Bersama Selamatkan Air Untuk Jakarta Lebih Baik

26 Maret 2013
Dibaca : 1454 kali

Data Pusat Kajian Sumber Daya Air Indonesia menyatakan suplai air baku Jakarta hanya sekitar 17.800 liter per detik, padahal dengan jumlah penduduk Ibukota yang mencapai 11,4 juta jiwa, Jakarta membutuhkan air sebanyak 26.938 liter per detik.

Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, kondisi tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan. Pasalnya, dengan terbatasnya pasokan air baku, ketersedian air minum juga akan terganggu.

"Keadaan tersebut pastinya tidak diharapkan semua pihak,terutama kami. Maka dari itu, berbagai upaya perbaikan air baku kini kian hari makin gencar dilakukan," ungkapnya saat membuka acara Diskusi "Air Minum Jakarta Rawan Ketersediaan Air Baku yang diselenggarakan di Ruang Balai Agung, Balai Kota Provinsi DKI Jakarta, Selasa (26/3).

Lebih lanjut, dia menerangkan salah satu upaya perbaikan yang sedang dilakukan Pemprov DKI ialah merevitalisasi daerah resapan yang tersebar di seluruh kawasan DKI Jakarta.

"Selain itu, kami juga tidak bosan-bosan menghimbau masyarakat untuk terus menjaga air dengan tidak membuang sampah ke sungai, selokan,maupun kali," tambahnya.

Di sisi lain, Direktur Permukiman dan Perumahan, Kementerian Bappenas, Nugroho Tri Utomo menyampaikan bahwa ditengah menurunnya kuantitas air baku yang ada saat ini,perbaikan maupun penyelamatan air merupakan hal mendesak yang perlu dilakukan. "Terlebih, defisit air di Jakarta dikabarkan akan terus berlanjut," terangnya.

Selain itu, pentingnya penanganan masalah air baku juga akan mendorong tercapainya target Rencana Pembangunan Menengah Nasional (RPJMN) 2014 dan MDGs 2015. " Di mana, pada tahun tersebut lebih dari separuh masyarakat Indonesia harus sudah mendapatkan akses air minum aman," jelasnya.

Menurut Nugroho, dalam menyelamatkan air baku sejak 2011 lalu Kementerian Bappenas yang didukung oleh Waspola Facility telah meluncurkan program Rencana Pengamanan Air (RPA).

RPA sendiri adalah suatu pilot program yang didasari oleh kesadaran tentang pentingnya kualitas,kuantitas, kontinuitas dan keterjangkauan air dari hulu ke hilir.

"Saat ini program tersebut tengah diujicobakan di kawasan sungai Cikapundung, PDAM Banjarmasin dan Kabupaten Bangka," tutur Nugroho yang juga menjabat sebagai Ketua 1  Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional.

Pada acara diskusi yang diadakan oleh Forum Air Jakarta (FAJ) dipaparkan sejumlah permasalahan utama terjadinya krisis air baku.

"Adanya banyak hal yang menyebabkan berkurangnya pasokan air baku, salah satu ialah makin memburuknya kualitas air karena tingginya tingkat pencemaran," papar Sri Widayanto Kaderi, Ketua Forum Air Jakarta.

Dalam menanggulangi masalah tersebut langkah yang dilakukan FAJ ialah mendorong disusunnya road map atau peta jalan penyelamatan air baku.

"Peta ini diharapkan dapat menjadi rekomendasi para pembuat kebijakan dan seluruh pemangku kepentingan dan operator air minum di Jakarta untuk mengambil langkah cepat dan tepat dalam membebaskan Indonesia, terutama Ibukota dari ancaman krisis air baku," pungkasnya. Cheerli

Share