Urat Nadi Bisnis Tersumbat Banjir

Sumber:Kompas - 05 April 2012
Kategori:Banjir di Jakarta
Jakarta, Kompas - Sepanjang Rabu (4/4), cakupan banjir di Jakarta, Tangerang, dan Tangerang Selatan meluas. Banjir yang menggenangi Jalan Daan Mogot di Jakarta Barat membuat jalur utama lalu lintas dan bisnis antara Jakarta dan kawasan sekitarnya kacau serta terkunci.
 
Jalan Daan Mogot yang menghubungkan Jakarta dan Kota Tangerang macet parah karena banjir cukup tinggi di beberapa titik. Lalu lintas di perempatan Cengkareng kacau dan terkunci karena kendaraan menumpuk dari berbagai arah dan pengendara berebutan untuk melaju. Kondisi ini berlangsung sejak sekitar pukul 05.00 hingga lepas tengah hari.
 
Banjir terparah terjadi di Jalan Daan Mogot Kilometer 13, tepatnya di Kantor Bersama Samsat Jakarta Barat, yang tergenang hingga 50 sentimeter (cm). Kendaraan yang nekat menerobos banjir banyak yang mogok membuat lalu lintas semakin tersendat. Akibat banjir itu, bus transjakarta Koridor III (Kalideres-Harmoni) dan Koridor VIII (Harmoni-Lebak Bulus) pada pagi hari tidak beroperasi.
 
Camat Cengkareng Junaedi mengatakan, warga RW 04 Kelurahan Duri Kosambi; RW 01 dan RW 02 Kelurahan Rawa Buaya; serta warga RW 11, RW 13, dan RW 14 Kelurahan Cengkareng Timur sudah mengungsi ke posko banjir. ”Ketinggian air di Rawa Buaya sekitar 1 meter, sedangkan di Duri Kosambi dan Cengkareng Timur 80 cm. Sekarang air sudah turun 10-20 cm,” kata Junaedi.
 
Banjir juga melanda perumahan Green Garden di Kedoya, Kebon Jeruk. Sementara di Jakarta Selatan, kawasan Pondok Labu dan beberapa kawasan lain di aliran Sungai Krukut juga masih tergenang.
 
Sebagian area Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap Muara Karang di Penjaringan, Jakarta Utara, yang memasok separuh dari total kebutuhan listrik sebesar 3.000 megawatt di kawasan Ibu Kota tergenang sampai semata kaki (sekitar 5 cm) saat terjadi hujan deras, Selasa malam.
 
General Manager PLTGU Muara Karang Rudy Hendra Prastowo mengatakan, meski genangan baru sekitar 5 cm, kondisi itu sudah menjadi ancaman karena permukaan area PLTGU saat ini sudah 1 meter di bawah permukaan laut. Apalagi sekarang di area rawa sedang dibangun apartemen. Dengan demikian, tak ada lagi saluran pembuangan air dari permukiman ke laut.
 
1.980 pengungsi
 
Berdasarkan data terkini dari Crisis Center Provinsi DKI Jakarta, hingga Rabu pukul 16.00, sejumlah daerah di Jakarta masih tergenang. Untuk wilayah Jakarta Barat, total pengungsi sebanyak 1.980 orang dengan rincian Cengkareng Barat sebanyak 500 orang, Duri Kosambi 510 orang, Kelurahan Rawa Buaya 700 orang, Kelurahan Cengkareng Timur 145 orang, dan di Tegal Alur 125 orang.
 
Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, Rabu, mengatakan, Pemprov DKI Jakarta telah siap dengan posko pengungsian. Semua posko dilengkapi dengan pelayanan kesehatan dan juga dapur umum 24 jam. ”Warga korban banjir, apalagi yang mengungsi, jangan khawatir. Semua fasilitas kami sediakan untuk menjamin kesehatan.”
 
Khusus kepada warga Pondok Labu yang daerahnya hingga saat ini masih tergenang banjir, Fauzi Bowo menjamin ke depan banjir di kawasan Pondok Labu, Jakarta Selatan, akan lebih cepat surut. Pompa penyedot air permanen akan dipasang di wilayah tersebut bulan depan.
 
Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Airin Rahmi Diany, Selasa malam, mengatakan, untuk menangani 30 titik lokasi banjir di beberapa kecamatan Kota Tangerang Selatan, pemerintah kota memfokuskan pada perbaikan sistem drainase dan penataan lingkungan perumahan.
 
Saat ini, Pemerintah Kota Tangsel tengah memetakan setiap lokasi banjir. Hal ini untuk melakukan penilaian dan menyusun rencana serta alokasi pendanaan perbaikan sistem drainase dan lingkungan perumahan. ”Dana APBD Kota Tangsel hanya Rp 1,5 triliun. Padahal, banyak bidang, seperti infrastruktur jalan dan sistem pembuangan sampah, yang harus dibenahi selain sistem drainase. Karena itu, kami masih memetakan 30 titik lokasi banjir yang penanganannya berbeda-beda,” ujar Airin.
 
Puncak hujan terlewati
 
Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Tuwamim Mulyono mengatakan, masyarakat di Jakarta tidak perlu khawatir lagi karena curah hujan di Jakarta dan sekitarnya sudah melewati puncak, Senin dan Selasa lalu. ”Itu pengaruh peralihan musim atau biasa disebut musim pancaroba,” ujar Tuwamim.
 
Menurut Hariadi, Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca BMKG, mendung yang terjadi di Jawa, seperti di kawasan Jakarta dan sekitarnya, terkait pola angin yang mengarah dari tenggara sebagai dampak badai Pakhar di Laut China Selatan bagian utara.
 
Badai ini telah reda di daratan Vietnam. Seiring berhentinya badai Pakhar, peluang terjadinya hujan di Jabodetabek akan lebih besar. Sore atau menjelang malam, Jabodetabek akan mudah turun hujan.
 
Untuk mengatasi kekacauan lalu lintas sepanjang Rabu pagi hingga petang, kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, lebih dari 1.000 polisi lalu lintas disebar ke lokasi-lokasi banjir untuk mengatur arus lalu lintas. ”Kami juga menurunkan anggota dari Direktorat Sabhara untuk membantu,” katanya, Rabu siang.
 
Wakil Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Wahyono menambahkan, anggotanya sudah disebar sejak Selasa malam. ”Kami sudah ada di lokasi sejak semalam dan pada pagi hari dilakukan penebalan atau penambahan anggota di beberapa lokasi,” katanya.
 
Menurut Wahyono, pengalihan arus lalu lintas sangat bergantung pada jaringan jalan yang ada dan tinggi rendah genangan. ”Jadi, belum bisa dipolakan dengan tepat. Saat ini kami pun sedang berkoordinasi dengan Pemprov DKI untuk pemutakhiran data rawan bajir,” katanya. (nel/arn/gal/pin/win/ndy/mdn/fro/RTS/har/yun/naw)


Post Date : 05 April 2012