Volume Sampah Perparah Banjir

Sumber:Republika - 30 Oktober 2008
Kategori:Sampah Jakarta

JAKARTA-- Kenaikan volume sampah berpotensi memperparah banjir yang diperkirakan terjadi pada akhir 2008 ini. Volume sampah dapat bertambah hingga 50 persen ketika banjir tiba. Kondisi tersebut dipastikan dapat menghambat laju aliran air di sejumlah kali dan memperluas area yang tergenang banjir."Kami pastikan volume sampah bertambah menjadi 9.000 ton per hari ketika banjir," kata Wakil Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Jornal Siahaan, Rabu (29/10). Volume sampah Jakarta dalam kondisi normal mencapai 6.000 ton per hari. Ironisnya, sampah yang bisa tertampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bantargebang, Bekasi, hanya 5.000 ton per hari.

"Kondisi itu sudah kita perkirakan sebelumnya," ujar Jornal. Dinas Kebersihan sudah menyiapkan berbagai sarana dan infrastruktur dalam menghadapi kondisi tersebut. Salah satunya adalah dengan mengintensifkan pengoperasian alat penekan volume sampah dan alat pengangkut sampah langsung dari kali.Saat ini, lanjut Jornal, penumpukan sampah di sejumlah kali bisa langsung diangkut ke truk sampah. "Hal itu dimungkinkan dengan penggunaan truk yang dilengkapi arm roll," katanya. Truk tersebut bisa mengangkat sampah masuk ke bagian bak truk secara otomatis sehingga proses mengangkut sampah bisa lebih cepat.

Pengangkutan sampah dari permukaan kali juga masih bisa dilakukan dengan backhoe, lalu dipindahkan ke dalam truk. "Itu yang biasa kami lakukan di sejumlah pintu air, seperti Pintu Air Manggarai," kata Jornal. Sayangnya, sampah yang diangkat oleh backhoe terkadang tidak langsung dibawa oleh truk."Nanti, kita upayakan supaya pengangkutan sampah dari kali ke tempat pembuangan sementara (TPS) bisa secepat mungkin," kata Jornal. Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, Dinas Kebersihan sudah menyiagakan 800 unit truk sampah yang masing-masing dapat mengangkut sampah dengan jumlah rata-rata enam ton.

Tentang proses pembuangan sampah ke TPA Bantargebang yang sering mengalami masalah, Jornal menjelaskan, pihaknya kini akan menggunakan alat penekan volume sampah. "Alat itu bisa menekan volume sampah enam banding satu," kata Jornal. Alat penekan volume sampah berguna untuk menekan antrean truk sampah ke TPA Bantargebang. "Itu memang sering dikeluhkan karena truk sampah hanya boleh masuk TPA Bantargebang di atas pukul 17.00 WIB," kata Jornal. Mengenai adanya lokasi pembuangan sampah ilegal di sekitar TPA Bantargebang, Jornal menjelaskan, hal itu merupakan perbuatan oknum sopir dan pemulung setempat. Dia berjanji akan menindak oknum tersebut.

Dia menambahkan, saat ini ada empat kali yang menjadi prioritas pengangkutan sampah. "Empat kali itu adalah Kalibata, Manggarai, Sunter, dan Pesanggarahan," kata Jornal. Dinas Kebersihan memiliki 3.000 pegawai harian lepas yang siap bertugas. Mereka akan berkoordinasi dengan Satuan Koordinator Pelaksana (Satkorlak) yang membawahi 34 unit satuan tugas.Di tempat terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Prijanto, mengatakan, pihaknya akan meneruskan relokasi warga yang tinggal di sekitar Waduk Pluit. Pasalnya, Waduk Pluit penting untuk mengendalikan banjir di kawasan Monas dan Istana Negara. "Akan disediakan 150 rumah susun di wilayah Angke untuk warga dari Waduk Pluit," tutur Prijanto.

Pemprov DKI membutuhkan dana Rp 11 miliar untuk relokasi warga yang tinggal di Waduk Pluit. Saat ini, bagian sisi waduk ditempati bangunan-bangunan liar sehingga Waduk Pluit perlu direvitalisasi. Bahkan, di bagian sisi waduk tersebut sudah berdiri rumah berlantai tiga.  ikh



Post Date : 30 Oktober 2008