Gerakan Perilaku Hemat Air dan Pelihara Lingkungan

13 Agustus 2014
Dibaca : 4335 kali

Indonesia mencapai 100% akses air minum dan akses sanitasi di tahun 2019. Merupakan target yang tercantum dalam draft RPJMN 2015-2019. Apakah target ini merupakan “Pe-Er” pemerintah semata? Jawabnya tentu tidak. Ini merupakan tanggung jawab kita semua untuk mewujudkannya. Semua artinya seluruh pihak, dari mulai pemerintah sampai dengan swasta, dari para penggiat sektor sampai dengan masyarakat awam.  

Dari Kita Untuk Indonesia (DKUI), itulah gerakan yang diluncurkan untuk mengajak semua pihak, lintas sektor, lintas kepentingan, seluruh masyarakat luas, agar turut  menjaga kualitas, kuantitas, serta keberlanjutan air melalui perilaku yang baik terhadap lingkungan. Gerakan yang diluncurkan tadi siang (Rabu 12/8/2014) ini adalah salah satu bentuk kepedulian pihak swasta, dalam hal ini Aqua, terhadap pentingnya akses air bersih dan penyehatan lingkungan.

Nila Moeloek, selaku Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals (MDGs) yang turut hadir dalam acara ini mengatakan, “ Meskipun Indonesia telah membuktikan perkembangan yang signifikan di beberapa aspek pencapaian MDGs, kita masih perlu bekerja keras untuk betul-betul dapat meraih target tahun 2015 mendatang”.

“Untuk menekan angka kematian ibu dan meningatkan kesehatan, kita membutuhkan infrastruktur air bersih dan sanitasi. anak yang sehat  harus keluar dari kemiskinan, harus cukup pangan dan gizi, mempunyai akses kesehatan termasuk di dalamnya akses air bersih dan sanitasi” , ujar Nila menambahkan.

Oleh sebab itu Nila Moeloek sangat mendukung gerakan DKUI ini, sebab seluruh lapisan masyarakat harus disadarkan untuk turut menjaga sumber air dengan cara merubah perilaku kebiasaan sehari-hari. Beberapa kebiasaan di masyarakat kita yang sangat merugikan diantaranya adalah perilaku membuang sampah dan limbah sembarangan. Sampah yang tergenang di sungai-sungai, selain mengakibatkan banjir, sudah pasti juga akan mencemari air. Demikianpun dengan limbah kotoran manusia yang tidak dikelola dengan baik, akan merembes pada tanah, kemudian mencemari air tanah dan menyebarkan banyak bibit penyakit.

Selain itu kebiasaan boros air juga masih banyak ditemukan di masyarakat kita. Sering masyarakat kita, terutama yang bermukim di perkotaan, tanpa sadar membuang-buang air bersih begitu saja. Seperti misalnya membiarkan keran mengalir hingga luber, mengambil segelas penuh air putih lalu baru sedikit ditinggalkan lalu dibuang.  Nila Moeloek mengatakan hal tersebut termasuk perbuatan dosa. Mengapa? Karena saudara-saudara kita yang berada di pedalaman wilayah timur Indonesia, masih sangat sulit mendapatkan akses air bersih.

“Pemborosan air yang kalian lakukan disini berarti tidak bersyukur dan tidak peduli, oleh sebab itu maka saya bilang dosa”, ujar Nina Moeloek disambut tawa para hadirin.

Aqua telah memulai pengembangan program akses air bersih dan penyehatan lingkungan sejak 2007. Program pertama ini dilaksanakan di Nusa Tenggara Timur (NTT). Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah dengan konservasi lingkungan yakni penanaman pohon di sekitar sumber mata air, mengajak masyarakat sekitar membuat biopori dan membangun sumur resapan, sampai dengan mengenalkan sistem pertanian terpadu, dimana masyarakat diajarkan untuk bertani secara tepat dengan teknik dan waktu yang sesuai.  Hal ini berkaitan juga dengan perubahan iklim dan pengaruhnya terhadap ketersediaan air .  Dengan penggunaan air yang efektif , maka penghematan terhadap air juga telah dilakukan.

Sebagai bagian dari sektor swasta, Aqua Grup ingin membantu pemerintah  dalam menyediakan cakupan akses air minum. Dulu diawali dengan program Water Access Sanitation and Hygiene, yaitu penyediaan akses air bersih untuk penduduk di sekitar pabrik. Selanjutnya, Provinsi NTT dipilih karena di wilayah tersebut akses untuk air bersih sangat terbatas.

“Kami melibatkan peran aktif konsumen untuk NTT ini. Setiap 1 Liter Aqua yang terjual, maka 10 Liter air bersih untuk masyarakat NTT yang dilakukan dengan pembangunan akses. Demikianpun dengan gerakan DKUI sekarang, kami kembali mengajak konsumen untuk berperan serta“, papar Febby Intan selaku Brand Director Aqua.

Program WASH selanjutnya akan merambah ke wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB). Dinyatakan oleh Aqua, pemilihan wilayah ini juga atas rekomendasi dari teman-teman Pokja AMPL. 

Sementara itu di tempat terpisah, Nugroho Tri Utomo selaku Ketua Pokja AMPL Nasional juga mendukung gerakan DKUI ini. Beliau menyatakan bahwa dengan berbagai media komunikasi yang digunakan, pesan yang disampaikan gerakan DKUI akan menyentuh masyarakat luas di segala lapisan. Dengan demikian diharapkan target 100% akses air minum dan sanitasi untuk Indonesia di 2019, akan mampu kita capai karena terdapat peran aktif masyarakat di dalamnya.

Parmaningsih Hadinegoro selaku VP Corporate Secretary PT. Tirta Investama pada kesempatan tadi mengucapkan terima kasih kepada Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan (Pokja AMPL) Nasional atas bantuannya selama ini sehingga lebih dari 100.000 orang dari 70 desa di 17 kabupaten/kota telah menerima manfaat dari program tersebut.

“Semoga kerjasama kita bisa terus berlanjut dan memberi manfaat lebih banyak lagi kepada masyarakat Indonesia, Amiin, Insya Allah”,  tutur Parma menutup kalimat sambutannya.   (Kelly)

Share