian pihak PT Lampiri akan memberikan bantuan konvensasi pada setiap dusun seperti di dusun II dan dusun IV.Katanya bakal ada tanah wakaf (kuburan), tapi sampai sekarang belum ada anggapan dan realisasinya,”kata Taufik. M ANDI YUSRI



Post Date : 23 Januari 2013