Berbagi Pengalaman Dalam Pengamanan Air Minum

22 Oktober 2014
Dibaca : 1036 kali

Pada lima tahun mendatang diargetkan seluruh masyarakat Indonesia baik yang berada di kota maupun desa, dari Sabang sampai Marauke sudah harus terlayani akan akses air minum aman dan sanitasi layak.

Dalam mencapai 100% pelayanan kepada masyarakat tersebut telah ada sejumlah upaya yang dilakukan pemerintah salah satunya ialah Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM) yang merupakan upaya pengamanan air minum dari hulu ke hilir. Saat ini, RPAM sendiri telah diujicobakan pada beberapa lokasi seperti Bandung, Banjarmasin, Sumba Barat Daya, Malang, Salatiga dan Payakumbuh.

Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, Nugroho Tri Utomo mengatakan bahwa dalam melakukan pengamanan air minum semua pihak harus saling berkerjasama dengan baik. Hal ini karena penanganan air minum tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri sebab semuanya saling berkaitan."Selain itu dalam penanganan air minum,  pengelolaan sanitasi yang baik juga dibutuhkan," kata Nugroho dalam sambutannya pada saat membuka Lokakarya RPAM, Arthotel, Jakarta (22/10).

Bukan hanya diharapkan bisa menjadi ajang saling bertukar pengalaman dan pembelajaran tentang keberhasilan atau kegagalalan saja, acara ini juga diharapkan dapat mengidentifikasi kebutuhan untuk implementasi dan kebutuhan replikasi dalam pelaksanaan RPAM.

Menurut Nugroho, pihaknya berharap kedepannya akan semakin banyak pihak yang melaksanakan RPAM. Pelaku ujicoba akan menjadi center of excellent, sehingga bisa menjadi pusat pembelajaran bagi wilayah lainnya.

Sementara itu,  pada sesi diskusi Direktur Air Minum, PDAM Kota Bandung, Rachmawati menyampaikan bahwa pihaknya merasa terbantu dengan adanya RPAM, terutama dalam hal identifikasi risiko. "Melalui RPAM, PDAM Kota Bandung lebih mudah untuk menentukan skala prioritas, sehingga bisa mendahului penanganan risiko yang paling utama terlebih dulu," ujarnya.

Selanjutnya Rachmawati menambahkan, melalui RPAM setiap risiko juga bisa terdokumentasikan dengan baik.Cheerli

Share