Topik :: RSS Digilib AMPL http://www.ampl.or.id 20 Topik Digilib AMPL Terbaru en-us Thu, 28 Mar 2024 22:52:11 +0000 Thu, 28 Mar 2024 22:52:11 +0000 AMPL RSS Generator info@ampl.or.id info@ampl.or.id Membuat "Septic Tank" Panjang Usiahttp://www.ampl.or.id/library/read/membuat-septic-tank-panjang-usia/3429KOMPAS.com - Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar tidak mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan dan pemeliharaan yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak berfungsi dengan baik.Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah. Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm terdapat perbedaan ketinggian 2cm.Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut, rentan mampat.Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan.Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar berupa campuran kerikil dan pasir. (iDEAonline/Jones/Anissa)Sumber : iDEAhttp://www.ampl.or.id/library_img/Membuat "Septic Tank" Panjang Usiahttp://www.ampl.or.id/1255392000Penyembur Air Hemat Energihttp://www.ampl.or.id/library/read/penyembur-air-hemat-energi/3420Bagi warga Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, kesulitan air bersih sudah menjadi cerita masa lalu. Sejak Sudiyanto --kepala desa hingga tahun 2007-- membuat pompa hidram pada 1999, penduduk di kaki Gunung Slamet itu tidak perlu lagi berjalan satu kilometer menuju dua mata air di kawasan Tuk Seladan dan Tuk Poh. Kini air melimpah di tengah warga.Bagi warga Desa Kotayasa, Kecamatan Sumbang, Banyumas, Jawa Tengah, kesulitan air bersih sudah menjadi cerita masa lalu. Sejak Sudiyanto --kepala desa hingga tahun 2007-- membuat pompa hidram pada 1999, penduduk di kaki Gunung Slamet itu tidak perlu lagi berjalan satu kilometer menuju dua mata air di kawasan Tuk Seladan dan Tuk Poh. Kini air melimpah di tengah warga.Pompa hidram buatan Sudiyanto itu boleh dibilang mengatasi masalah tanpa masalah. Sebab, untuk menggerakannya, tidak diperlukan listrik atau bahan bakar minyak. Cukup memanfaatkan energi yang berasal dari air itu sendiri. Cara kerjanya cukup canggih. Semua mengandalkan dua katup pada pompa. Yakni katup pemasukan dan katup pembuangan air. Selebihnya, hidram merupakan rangkaian pipa dari sumber air menuju perumahan penduduk.Pompa hidram bekerja atas dasar sistem hidrolik dan gravitasi bumi. Syarat utamanya, sumber air harus terletak lebih tinggi dari pompa hidram. Selanjutnya ia dapat mengantarkan air lebih tinggi lagi (lihat gambar). Awalnya air mengalir deras dari mata air ke dalam pipa pemasukan (nomor 1), sehingga katup pembuangan (nomor 4) terbuka. Suatu saat, karena desakan arus, katup pembuangan kemudian menutup (nomor 2), sehingga arus air mendesak katup pemasukan air terbuka (nomor 5).Air pun mengalir ke dalam tabung (nomor 6) dan pipa air ke perumahan penduduk (nomor 3). Karena posisi pipa lebih tinggi, aliran air melambat, membuat katup air masuk menutup. Ketika ini terjadi, desakan air pada katup pembuangan hilang, sehingga katup kembali terbuka. Ini membuat proses pemompaan terjadi dari awal lagi.Tabung udara tadi membuat proses itu menjadi lebih konstan, sehingga pasokan air terus mengalir. Guna menambah daya sembur, Sudiyanto, yang sehari-hari bertani, membuat lubang di pipa sehingga air bisa terangkat setinggi 300 meter dan mengalir sejauh 1.015 meter. Luar biasa. Hidayat GunadiInovator: Sudiyanto, 43 tahun Pekerjaan: Petani dan bekas kepala desa Mulai Dikembangkan: Tahun 1999 Keunggulan Teknologi: Sederhana dan hemat energi Penerapan: Cocok untuk daerah yang kekurangan air Prestasi: Indonesia Berprestasi Award 2008http://www.ampl.or.id/library_img/Penyembur Air Hemat Energihttp://www.ampl.or.id/1250640000Si Api Biru dari Limbahhttp://www.ampl.or.id/library/read/si-api-biru-dari-limbah/3421Banyak manfaat yang telah diambil dari sampah. Kali ini, Soelaiman Budi Sunarto "menyulap" sampah menjadi bahan bakar gas. Terobosan Soelaiman ini memecahkan dua masalah sekaligus. Yakni, menangguli pencemaran lingkungan dari limbah sampah, sekaligus membantu mengatasi keterbatasan bahan bakar minyak.Untuk membuat gas dari sampah ini, digunakan teknologi sederhana. Yakni dengan mengondisikan pembakaran sampah kering secara tidak sempurna, sehingga menghasilkan gas yang bertekanan. Selanjutnya gas yang bertekanan ini disalurkan ke berbagai tungku atau kompor. Nah, gas inilah yang menghasilkan nyala api biru. Untuk menjaga tekanan gas yang tidak terpakai, gas disalurkan ke air.Teknologi sederhana ini bisa digunakan di mana saja. Termasuk di lingkungan rumah tangga, karena bahan dasar utamanya adalah sampah kering yang melimpah di hampir setiap tempat. Karenanya, penemuan Soelaiman ini dapat menciptakan kemandirian masyarakat akan kebutuhan bahan bakar minyak. Selain itu, api biru dari sampah ini cocok dipakai untuk usaha kecil dan menengah. Hidayat GunadiInovator: Soelaiman Budi Santoso, SH, MM, MBA Lembaga: Agro Makmur Status Paten: Dalam proses pengajuan hak patenhttp://www.ampl.or.id/library_img/Si Api Biru dari Limbahhttp://www.ampl.or.id/1250640000Tungku Jimat Biomassahttp://www.ampl.or.id/library/read/tungku-jimat-biomassa/3422Jimat kependekan dari "enerji hemat". Itulah nama yang dilekatkan Supriyanto untuk tungku alias kompor ciptaannya. Bahan dasar kompor ini mudah didapat: drum oli. Bahan bakarnya pun terdapat di mana-mana: dari ranting kayu, potongan rumput atau semak belukar, potongan bambu, hingga limbah kayu.Secara teknis, cara kerja kompor ini melalui proses yang disebut pyrolysis atawa teknik pembakaran yang meminimalkan oksigen. Ruang yang minim oksigen dimampatkan untuk meningkatkan suhu sehingga timbul asap. Asap lalu diubah menjadi gas lewat ruangan bersuhu 300 hingga 600 derajat celsius.Dalam proses pyrolysis itu, ranting kayu menghasilkan api dan asap. Asap diubah menjadi gas yang terbakar di ruangan bersuhu tinggi sehingga menjadi energi. Proses ini menyisakan arang yang kembali dapat dijadikan sebagai bahan bakar.Penemu: Supriyanto Pekerjaan: Peneliti Pusat Studi Regional Penelitian Biologi Tropis Direktur HPGW Fakultas Kehutanan IPB Mantan Pembantu Dekan III Fakultas Kehutanan IPBhttp://www.ampl.or.id/library_img/Tungku Jimat Biomassahttp://www.ampl.or.id/1250640000Pengolah Limbah Ekonomishttp://www.ampl.or.id/library/read/pengolah-limbah-ekonomis/3423Untuk mengolah limbah cair, tidak perlu lagi ruang khusus yang makan tempat. Sebab kini telah ada instalasi pengolah limbah (ipal) yang lebih hemat biaya dan tempat, ciptaan Anto Tri Sugiarto. Selain itu, ipal ini juga mudah dipindah-pindahkan karena berupa peralatan dalam boks beroda dua yang bisa ditarik dengan mobil.Cara kerja ipal ini menggunakan teknologi plasma atau gas terionisasi. Alat ini tersusun dalam tiga tabung utama: oksidasi, koagulasi sedimen, dan filtrasi. Air limbah disedot ke tabung oksidasi. Di sini, semua zat organik dioksidasi sehingga terurai menjadi gas.Sementara itu, semua zat anorganik masuk ke tabung koagulasi sedimen yang berisi tawas, lalu mengendap. Airnya mengalir masuk ke tabung filtrasi berisi filter karbon yang bermanfaat menyerap semua zat polutan. Seluruh proses ini lalu menghasilkan air bersih.Ada beberapa kelebihan alat yang telah dipatenkan di kantor paten Jepang ini. Bukan hanya tidak makan tempat dan hemat biaya, melainkan juga punya nilai ekonomis. Sebab hasil akhirnya berupa air bersih siap minum setara dengan air mineral. Ini dimungkinkan karena teknologi plasma yang dipakai dalam alat ini sanggup membasmi bakteri dan menetralkan zat kimia berbahaya.Selain itu, pengoperasiannya tergolong murah dan mudah. Untuk mengolah satu meter kubik limbah cair, hanya diperlukan listrik dengan daya 300 watt. Erwin Y. SalimInovator: Anto Tri Sugiarto Pendidikan: S-3 University of Gunma, Jepang Pekerjaan: Peneliti P2KIM Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Mulai Dikembangkan: Tahun 2003http://www.ampl.or.id/library_img/Pengolah Limbah Ekonomishttp://www.ampl.or.id/1250640000Mewujudkan Sungai Bebas Sampahhttp://www.ampl.or.id/library/read/mewujudkan-sungai-bebas-sampah/3424Aneka macam sampah selalu jadi masalah di sungai setiap kali memasuki musim penghujan. Sungai jadi tersumbat, lalu membuat banjir di wilayah sekitar. Untuk mengatasi problem limbah yang mengotori sungai, Pusat Penelitian Ilmu dan Teknologi (Puspitek) berhasil membuat mesin penjaring sampah sungai otomatis dan terintegrasi. Semuanya asli buatan dalam negeri, kecuali rantai penggeraknya yang diimpor dari Jepang.Alat ini bekerja menggunakan sistem ban berjalan. Ada beberapa komponen utamanya. Ada rangkaian pengumpul sampah apung yang dilengkapi papan-papan pengarah. Panjangnya disesuaikan dengan lebar sungai. Pengumpul sampah apung itu dihubungkan dengan tower rangkaian garu yang sanggup menggaruk sampah secara otomatis sebanyak 1 ton per menit. Juga ada rangkaian ban berjalan, alat pres, dan kontainer sampah.Cara kerjanya serba otomatis. Rangkaian pengumpul menggiring sampah ke mulut tower garu yang memiliki 13 lengan, dengan 20 mata garu pada setiap lengan. Sampah yang terangkat dibawa oleh ban berjalan ke tepi sungai dan masuk ke mesin pres untuk dikeringkan sekaligus dipadatkan. Dari situ, ban berjalan langsung memuat sampah padat-kering itu ke kontainer sampah.Kelebihan alat ini, sampah basah dari sungai sudah kering ketika dibawa ke tempat pembuangan sampah akhir. Lebih jauh lagi, peralatan ini dilengkapi dengan sistem hemat listrik serta sensor pengukur kualitas dan tinggi permukaan air.Pencipta: Tim Ahli Puspitek dan Pusat Teknologi Lingkungan BPPT Mulai Dikembangkan: Tahun 2008http://www.ampl.or.id/library_img/Mewujudkan Sungai Bebas Sampahhttp://www.ampl.or.id/1250640000Aneka Peranti Pemurni Airhttp://www.ampl.or.id/library/read/aneka-peranti-pemurni-air/3425Penyuling Air Tenaga MatahariMasyarakat pesisir tak perlu khawatir lagi pada masalah ketersediaan air tawar untuk dikonsumsi. Kini sudah tersedia alat penyulingan air laut yang cukup praktis dan ekonomis tanpa bahan bakar. Alat berjuluk Amandes ini menggunakan energi matahari dalam proses penyulingannya.Setiap satu unit panel Amandes ukuran 80 x 68 x 30 sentimeter diperkirakan bisa menghasilkan 3 liter air tawar per hari. Selain air yang dapat langsung diminum, peranti ini juga bisa menghasilkan garam dapur. Menurut perhitungan, dari satu meter kubik air laut berkadar garam 2,5%, Amandes sanggup menghasilkan hingga 25 kilogram garam dapur yang siap pakai dan dijual. Alat ini tidak bersuara dan jelas ramah lingkungan.Pencipta: Zantar H. Ambadar Pekerjaan: Direktur/Pendiri PT Amandes Cipta MandiriMenyulap Air Laut Jadi MinumanIni alat yang fungsinya sama dengan Amandes: mengubah air laut jadi air minum. Tapi, cara kerjanya berbeda, yakni melalui proses yang disebut osmosis balik. Menggunakan teknologi water treatment, pemurnian air laut dilakukan lewat tiga tahap.Pertama, proses pemisahan zat besi dan mangan dengan menambahkan garam potasium permanganat (KMnO4). Kedua, penyaringan dengan tiga jenis filter: filter pasir, filter mangan zeolit, dan filter karbon aktif. Ketiga, proses desalinasi dengan membran osmosis balik. Air yang dihasilkan dapat langsung diminum.Untuk menghasilkan air minum sebanyak 10 ribu liter per hari, dibutuhkan daya listrik sebesar 5,5 kilowatt.Pencipta: Nusa Idaman Said, Arie Herlambang, dan Rudi Nugroho Pekerjaan: Peneliti Pusat Teknologi Lingkungan BPPTPompa Ajaib Pembersih AirMelihat wujudnya, sangat mirip pompa sepeda. Tapi, fungsi alat satu ini berbeda seratus persen: menyaring sekaligus membersihkan air kotor dan keruh. Dalam prosesnya, alat ini menggunakan sistem ultrafiltrasi yang sanggup menyaring mulai dari unsur yang membuat keruh, zat organik, hingga bakteri dan virus.Pompa ini menggunakan membran hollow fibre ultrafiltrasi. Dengan pompa, air kotor yang didesak melewati membran itu keluar sebagai air bersih. Kelebihan alat ini, mudah dioperasikan dan tanpa energi listrik.http://www.ampl.or.id/library_img/Aneka Peranti Pemurni Airhttp://www.ampl.or.id/1250640000Komposter Murah untuk Rumah Tanggahttp://www.ampl.or.id/library/read/komposter-murah-untuk-rumah-tangga/3426Daripada dibuang ke tempat sampah dan mencemari lingkungan, lebih baik sampah rumah tangga diproses menjadi pupuk. Untuk itu, tersedia alat yang murah, mudah, dan sangat praktis, seperti yang dikembangkan Balitbang Departemen Pekerjaan Umum ini. Murah, karena bahannya hanya tong plastik setinggi 110 cm dan berdiameter 50 cm, plus dua pipa PVC dengan garis tengah 10 cm.Cara membuatnya pun tergolong mudah dan bisa dilakukan siapa saja. Tong dan pipa tinggal diberi lubang-lubang dengan jarak tertentu, lalu kedua pipa dipasang menyilang di bagian leher tong. Komposter ditanam pada lubang sedalam 85 cm dengan diameter 140 cm bagian atas dan 80 cm di bagian dasar.Sebelum komposter ditanam, dasar lubang ditimbuni dengan kerikil setinggi 10 cm. Setelah itu, bagian luar tong ditimbuni dengan tanah dan kerikil, dengan ketinggian tertentu. Setelah tertanam, komposter berkapasitas 100 liter itu pun siap menampung sampah organik limbah rumah tangga.Prinsip kerja komposter ini melalui proses pembusukan dengan bantuan mikroorganisme pada sampah dan yang ada di dalam tanah. Proses pengomposan itu berlangsung secara alami selama empat hingga enam bulan. Setelah itu, sampah yang telah menjadi pupuk kompos siap dipanen dan baru bisa digunakan setelah diangin-anginkan selama tiga hari. Pupuknya bisa dipakai sendiri atau dijual secara massal.Penemu: Lya Meilany Setyawaty Pekerjaan: Kepala Balai Lingkungan Permukiman Departemen Pekerjaan Umum Mulai Dikembangkan: Tahun 1983http://www.ampl.or.id/library_img/Komposter Murah untuk Rumah Tanggahttp://www.ampl.or.id/1250640000Membuang Bau Busuk dengan Alhabhttp://www.ampl.or.id/library/read/membuang-bau-busuk-dengan-alhab/3427Tidak bisa dimungkiri, saluran pembuangan di kamar mandi kerap mengeluarkan aroma tak sedap. Itu akibat adanya kotoran yang mengendap atau bau pesing yang berasal dari urine. Untuk mengatasi, banyak orang kemudian melengkapi kamar mandi dengan beragam alat pengharum. Termasuk kapur barus yang ditebar di lantai.Kini, kita tidak perlu repot-repot lagi menyediakan wewangian untuk mengusir bau busuk saluran pembuangan. Cukup dengan menggunakan peranti berjuluk Alhab, aroma busuk itu pun sirna selamanya. Alat bikinan tiga pelajar asal Yogyakarta ini, yang digagas Nurvita Monarizqa, terhitung cukup sederhana. Bisa dibuat dari bahan pipa PVC dan resin. Malah, bisa juga dibuat dari kotak plastik bekas tempat bedak.Desain alat ini meminjam prinsip kerja bagian saluran leher angsa pada kloset. Alat ini ditempatkan permanen di mulut saluran pembuangan. Bau busuk yang menyeruak dari saluran pembuangan pun terhambat oleh air yang mengendap di dasar Alhab. Karena prinsipnya memang menghambat bau, alat itu pun diberi nama Alhab --singkatan dari "alat penghambat bau".Alat inovatif ini berhasil menyabet juara pertama dalam ajang Innovator Award Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia 2008. Malah, temuan itu juga yang membawa Monarizqa ke Taiwan mengikuti ajang International Exhibition for Young Inventor di Taiwan. Di sana, Alhab meraih medali perunggu untuk kategori temuan ramah lingkungan. Arif Koes Hernawanhttp://www.ampl.or.id/library_img/Membuang Bau Busuk dengan Alhabhttp://www.ampl.or.id/1250640000Bioplastik Sagu dan Sawithttp://www.ampl.or.id/library/read/bioplastik-sagu-dan-sawit/3428Plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Sayang, produk kimia berbahan polimer minyak bumi ini tak gampang terurai. Dari limbah plastik 1,35 juta ton per tahun, yang dapat dikelola baru 20%-30%. Agar lingkungan terbebas dari plastik, ada ide untuk merekayasa mikroba pemakan plastik. Namun hal ini berbahaya. Jika dibiarkan bebas, mikroba akan memakan semua benda berbahan plastik.Untuk itu, perlu dirancang plastik yang bisa diurai mikroba dengan mengganti polimer dari minyak bumi. Ide ini dikembangkan Khaswar Syamsu, Kepala Laboratorium Rekayasa Bioproses, Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi IPB. Ada satu jenis mikroba, yaitu Ralstonia eutropha yang dalam selnya terdapat poly hydrozxyalkanoates. Polimer jenis ini merupakan cadangan makanan bagi mikroba.Nah, mikroba berpolimer ini bisa dikembangkan dengan media pati sagu dan minyak sawit. Media ini dipilih karena mengandung karbon tinggi. Dua media larutan itu disterilkan dulu pada suhu 121 derajat celsius selama 15 menit agar semua bakteri mati. Jika sudah siap, bibit mikroba ditanam. Dalam waktu 48-96 jam, mikroba berkembang optimal dan siap panen.Untuk mendapatkan polimer, dilakukan pemecahan sel dengan menambah sodium hidroksida. Zat bukan polimer akan hancur dan didapatkan polimer kotor. Untuk memurnikannya, ditambahkan kloroform. Hasilnya, bijih plastik berwujud kristal putih yang siap dibuat menjadi plastik. Bioplastik ini dapat terurai dalam waktu 70-80 hari. Selain lentur, bioplastik bisa molor seperti plastik biasa, dengan batas putus hingga 36%-nya.Selain itu, bioplastik juga kuat karena memiliki titik leleh 167,51 derajat celsius. Kelemahannya terletak pada ongkos produksi yang mahal, yakni lima kali lipat dari plastik biasa. Toh, Khaswar Syamsu dan timnya di IPB tidak putus asa. Kini dikembangkan penelitian dalam skala lebih besar agar bioplastik bisa bersaing di pasar. G.A. Guritnohttp://www.ampl.or.id/library_img/Bioplastik Sagu dan Sawithttp://www.ampl.or.id/1250640000Plastik Akrab Lingkunganhttp://www.ampl.or.id/library/read/plastik-akrab-lingkungan/3419SAMPAH plastik walau masih menyisakan nilai—selalu merusak tanah dan mengotori sungai. Maka, Khaswar Syamsu, Kepala Divisi Rekayasa Bioplastik dan Bahan, Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian Bogor, memikirkan cara membuat plastik lumat di tanah. Para pemulung yang berebut sampah plastik di Tempat Pembuangan Akhir Galuga, Bogor, agaknya telah mendatangkan inspirasi bagi Khaswar.Pada 2002-2004, dia meneliti kelapa sawit untuk bahan baku plastik. Berhasil. Dua tahun berikutnya, ia menggunakan sagu sebagai bahan baku. Khaswar berhasil menciptakan formula plastik dari bahan ini.Penemu: Khaswar Syamsu, Kepala Divisi Rekayasa Bioplastik dan Bahan, Pusat Penelitian Sumber Daya Hayati dan Bioteknologi, Institut Pertanian BogorMulai penelitian: 2002Dipatenkan: 2008Fungsi: Layaknya plastik petrokimia (kemasan makanan, pembungkus, gelas dan botol, ember, hiasan, dan lainnya)Bahan: Hidrolisat pati sagu atau asam lemak bebas kelapa sawitBahan plastik alam amat melimpah:# Lahan kelapa sawit dan sagu di Indonesia sekitar 1.128 juta hektare# Sinar matahari daerah tropis sangat membantu proses produksiKeunggulan:# Tidak berbau# Hancur oleh mikroba tanah# Bahan baku mudah didapatProses   1. Sterilisasi   2. Molukasi (dengan mikroba Ralstonia eutropha)   3. Kulvitasi (2-3 hari)   4. Pemecahan sel   5. Pemisahan biji plastik   6. Pembaran bioplastik (pelepasan organik)   7. Pengujian   8. karakteristik (elastisitas, kekuatan tarik, uji bio, titik leleh, struktur, dan bio degrilitas)Sejarah1862Alexander Parkes memamerkan parkesine, cikal bakal plastik, pada Great International Exhibition di London.1891Modifikasi selulosa, rayon, dikembangkan oleh Louis Marie Hilaire Bernigaut di Paris.1907Bahan sintetis pertama dibuat oleh ahli kimia dari New York, Leo Baekeland, yang mengembangkan resin cair, bakelite.1920Wallace Hume Carothers, ahli kimia lulusan Universitas Harvard, mengembangkan nilon yang disebut Fiber 66. Fungsinya menggantikan bulu binatang untuk bahan sikat gigi dan stoking sutra.1940Nilon, akrilik, polyethylene, dan polimer menggantikan bahan-bahan alami.1957George de Maestral, insinyur Swiss, membuat Velcro, perekat dari bahan nilon.http://www.ampl.or.id/library_img/Plastik Akrab Lingkunganhttp://www.ampl.or.id/1245542400Filter Penyaring Arsenikhttp://www.ampl.or.id/library/read/filter-penyaring-arsenik/3418Jutaan orang di Banglades harus mengonsumsi air minum terkontaminasi arsenik, penyebab gangguan saraf, fungsi organ, hingga kematian. Untuk mengatasi itu, peneliti dari IBM mengembangkan material baru yang disebut heksafluoro alkohol. ”Filter ini dapat menghilangkan garam dan arsen dari air minum hingga 99 persen,” ujar Robert Allen, senior manajer bidang kimia di Pusat Riset Almaden IBM California, AS. Material baru itu dikembangkan bersama Central Glass, perusahaan Jepang. (technologyreview. com/YUN)http://www.ampl.or.id/library_img/Filter Penyaring Arsenikhttp://www.ampl.or.id/1244419200Ecoplas, Tas Ramah Lingkungan dari Singkonghttp://www.ampl.or.id/library/read/ecoplas-tas-ramah-lingkungan-dari-singkong/3417Persoalan sampah tak semata terkait soal kuantitas atau banyaknya tumpukan sampah. Namun mencakup juga kualitas atau jenis sampah. Kebanyakan sampah keluarga, khususnya dari jenis sampah anorganik, adalah berupa plastik pembungkus makanan yang dikonsumsi setiap hari.Seperti yang sudah diketahui masyarakat, plastik adalah bahan yang sangat sulit terurai. Sementara setiap keluarga tidak bisa terlepas dari sampah plastik setiap harinya. Untuk itu perlu ada solusi dan tidak sekedar bagi para konsumen  masyarakat), namun juga para produsen (pengusaha) agar menghindari atau mengurangi penggunaan plastik sebagai  alat pembungkus produk tertentu.Salah satu tindakan mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan pemakaian produk plastik ramah lingkungan. Salah satu LSM Indonesia yaitu Dana Mitra Lingkungan (DML) telah meluncurkan produk plastik ramah lingkungan bernama Ecoplas. Sebelumnya Ecoplas ini bernama BioBag yang telah terlebih dahulu dikenal masyarakat.Ramah LingkunganEcoplas adalah kantong ramah lingkungan yang merupakan inovasi baru dengan rancangan yang menarik dan harga terjangkau yang dibuat dengan menggunakan bahan resin BE+. Tas jenis ini diproduksi dengan penghematan bahan bakar/energi.BE+ atau Biodegradable Resin adalah resin baru yang dikembangkan dan diciptakan di Indonesia oleh putra Indonesia yang mengandung 50 persen tepung singkong Indonesia beserta sumber-sumber alami lain yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui. Resin BE+ sudah dipatenkan dan diharapkan dapat menjadi pilihan alternatif selain resin-resin lain yang sudah dikenal masyarakat.Reseach Management Coordinator DML Eko Junaedi kepada Percik mengatakan, tas plastik pada umumnya memerlukanwaktu 1000 tahun untuk terurai, sementara Ecoplas hanya memerlukan waktu 10 pekan untuk terurai dalam tanah tropik."Hal ini berdasarkan laporan tes yang dilakukan Sucofindo/SGS," tuturnya.Pemasaran EcoplasDMI menyediakan dua tipe Ecoplas yaitu die cut dan soft loop. Terdapat perbedaan ketebalan dan harga pada kedua tipetersebut. Soft loop lebih tebal dan pada bagian pegangan (handle) lebih kuat dari die cut. Sementara harga untuk tipe diecut/pack (isi 50 pcs) adalah Rp 42.000 dan tipe soft loop/pack (isi 50 Pcs) Rp 60.000.Spesifikasi Ecoplas yaitu ukuran: 39,5cm x 31cm x 11cm (P x L x gussets/lipatan bawah). Berat: 1,1 kg/pack atau 22 gr/pcs.Tas ramah lingkungan ini dapat diperoleh melalui Dana Mitra Lingkungan dengan menghubungi nomor telepon (021) 724.8884.Menurut Eko, Ecoplas dapat dikirim ke seluruh wilayah di Indonesia. "Ongkos kirim akan ditambahkan pada harga Ecoplas yang disesuaikan dengan jarak dan pilihan prioritas pengiriman," ungkapnya.Eko mengatakan, saat ini tidak ada yang bisa melarang orang menggunakan plastik sebagai bahan yang tidak mudah terurai. "Untuk itu perlu ada solusi, yaitu menciptakan plastik yang mudah terurai," jelasnya.Dengan menggunakan Ecoplas atau kantong ramah lingkungan lainnya, berarti kita turut berpartisipasi menjaga kelestarian lingkungan sekitar kita.   BWFoto: Bowo Leksonohttp://www.ampl.or.id/library_img/Ecoplas, Tas Ramah Lingkungan dari Singkonghttp://www.ampl.or.id/1227052800Menimba Air di Kota Anginhttp://www.ampl.or.id/library/read/menimba-air-di-kota-angin/3415Kabupaten Nganjuk, Propinsi Jawa Timur dikenal dengan julukan Kota Angin. Kondisi alam tersebut mendorong inisiatif masyarakat Desa Joho, Kecamatan Pace, Nganjuk untuk membangun sebuah sistem penyediaan air minum (SPAM) dengan teknologi yang akrab dengan angin, yaitu teknologi kincir angin.Desa Joho, Kecamatan Pace berjarak sekitar 30 km dari Kota Nganjuk. Penduduk desa ini agak sedikit kurang mujur dibandingkan 62 ribu jiwa penduduk Kecamatan Pare lainnya. Desa ini terletak di daerah perbukitan dan di bawahnya terdapat sungai kering dan cukup lebar. Keberadaanya yang di atas bukit membuat Desa Joho menerima terpaan angin lebih banyak dari desa-desa lainnya di Kecamatan Pare.Mata pencarian penduduk desa tersebut didominasi oleh sektor pertanian. Namun karena sebagian besar wilayah desa itu berkontur tanah kering, maka tak heran jika sebagian penduduk menjadi tenaga kerja di kota-kota besar, alias migran. Di samping itu, air minum termasuk barang langka. Penduduk harus berjalan menuruni tebing sejauh 2 km lebih untuk mendapatkan air layak pakai guna memenuhi kebutuhan pokoknya itu.Secara umum, menurut Kasi Perencanaan Ekonomi Sudin Prasarana Wilayah Kab. Nganjuk, Nugraha, Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Kabupaten Nganjuk memang unik. Sebagai Kota Angin, Nganjuk memiliki banyak sumber air, namun penduduknya banyak berdomisili di lereng pegunungan, sementara sumber airnya cenderung berada di dataran yang lebih rendah dari permukiman penduduk. Ironis memang, karena data geologis menyebutkan, separuh dari sumber air tanah di Provinsi Jawa Timur tersebar di dua kabupaten, yaitu Nganjuk dan Kediri. Kabupaten Nganjuk sendiri memiliki 7 airterjun.Sudah sejak lama penduduk desa ini jadi manusia-manusia tangguh menuruni tebing jurang untuk mengambil air sebelum akhirnya beberapa inisiatif warga membuat beberapa titik sumber air dengan teknologi pompa submersible. Namun karena jarak yang jauh antara sumber air dengan perumahan serta ada beberapa dusun yang tidak dapat mengakses, warga Dusun Beran kemudian mengusulkan kepada pemerintah daerah agar dibangun teknologi kincir angin untuk mengangkat air dari dalam tanah benar-benar terwujud pada 2007.Warga Dusun Beran tidak bisa mengakses sumber air dengan cara gravitasi atau diangkat dengan pompa submersible. Masyarakat Dusun lain yang berdekatan dengan sumber-sumber tersebut juga harus ngantri dan berebut air. Hal itu terlihat dari pemandangan sehari-hari di mana masyarakat yang tidak bekerja siang itu harus menunggu di keran-keran air sebagai tempat pengambilan. Sebagian lagi bekerja karena mendapat jatah pengambilan sore atau malam harinya. Masyarakat Dusun Dampit harus mengambil air dengan memompa tiga kali dari sumber yang berada di jurang sebelum akhirnya pada Tahun 2006 diganti dengan pompa submersible. Begitu juga Dusun Sumberngeneng yang mengandalkan pompa submersible sejak 2004 lewat program Prasarana dan Sarana Air Bersih Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.Semangat warga Dusun Beran memuncak pada 2006. Mereka tak mengindahkan kemiskinan yang dideritanya, untuk urusan kebutuhan pokok bernama air minum, mereka rela mengebor sendiri sumber air tanah sebelum akhirnya disempurnakan dengan kincir angin. Dana berjumlah Rp 20 juta pun rela mereka gelontorkan demi memunculkan air dari tanah yang selama ini terpendam di bawah tanah yang mereka pijak.Cakupan pelayanan pertama mencakup warga yang rumahnya tak terlalu jauh dari kincir karena pipa jaringan baru dipasang pada tahun 2008 ini. Ditjen Cipta karya memberikan bantuan berupa Hidran Umum untuk memfasilitasi mereka dalam pengambilan air yang berhasil diangkat oleh kincir. Air dari tanah ditampung dalam 2 HU untuk diambil masyarakat. Selain 2 HU di lokasi kincir angin, ada 5 HU lain yang siap digunakan untuk penampungan air di beberapa titik perumahan penduduk agar mudah dijangkau. Tentu saja penggunaan 5 HU tersebut menunggu pemasangan pipa jaringan selesai dan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan sambungan rumah.Kincir berdiameter 3 meter dengan panjang sekitar 10 kaki atau 5 meter. Kapasitas produksi lebih kurang 15 m3 per hari. Sementara ini sudah melayani sekitar 300 KK, baik dari Dusun beran maupun dusun sebelahnya. Kincir angin didanai dari APBD I TA 2007 hasil kerja sama Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Australia, sedangkan pipa jaringan sepanjang 1.100 m disediakan dari APBD II (Kabupaten Nganjuk). Selain pipa jaringan, Pemdajuga menyediakan SANIMAS dengan 2 WC Umum dan 2 Hidran Umum.Kerja sama Pemerintah Australia dengan Pemprov Jawa Timur tidak hanya dalam pengadaan Kincir Angin, namun juga berupa Teknologi Tepat Guna lain bernama Solar Cell, atau pembangkit air minum bertenaga surya. Jumlah total teknologi solar cell di Kabupaten Nganjuk berjumlah 3 unit yang berasal dari Pemprov dan Australia, APBD Kab. Nganjuk, dan APBN melalui Ditjen Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum.Kepuasan masyarakat dengan teknologi solar cell memicu Pemda Kabupaten untuk menambah beberapa unit Solar Cell antara lain di Desa Pulewetan, Desa Kedungringin, Desa Ngepung (2 unit), Desa Sumbermiri, Kecamatan Lengkong, dan Desa Gamping Kecamatan Ngluyu. Solar cell di desa-desa tersebut berhasil melayani kebutuhan masyarakat dengan beragam jumlah kepala keluarga. Ada yang melayani 125 KK, 50an KK, bahkan sampai ada yang lebih dari 300 KK. Desa yang menggunakan solar cell rata-rata berada di wilayah dataran rendah dengan intensitas sinar matahari cukup tinggi.Berbeda dengan solar cell yang hanya terkendala mendung dan malam untuk menyerap sinar matahari, kincir angin terkendala ketika angin tidak mampir ke Desa Joho. Dari kondisi tersebut dapat dibayangkan bagaimana tekad dan kepercayaan diri warga Dusun Beran, Desa Joho memanfaatkan kincir angin untuk kebutuhan air minum. Dari kondisi iklim Kabupaten Nganjuk terlihat angin dapat berhembus kencang nyaris tanpa henti pada masa sekitar Juni hingga Oktober atau pada musim kemarau. Jumlah curah hujan per bulan selama 2002 tercatat, pada bulan Januari yaitu 7.416 mm dengan rata-rata 436 mm, pada bulan itu merupakan curah hujan terbesar. Sedangkan terkecil terjadi pada bulan November dengan jumlah curah hujan 600 mm dengan rata-rata 50mm. Pada bulan Juni sampai dengan Oktober tidak terjadi hujan sama sekali.Pemanfaatan air yang diproduksi kincir angin diperkirakan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih, tidak untuk irigasi. Disebutkan, kapasitas produksi yang maksimal dihasilkan per harinya sebanyak 15 m3. Jumlah tersebut diperkirakan terbagi habis untuk mensuplai 7 HU dan 2 WC Umum di permukiman warga Dusun Beran.Menurut Kasi Perencanaan Satker Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Jawa Timur, Bambang Sukardiono, kincir angin sebetulnya bukan teknologi yang baru, terutama bagi Negeri Kanguru, Australia. Menurutnya yang perlu digarisbawahi adalah semangat kebersamaan warga Desa Joho dalam menyediakan air minum di desanya. Ditilik dari penerapan teknologi air minum di desa-desa lain yang rata-rata sukses menggunakan solar cell, masyarakat Desa Joho ingin membuktikan kebenaran Kabupaten Nganjuk sebagai Kota Angin dengan menerapkan Teknologi Kincir Angin. Dari sisi harga, teknologi kincir angin bisa dikatakan setengah dari harga solar cell yang mencapai angka hingga Rp 200 juta.Camat Pare, Muslan merasa bangga diterapkannya teknologi kincir angin di Dusun Beran Desa Joho. Selain dapat mengakhiri riwayat perjalanan jauh menuju sumber air, kesehatan masyarakat juga diharapkan meningkat. Lebih dari itu, setelah musyawarah memutuskan untuk menerapkan teknologi kincir angin, warga lebih mudah diajak rembug untuk urusan lain. Dusun Beran terdapat 4 Rukun Tetangga dengan sekitar 140 KK, dan mereka paling gigih memperjuangkan KincirAngin agar tidak kalah dengan warga di 6 dusun lainnya di Desa Joho.Lurah Desa Joho, Samino menerangkan bahwa saat ini sedang dibentuk Kelompok Masyarakat untuk mengelola SPAM dengan teknologi kincir angin. Kelompok ini diharapkan memelihara, menampung keluhan dan mengelola iuran masyarakat yang rencananya akan ditarif Rp 3000 per KK tiap bulannya. Angka tersebut lebih murah ketimbang iuran warga Dusun lain yang memanfaatkan pompa submersible dengan tenaga listrik. Bahkan karena pertimbangan lebih murah, Samino berharap masyarakat desa lain yang selama ini tergabung dalam Himpunan Pengguna Air Minum (HIPAM) atau secara individu dapat diterapkan SPAM KincirAngin. (Bcr) http://www.ampl.or.id/library_img/Menimba Air di Kota Anginhttp://www.ampl.or.id/1214784000Solar Water Disinfection: A Guide for the Application of SODIShttp://www.ampl.or.id/library/read/solar-water-disinfection-br-a-guide-for-the-application-of-sodis/3379Ide dasar dari SODIS (Solar Water Disinfection) pertama kali dipresentasikan oleh AftimAcra dalam booklet yang diterbitkan oleh UNICEF tahun 1984. Tim peneliti di EAWAG/SANDEC kemudian memulai percobaan laboratorium yang komprehensif pada tahun 1991 untuk mengkaji potensi dari metode ini dalam mengnon-aktifkan bakteri dan virus pada air yang akan diminum.Pedoman ini terdiri dari 4 bagian, yaitu: (i) pengembangan/sejarah SODIS; (ii) latar belakang teknik dan prinsip dari aplikasi SODIS; (iii) Aplikasi SODIS di lapangan; dan (iv) implementasi proyek. Pada bagian lampiran ditampilkan poster-poster, permainan (game), komik, dan pamflet yang menginformasikan tentang SODIS.http://www.ampl.or.id/library_img/Solar Water Disinfection: A Guide for the Application of SODIShttp://www.ampl.or.id/1172016000Do We Have a Water Problem; The Use of Social Marketing as a Problem Solverhttp://www.ampl.or.id/library/read/do-we-have-a-water-problem-the-use-of-social-marketing-as-a-problem-solver/3383Sejak tahun 1970-an, masalah lingkungan dan pendidikan telah berubah dengan cepat dari yang berpola top-down marketing seperti menggunakan public service annoucement (PSAs) menjadi menggunakan pendekatan yang lebih menarik yaitu social marketing. Para professional di bidang kesehatan masyarakat maupun manajemen lingkungan hidup berpendapat bahwa daripada menggunakan pendekatan yang bersifat dictatorial maka mereka lebih memilih untuk mendengarkan kebiasaan dari para target audiens, kebutuhan serta keinginan dari mereka. Dalam tulisan ini dijelaskan bahwa social marketing di dalam sektor lingkungan hidup berkonsentrasi pada bagaimana cara merubah sikap perilaku, gaya hidup serta memberikan ide-ide. Dalam pelaksanaan social marketing terdapat beberapa elemen yang harus diperhatikan, antara lain product, price, place, publication, publics, partnership, policy, serta purse strings. Tiap elemen dalam marketing mix tersebut harus diteliti, diimplementasikan dan dievaluasi sesuai dengan permintaan program yang ada.Dijelaskan juga bahwa dalam metode marketing mix of broad-based communications, sangat penting untuk mendidik, memberikan motivasi, dan merubah perilaku masyarakat yang berkaitan dengan konservasi air dan kualitas air. Hal ini sangat penting terutama di era media-rich culture dimana masyarakat seringkali dimombardir dengan berbagai macam pesan marketing. Oleh karena itu pesan-pesan yang berkaitan dengan kualitas air dan konservasi air juga tidak boleh kalah dalam persaingan. Ada beberapa tema potensial yang dapat digunakan dalam kampanye social marketing antara lain yang berkaitan dengan fear, facts dan fun.http://www.ampl.or.id/library_img/Do We Have a Water Problem; The Use of Social Marketing as a Problem Solverhttp://www.ampl.or.id/1172016000Advance Membrane Technology for Water Reclamationhttp://www.ampl.or.id/library/read/advance-membrane-technology-for-water-reclamation/3384Wilayah aplikasi dari teknologi membran reverse osmosis (RO) adalah memproses air dari akifer bawah tanah yang terkontaminasi buangan industri dan pertanian dan pengolahan buangan domestik. Dalam laporan ini digambarkan kinerja (performance) dari teknologi membran, flow diagram dari proses pengolahan, serta biaya pengoperasian teknologi tersebut. Pada akhir laporan disimpulkan bahwa kombinasi dari pengolahan air tingkat lanjut dan teknologi desalinasi menggunakan membran dapat digunakan secara efektif untuk mengolah buangan domestik dan air drainase pertanian dalam mengurangi tingkat kontaminasi menjadi kualitas air yang dapat diminum.http://www.ampl.or.id/library_img/Advance Membrane Technology for Water Reclamationhttp://www.ampl.or.id/1172016000Information and Governance: A Guidehttp://www.ampl.or.id/library/read/information-and-governance-a-guide/3385Dokumen ini dibuat oleh Swiss Agency for Development and Cooperation (SDC) diperuntukan sebagai bahan diskusi dan orientasi mengenai berkembangnya kepentingan akan informasi di dalam pengembngan kerjasama internasional. Dokumen ini berusaha untuk membangun suatu framework untuk menstimulasi kegiatan-kegiatan yang berada dalam domain kerjasama internasional. Dokumen ini juga menjadi suatu kontribusi dari SDC untuk memperdebatkan masalah akses terhadap informasi sebagai salah satu komponen penting dari pemerintah secara lebih luas lagi.Dokumen ini dibagi ke dalam tiga bagian utama. Bagian pertama, Context and Mechanism of Information, mengulas tentang masalah-masalah terkini dan hubungan-hubungan antara informasi dan tata laksana pemerintahan yang baik (good governance), menjabarkan langkah-langkah prinsip dalam rantai informasi. Bagian kedua, Challenges and Lessons, menekankan akan pentingnya akses terhadap informasi dan manajemen akan informasi untuk keperluan demokrasi dan pembangunan suatu negara. Pembahasan ini berkaitan dengan beberapa permasalahan yang timbul dari hal tersebut dan mendatangkan beberapa lesson learnt. Bagian ketiga, Practical Advice, menjelaskan beberapa jenis prinsip intervensi dan strategi operasi yang berhasil diperoleh dalam memberpaiki pemerintahan dengan cara memperhitungkan masalah informasi di dalamnya. http://www.ampl.or.id/library_img/Information and Governance: A Guidehttp://www.ampl.or.id/1172016000Successful Communication; A Toolkit for Researchers and Civil Society Organizationshttp://www.ampl.or.id/library/read/successful-communication-a-toolkit-for-researchers-and-civil-society-organizations/3386Dokumen ini berusaha menjelaskan bahwa terkadang kita beranggapan bahwa komunikasi pembuktian dalam lingkup kerja internasional development sangat dibutuhkan. Padahal hal ini tidak sepenuhnya benar. Komunikasi bisa berujung pada terbentuknya pemaksaan terhadap pengetahuan, dengan harapan pengetahuan tersebut sedikit banyak akan memberikan dampak. Sejauh ini yang kita butuhkan adalah komunikasi pembuktian yang lebih baik di dalam lingkup kerja kerjasama pembangunan internasional. Dokumen ini didesain untuk membantu para aktor yang terlibat dalam pembangunan agar dapat berkomunikasi dengan lebih baik.Dokumen ini terbagi atas dua bagian penting. Bagian pertama adalah Introduction. Disini dijelaskan mengapa perlu dilakukan proses komunikasi dalam menginformasikan dan menginspirasikan masalah kebijakan dan prakteknya. Selain itu juga dipaparkan beberapa literatur yang terkait dalam pelaksanaan penelitian komunikasi yang dapat dijadikan bahan acuan bagi pembaca. Pada bagian ini juga diulas mengenai tools yang dapat digunakan dalam melaksaakan suatu penelitian komunikasi. Bagian kedua, Tools dijabarkan secara mendetil tools yang digunakan dalam penelitian komunikasi , baik berupa tools yang digunakan untuk tahap perencanaan (planning tools), tools untuk mengemas penelitian komunikasi (packaging tools), tahap mendekati target sasaran (targeting tools), tahap pengawasan (monitoring tools)http://www.ampl.or.id/library_img/Successful Communication; A Toolkit for Researchers and Civil Society Organizationshttp://www.ampl.or.id/1172016000Pemberdayaan Masyarakat Dalam Implementasi Budaya Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Berkelanjutan Di Wilayah Sungai Citarumhttp://www.ampl.or.id/library/read/pemberdayaan-masyarakat-dalam-implementasi-budaya-pengelolaan-sumber-daya-air-secara-berkelanjutan-di-wilayah-sungai-citarum/3387Keberadaan air bagi manusia untuk menunjang kehidupannya merupakan yang mutlak dibutuhkan. Namun sejak dasawarsa terakhir ini keberadaan air sebagai suatu sumberdaya sudah mencapai titik kritis yang sangat mempengaruhi hidup dan kehidupan manusia selanjutnya. Perum Jasa Tirta II sebagai Badan Usaha Milik Negara yang memiliki tugas pokok eksploitasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana pengairan dan ketenagalistrikan, pengusahaan air dan sumber air, pengelolaan daerah aliran sungai dan rehabilitasi prasarana pengairan dan ketenagalistrikan telah berperan kurang lebih selama 36 tahun.Wilayah Sungai Citarum dengan sungai utamanya Sungai Citarum merupakan satu kesatuan hidrologis dari hulu ke hilir yang didalamnya terdapat asset-asset nasional yang sangat vital. Kelestarian fungsi aset tersebut baik secara bisnis mapun sosial merupakan suatu komitmen Perum Jasa Tirta II dalam kaitannya dengan pengelolaan dan pengembangan sumberdaya air yang harus ditunjang oleh peran serta seluruh stakeholder,sehingga pembagian peran serta atau tanggung jawab dapat berlangsung dengan baik dan terintegrasi. Pengelolaan Sumber Daya Air tentunya tidak dapat terlepas dari pengelola dan pemanfaat. Proses pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumber daya air dilakukan secara bersama dengan melibatkan atau partisipasi dari pihak-pihak terkait serta tidak dapat berdiri sendiri. Untuk itu kegiatan pengelolaan sumber daya air senantiasa dipengaruhi oleh peran masyarakat di wilayah yang bersangkutan. Hal tersebut sesuai dengan UU No.7/2004 pasal 70, 82, 83 dan 84, dimana pemberdayaan dan peran masyarakat sangat penting dan dapat dimulai dari perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pengelolaan sumberdaya air. Keikutsertaan stakeholders dalam suatu perencanaan dan pengelolaan sumberdaya air merupakan suatu proses. Proses ini memungkinkan stakeholder untuk berperan dalam pengembangan sumber daya air secara berkelanjutan. Indikasi terciptanya upaya pemberdayaan masyarakat tersebut adalah tercermin dalam pelaksanaan pengelolaan SDA dengan hasil yang baik dan berhasil guna secara berkelanjutan.http://www.ampl.or.id/library_img/Pemberdayaan Masyarakat Dalam Implementasi Budaya Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Berkelanjutan Di Wilayah Sungai Citarumhttp://www.ampl.or.id/1172016000