WASPADAI DIARE DI MUSIM HUJAN

Sumber:Republika - 18 Desember 2012
Kategori:Sanitasi
Sanitasi yang kurang memadai serta rendahnya budaya hidup bersih dan sehat berdampak pada sisi kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.
 
Datangnya musim hujan atau perubahan iklim yang begitu cepat, kondisi lingkungan yang berubah akibat banjir, serta kebersihan makanan dan minuman yang kurang terjaga telah mengundang berbagai macam jenis penyakit. Salah satu yang paling sering diderita banyak orang adalah diare. 
 
Ahli penyakit dalam FKUI-RSCM Dr Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH mengatakan, diare mudah menyerang manusia karena kemampuan kuman untuk berkembang biak menjadi lebih cepat pada cuaca yang berubah drastis. Agar tubuh terhindar dari kuman penyebab diare, perlu memperhatikan asupan gizi makanan yang masuk ke tubuh. "Untuk mengantisipasinya, harus pandai-pandai memilih makanan dan minuman yang akan dikonsumsi," ujarnya. 
 
Selain itu, penting untuk mengetahui apakah makanan atau minuman masih dalam kondisi yang baik. Termasuk jenis makanan tersebut harus dipanaskan kembali. Jangan mencampur makanan matang dengan makanan yang masih mentah karena makanan yang matang bisa terkontaminasi. Makanan yang sudah terkontaminasi mudah memicu keracunan bagi tubuh, sehingga menyebabkan kesehatan terganggu. "Keracunan makanan itu salah satu indikasinya diare," ujarnya. 
 
Apalagi, jika sampai terjadi demam. Berarti, di dalam tubuh sudah terjadi infeksi. Cara termudah agar tubuh terhindar dari diare adalah dengan sesering mungkin mencuci tangan menggunakan sabun, terutama sebelum makan. "Cuci tangan bisa menurunkan risiko terkena diare hingga 47 persen,"  kata Kasubdit Pengamanan Limbah, Udara, dan Radiasi Direktorat Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI Cucu Cakrawati.
 
Menurutnya, Kementerian Kesehatan berupaya menekan angka penyakit diare melalui program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Upaya tersebut terkait dengan target Millenium Development Goals (MDG`s) keempat, yakni mengurangi jumlah kematian balita.  Karena, diare adalah penyebab kematian terbesar bayi dan balita.
 
Sanitasi yang kurang memadai ditambah rendahnya budaya perilaku hidup bersih dan sehat tidak hanya berdampak pada sisi kesehatan, tetapi juga pendidikan dan ekonomi. Saat ini, penyakit diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat Indonesia karena morbiditas dan mortalitasnya tinggi. "Apalagi, di musim hujan seperti ini," ujarnya.
 
Ari mengatakan, mereka yang terkena diare sebaiknya jangan mengonsumsi susu dan makanan berat. Usus yang sedang tidak bisa bekerja optimal akan semakin parah kondisinya jika kita mengonsumsi susu dan makanan berat. Bubur dan makanan yang bertekstur lembut menjadi pilihan yang lebih baik untuk dikonsumsi orang yang sedang mengalami diare.  Tapi, jika kondisi penderita diare sudah mengalami gejala mata cekung, lemas, serta pucat, itu berarti sudah mengalami dehidrasi. "Itu harus segera mendapatkan asupan oralit sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang," ujarnya.
 
Waspadai penyakit lain 
 
Ketika memasuki musim hujan, ada juga beberapa penyakit lain yang perlu diwaspadai selain diare. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan RI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, paling tidak ada tujuh penyakit yang perlu diwaspadai. Penyakit pertama adalah diare dan yang kedua adalah Demam Berdarah Dengue (DBD). Datangnya musim hujan menjadi menjadi salah satu kondisi yang patut diwaspadai karena akan terjadi peningkatan tempat perindukan nyamuk Aedes aegypti. "Musim hujan akan banyak genangan air dan sampah yang dapat memicu berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti," ujarnya.
 
Penyakit ketiga adalah Leptospirosis. Penyakit ini termasuk salah satu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri leptospira dan ditularkan melalui hewan. "Di Indonesia, hewan yang dapat menularkan penyakit tersebut adalah tikus melalui air kencingnya. Seseorang yang ada luka, kemudian terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira berpotensi terinfeksi dan akan jatuh sakit.
 
Keempat adalah Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) yang disebabkan bakteri, virus, dan berbagai mikroba lainnya. Gejala utama dari penyakit tersebut dapat berupa batuk, demam, dan dapat disertai sesak napas, nyeri dada. "Salah satu tempat yang dapat menimbulkan terjangkitnya penyakit ISPA adalah pengungsian karena di sana berkumpulbanyak orang," ujarnya.
 
Kelima, pada musim banjir yang menjadi masalah kesehatan lainnya adalah penyakit kulit berupa infeksi atau alergi karena kebersihan yang tidak terjaga dengan baik. Keenam, ada pula penyakit yang perlu diwaspadai masyarakat, yaitu penyakit saluran cerna, seperti demam tifoid. Faktor kebersihan makanan me megang peranan penting dalam terjangkitnya penyakit tersebut. Ketujuh adalah terjadinya penyakit kronik yang memang sudah diderita sebelumnya karena terjadi penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan. Rosita Budi Suryaningsih


Post Date : 18 Desember 2012