Belajar Sanitasi dari Negeri Belanda

22 Juni 2015
Dibaca : 5470 kali

“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri China”, begitu pepatah yang sering kita dengar. Namun hal itu tidak untuk ilmu sanitasi. Untuk sanitasi Belanda memang juaranya. Teknologi sanitasi mereka telah mendunia sehingga banyak insinyur lingkungan yang berkiblat ke negara ini.

Berbagai inovasi teknologi terus mereka kembangkan mulai dari wadden marker, room of ­ the river, new delta, hingga yang terbaru hidrochip.

Sanitasi tidak hanya tentang air namun ada lingkungan udara dan tanah yang tidak terpisahkan dari siklusnya. Air sangat berpengaruh terhadap perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Air juga merupakan kebutuhan vital bagi manusia diantaranya sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Pengelolaan air juga tidak kalah pentingnya, air yang tidak di kelola dengan baik dapat menjadi sumber bencana seperti banjir dan air limbah yang menjadi sumber penyakit.

Pembangunan sanitasi di Belanda terjadi ketika sistem penyediaan air bersih pertama dibangun pada tahun 1850. Saat itu angka kematian akibat water born disease sangat tinggi, namun seiring dilakukannya pembangunan fasilitas ini angka penyakit menurun ketika warga mendapat pasokan air bersih dengan kualitas yang baik. Memompa air dan mengalirkannya melalui media penyaringan pasir halus dilakukan Belanda untuk meningkatkan kualitas air bersihnya.

Sumber air di Belanda umumnya adalah air tanah dan air permukaan yang sebagian besar digunakan masyarakat yang berada di utara Belanda. Air permukaan yang mengandung kadar garam tinggi diolah dengan teknologi Kreegrug dan Drainzbuffer. Air hujan yang mengalami infiltrasi akan mengalir ke sungai dan waduk sehingga suplai air tetap terjaga. Menurut asosiasi pekerja air Belanda, kebocoran air dalam proses distribusi di bawah 6%, jauh dibawah negara-negara lain. Dengan ozonisasi, kini 99,9% penduduk Belanda telah memliki akses air minum yang bebas klorin.

Belanda mulai mengelola air limbahnya pada tahun 1900. Pertumbuhan penduduk serta pembangunan pesat di belanda membuat kuantitas limbah semakin bertambah. Belanda terus melakukan Inovasi pada teknologi pengolahan air limbah. Pada tahun 2000, hampir 99% dari seluruh rumah tangga dan industri Belanda terhubung ke sistem pengolahan air imbah terpadu.

Untuk menekan biaya dan mengatasi keterbatasan lahan yang tersedia Belanda menggunakan Nereda. Nereda adalah pengolahan air limbah secara biologis yang memanfaatkan biomassa granular yang membentuk butiran lumpur sehingga limbah terkonsentrasi dengan baik. Proses ini membuat pengolahan lebih cepat dan menghemat energi lebih dari 20%.

Banyak teknologi Belanda yang telah terbukti menjadi sumber energi terbarukan. Diantaranya adalah biogas dari hasil pengolahan limbah secara biologis, pupuk lumpur yang diolah dengan Phospat recovery hingga litrik yang dihasilkan dari putaran kincir angin. Dengan keberhasilannya, Belanda dijuluki negara dengan teknologi air terbaik. Kini eksistensi Belanda mengelola air dapat ditemukan di banyak negara dengan berbagai program kerja sama pemerintah. Khairil Ardhi

Sumber: hwc2015.nvo.or.id/424-belajar-sanitasi-hingga-ke-negeri-belanda/

Share