Dukung Akses Universal, ISF Menyusun Panduan Pengelolaan Air Limbah

09 Maret 2015
Dibaca : 1836 kali

Saat ini The Institute for Sustainable Futures (ISF) dari University of Technology Sydney (UTS) tengah mengembangkan panduan tentang pengelolaan air limbah guna mendukung capaian target 100% akses di akhir 2019 mendatang. Harapannya panduan tersebut dapat digunakan oleh pemerintah daerah untuk mewujudkan penyediaan layanan sanitasi yang efektif.

Dalam acara pemaparan hasil studi awal, Prof. Cynthia Mitchell, ketua tim peneliti memaparkan, pengelolaan air limbah di Indonesia terutama di area padat miskin perkotaan merupakan suatu tantangan. Kendati, Pemerintah telah memberikan solusi dengan menyediakan sistem pengelolaan air limbah skala lingkungan/komunitas, namun sistem tersebut masih membutuhkan pengelolaan yang efektif agar dapat beroperasi dalam jangka panjang.

Menurut Mitchell, proyek ini bertujuan untuk mendukung layanan pengelolaan limbah tinja dan air limbah secara lebih aman dan berkesinambungan. Harapannya dengan pengelolaan limbah yang baik, kedepannya kondisi sanitasi di Indonesia semakin membaik dan kesehatan masyarakat juga kian meningkat.

Untuk proses pengumpulan data, ISF telah melakukan kunjungan lapangan ke 4 daerah dengan 20 titik lokasi pengelolaan air limbah skala komunitas (SANIMAS). Seperti yang sudah disampaikan, hasil dari proyek ini ialah materi panduan yang bisa digunakan berbagai pihak, terutama yang bertanggung jawab menangani sistem pengelolan air limbah. Di mana, materi panduan tersebut akan menyediakan percontohan-percontohan  sistem yang telah berhasil.

Selain itu, pada sesi presentasi, Mitchell memaparkan bahwa pengelolaan air limbah yang baik sangt diperlukan, terlebih sebagian besar masyarakat Indonesia masih menggunakan air tanah sebagai sumber air minum. Disamping itu, data WSP-World Bank 2012 menunjukkan sebesar 80% septik tank gagal, dimana hal tersebut berpotensi untuk mencemari air tanah.

Dengan adanya kondisi tersebut dapat dikatakan bahwa risiko kontaminasi air minum oleh efluen di Indonesia tampaknya tinggi.

Dari hasil study awal, untuk mencapai cakupan sanitasi 100%, maka ada banyak hal yang perlu dilakukan Indonesia, salah satunya dengan melakukan pengecekan secara berkala pada sistem pengelolaan air limbah skala komunitas yang telah dibangun di banyak daerah.

Adapun ada 3 rekomendasi yang diusulkan ISF untuk mengoptimalkan sistem pengelolaan air limbah yaitu tentukan target dan pantau hal yang penting, maksimalkan investasi yang ada, terakhir ialah desain program generasi berikutnya.

Sementara itu, dalam sesi diskusi, Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas menyatakan bahwa bila dikelola denganbaik lumpur tinja maupun air limbah memiliki manfaat. Salah satunya, hasil pengendapan lumpur dapat dimanfaatkan sebagai pupuk.  CH 

Share