Lokakarya Nasional : Harapan Terhadap Hasil Studi Sanitation Market

22 Januari 2013
Dibaca : 1514 kali

Pernah mendengar istilah ‘sanitation market’ atau ‘pemasaran sanitasi’ ?. Pemasaran sanitasi merupakan suatu model pendekatan yang dilakukan dalam rangka mendorong percepatan perubahan perilaku sanitasi masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, PAMSIMAS Komponen Kesehatan melakukan studi mengenai Sanitation Market, Consumer and Supplier Behavior. Dari studi tersebut akan diketahui faktor peluang dan hambatan apa saja yang terdapat pada pemasaran sanitasi.

Untuk membahas hasil studi pemasaran sanitasi tersebut, diselenggarakan Lokakarya Nasional selama 3 hari yang menghadirkan perwakilan Bappenas, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, Tim Bank Dunia, WSP, pelaksana program Pamsimas, Dinas Kesehatan Provinsi, lembaga-lembaga yang berkompetensi di bidang sanitasi, serta para Kasubdit di jajaran Direktorat Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan.

Studi ini diharapkan mampu memberikan gambaran strategis dalam mendorong dan menguatkan mekanisme pasar sanitasi, terutama di daerah pedesaan. Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Penyehatan Lingkungan, Ditjen PP dan PL, Kementerian Kesehatan, Wilfried H Purba, “Saya beharap studi ini nantinya dapat menjawab 8 (delapan) permasalahan mendasar yang ditemui dalam upaya percepatan akses sanitasi Program Pamsimas”, ujarnya di depan para peserta.

Adapun 8 masalah yang dimaksud oleh Wilfred tersebut adalah :

1) Cara meningkatkan daya saing para provider sanitasi lokal, termasuk mengenai model pendistribusian material sanitasi.

2) Peta motivasi perubahan perilaku masyarakat & sekolah guna mendesain media promosi. Terutama untuk kampanye Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) di sekolah-sekolah;

3) Opsi – opsi sanitasi dikaitkan dengan karakteristik topografi. Rekomendasi model fasilitas sanitasi dan korelasi harga bagi masyarakat miskin perdesaan;

4) Pengembangan model promosi dan praktek sesuai dengan perbedaan geografi dan sosial budaya untuk memicu perubahan perilaku PHBS.

5) Pengembangan program kemitraan supply improvement sebagai jaminan atas dampak perubahan perilaku yang diharapkan;

6) Pengembangan model kampanye PHBS sesuai strata sosial

7) Melakukan perancangan materi, desain dan produk dalam memenuhi kebutuhan pasar sanitasi

8) Rekomendasi materi (substansi) pada pelatihan ‘tukang’, khususnya untuk proses produksi sanitasi.

Selain sosialisasi dan diseminasi data, studi pemasaran sanitasi ini mendapat banyak masukan dari para pemangku kepentingan tingkat pusat dan provinsi, para stakeholder program PAMSIMAS, dan para peserta lain saat sesi diskusi.

Yang banyak mengemuka untuk usulan perbaikan adalah struktur penulisan dan ketajaman hasil studi.  Maraita Listyasari dari Direktorat Permukiman dan Perumahan Bappenas yang sekaligus Ketua Harian Pokja AMPL Nasional misalnya, menyoroti beberapa hal, terutama mengenai sanitasi di sekolah dasar.

“Guru dan murid belum terekplorasi dalam hasil studi, selain itu peran sanitarian juga belum diulas dengan baik”, katanya.

Maraita juga menggarisbawahi bahwa program PAMSIMAS mempunyai tujuan utama meningkatkan akses air minum dan sanitasi, bukan hanya kepemilikan jamban. 

“Masyarakat yang memiliki jamban belum tentu memanfaatkan jamban karena sesuatu alasan”, tambahnya melengkapi.

Workshop ini  ditutup oleh Yuli Karmen, Kasubdit PKSD (Penyehatan Kawasan dan Sanitasi Darurat). Yuli mengharapkan perbaikan segera dilakukan berdasar masukan dari peserta Lokakarya. Kemudian hasil perbaikan dapat segera disampaikan kepada Pengelola Program pamsimas Kementerian Kesehatan.  (Endang Sri Rejeki–Kelly).

Share