Dorong Pembangunan Sanitasi Melalui Pelatihan EHRA

04 April 2013
Dibaca : 2375 kali

Pelatihan EHRA resmi dibuka Selasa, 2 April 2013 kemarin. Bertempat di hotel Pangrango 2, Bogor pelatihan ini  diikuti oleh 54 peserta yang merupakan perwakilan pemerintah daerah dan anggota Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) dari 28 provinsi se-Indonesia.


Studi Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan (EHRA) sendiri merupakan salah satu studi primer yang harus dilakukan untuk menyusun dokumen PPSP, salah satunya seperti saat menyusun Buku Putih Sanitasi.


Secara substansial, hasil dari studi EHRA ini dapat memberikan data ilmiah dan faktual tentang ketersediaan layanan sanitasi di tingkat rumah tangga dalan skala Kabupaten/Kota.

Dalam sambutannya, Kepala BBTKLPP (Balai Besar Tehnik Kesehatan Lingkungan Pengendalian Penyakit, Jakarta, Kodrat Pramudho mengatakan, pelatihan ini merupakan  salah satu upaya Kementerian Kesehatan dalam meningkatkan program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP).

 
"Adapun harapan terbesar dari pelatihan EHRA ini ialah untuk mendorong perbaikan kondisi sanitasi Indonesia yang memang belum berjalan maksimal,"ungkapnya.


Dia menjelaskan,pada TOT(Training Of Trainer) EHRA ini para peserta akan diberikan pembekalan intensif dalam hal pemasukkan dan pengumpulan data terkait sanitasi."Pembekalan intensif sendiri bertujuan agara para peserta yang ikut pada pelatihan ini kedepannya bisa mentransfer ilmu mereka kepada pihak terkait lain di wilayahnya masing-masing," tambah Kodrat.

Menurutnya, pelatihan EHRA kali ini juga telah bersertifikasi dan terakreditasi BPPSDM (Badan Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia) Kementerian Kesehatan. "Ini merupakan nilai tambahan yang patut disyukuri oleh peserta, karena setelah pelatihan ini para peserta bisa langsung menjadi trainer EHRA," jelasnya.


Dia mengungkapkan, pelatihan EHRA di program PPSP sendiri sudah diakui pada Water Week 2012 di Washington sebagai data primer untuk penguatan dalam perencanaan SSK (Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota).


Disisi lain, Ka-Subdit PASD, Ditjen P2PL, Kementerian Kesehatan, Cucu Cakrawati Kosim menyampaikan, TOT EHRA ini juga diharapkan bisa mempercepat pencapaian target RPJMN 2014 dan MDGS 2015 terkait penyediaan sanitasi layak dan air minum aman. “Seperti yang diketahui hingga kini masih banyak tantangan perbaikan sanitasi maupun air minum yang dihadapi negeri ini,"terangnya


Bedasarkan data terakhir Kementerian Kesehatan menyatakan jumlah rumah tangga dengan akses jamban layak baru mencapai 50 persen. "Bahkan, bukan hanya itu kondisi sampah dan drainase di sejumlah wilayah juga masih sangat buruk," kata Cucu saat memberikan pemaparan pada sesi pertama pelatihan EHRA.


Cucu mengatakan, kinerja sektor kesehatan sebenarnya sudah berjalan dengan baik dan mendapatkan hasil positif. Hal ini terbukti dari menurunnya angka masyarakat yang buang air besar maupun kecil sembarangan. "Di mana, angka BABS dari 71 juta pada 2007 menjadi 42 juta di 2010," ujarnya.


Menurut Cucu ,pelatihan EHRA ini sangat bermanfaat dalam mendukung pencapaian program PPSP. Selain itu, pelatihan EHRA ini juga sudah diakui sebagai salah satu strategi jitu dalam pembangunan sanitasi. "Pasalnya, melalui data yang diperoleh dari studi EHRA ini para fasilitator akan dapat mengetahui strategi untuk meningkatkan kondisi sanitasi di daerahnya,"pungkasnya.


Pelatihan EHRA yang diselenggarakan oleh Direktorat Penyehatan Lingkungan yang bekerjasama dengan BBTKLPP Jakarta ini diselenggarakan selama 4 hari yaitu mulai 2-5 April 2013. Cheerli

Share