TPST Bantargebang Semburkan Gas Metan

Sumber:Kompas - 11 Agustus 2011
Kategori:Sampah Jakarta

Bekasi, Kompas - Kepala Kepolisian Sektor Bantargebang Komisaris Gunawan, Rabu (10/8) di Bekasi, mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab semburan api dari pipa gas metan di Zona 3 Tempat Penampungan Sampah Terpadu Bantargebang, Kota Bekasi, Selasa (9/8) pukul 20.30.

Semburan itu mengakibatkan tiga pekerja subkontraktor penyambungan pipa, yakni Deni Saputra (27), Samin (29), dan Tony (36), menderita luka bakar sehingga dirawat di Rumah Sakit Thamrin, Cileungsi.

Managing Director Tempat Penampungan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang Douglas Manurung mengatakan, penyambungan pipa dibantu mesin genset di dekatnya. Diduga, ada percikan api dari mesin genset itu yang menyambar pipa sehingga terjadi semburan api.

Ciangir Batal


TPST Ciangir, Kecamatan Legok, Kabupaten Tangerang, Banten, batal menjadi tempat pembuangan sampah DKI Jakarta. Pasalnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang telah mengubah Rencana Tata Ruang Wilayah Ciangir menjadi perumahan. ”Sekarang, di sekitar lahan itu juga sudah dikelilingi perumahan. Jika Jakarta tetap menjadikan TPA, selain melanggar tata ruang, juga akan mengganggu warga sekitar,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, kemarin.

Lahan seluas 96 hektar itu sebenarnya sudah ditawar Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk tukar guling. Namun, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum memutuskannya. Untuk pengolahan sampahnya sendiri, DKI sedang membangun tiga lokasi pengolahan sampah terpadu di dalam kota.

Menurut Fauzi, pengolahan sampah di dalam kota juga untuk menghindari keberatan warga di luar Jakarta yang wilayahnya dilintasi sampah dari Jakarta.

Pengolahan sampah di dalam kota dikembangkan dengan membuat intermediate treatment facility (ITF) dan sentra 3R (reuse, reduce, and recycle). Sudah ada tiga lokasi yang dipakai untuk ITF dan sentra 3R, yakni Sunter, Cakung Cilincing, dan Marunda. Hal ini sesuai dengan master plan Dinas Kebersihan DKI Jakarta. ”Dengan begitu, akan ada pilihan lain selain Bantargebang untuk membuang sampah,” kata Fauzi.

Saat ini, ITF Cakung Cilincing sudah beroperasi sejak 1 Agustus 2011, tetapi penerapan teknologi mechanical biological treatment (MBT) baru akan dilakukan pada Januari 2012 dan pada Juli 2012 akan beroperasi penuh. Teknologi pengolahan sampah yang diterapkan di ketiga ITF tersebut akan berbasis teknologi tinggi, modern, tepat guna, dan ramah lingkungan.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna mengatakan, pengembangan ITF Cakung Cilincing dilakukan bertahap. Sementara pembangunan ITF Sunter menggunakan skema kerja sama pemerintah daerah dan swasta dalam pengadaan infrastruktur. (BRO/ARN)



Post Date : 11 Agustus 2011