Kualitas Air Menjadi Tantangan PAMSIMAS di Pariaman

03 Juli 2014
Dibaca : 2298 kali

Kunjungan lapangan pertama di tahun 2014 ke Provinsi Sumatera Barat mengambil lokasi di Kota Pariaman. 

Direktorat Permukiman dan Perumahan, Bappenas dan Sekretariat Pokja AMPL Nasional selaku pelaksana kegiatan mengawali kegiatan dengan melakukan audiensi ke Bappeda Kota Pariaman yang dilengkapi dengan kunjungan lapangan ke beberapa desa Pamsimas.

Dari hasil audiensi dengan Bappeda, koordinasi Pokja AMPL Kota Pariaman yang baik tercermin dalam rutinnya rapat koordinasi yang dilakukan oleh anggota Pokja untuk berdiskusi mengenai perkembangan program AMPL di Pariaman. Sayangnya, Pariaman masih menghadapi berbagai tantangan di bidang AMPL, diantaranya pendanaan, peningkatan kapasitas, pendataan, dan perilaku masyarakat.

Kegiatan kali ini berhasil mengunjungi  5 lokasi sebagai bahan pembelajaran, baik bagi pemerintah pusat maupun daerah. Di lokasi pertama, Desa Marunggi, ditemukan kendala buruknya kualitas sumber air, sehingga masyarakat tidak mau memanfaatkan sarana Pamsimas dan tidak mau membayar tarif. Karena kendala tersebut, sarana berhenti beroperasi setelah 1,5 tahun melayani masyarakat.

Lokasi desa Pamsimas lainnya, Desa Taluak, merupakan desa pertama yang mendapat intervensi Program Pamsimas sejak tahun 2009. Kualitas air di desa ini pun buruk, disebabkan oleh pembangunan IPAL Komunal yang hanya berjarak 5 meter dari sumber air baku. Namun, masyarakat tetap memanfaatkannya dengan cara menyaring air karena sarana ini adalah satu-satunya sumber air yang dimiliki.

Di bidang sanitasi, tim mengunjungi Desa Pauh Barat yang memiliki IPAL Komunal di 2 lokasi, dimana keberadaannya dirasa sangat bermanfaat bagi masyarakat. IPAL Komunal ini menghadapi tantangan belum optimalnya cakupan penerima manfaat karena ditempatkan di daerah dengan kepadatan penduduk rendah, sehingga sulit mencapai target kapasitas desain.

Di balik semua tantangan yang masih harus dihadapi Pariaman, ditemukan juga best practice yang diinisiasi oleh masyarakat. BPSPAMS di Desa Sikapak Barat dapat memanfaatkan sarana Pamsimas sebagai sumber air usaha depot air isi ulang galon dengan merek “Adespa Pakotan”. Sebelum dipasarkan air tersebut diolah dengan menggunakan sinar ultra violet. Di mana, air galon ini dibanderol dengan harga Rp 4.000/galon. Setiap bulannya,  depot ini pun bisa menjual hingga 800 galon.Saniya

Share