Peran Sosial Media Dalam Watsan

05 Februari 2015
Dibaca : 1903 kali

Saat ini tidak dapat dipungkiri sosial media telah memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan masyarakat. Jika dilihat dari jumlahnya, pengguna sosial media di Indonesia juga tidak sedikit. Data yang dirilis oleh Global Web Index Survei pada tahun 2013, persentase aktivitas jejaring sosial Indonesia mencapai 79,72 persen; tertinggi di Asia, mengalahkan Filipina (78 persen), Malaysia (72 persen), China (67 persen).

Selain itu, untuk sosial media yang paling banyak diakses di Indonesia, ada sekitar 65 juta pengguna Facebook aktif (www.kominfo.go.id). Sementara untuk twitter, ada 19,5 juta pengguna di Indonesia dari total 500 juta pengguna global (www.kominfo.go.id).

Mengapa sosial media demikian digandrungi oleh banyak orang? Ada beberapa alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi. Salah satunya kemudahan, baik dalam berkomunikasi maupun mendapatkan informasi. Saat ini orang lebih mudah mendapatkan informasi dari jejaring sosial seperti twitter maupun facebook. Baik yang sifatnya langsung dari media mainstream yang ada, maupun hasil liputan langsung dari masyarakat. 

Dari sisi penggunaan, siapapun bisa menggunakan sosial media. Bahkan untuk orang yang tidak memiliki basic pengetahuan teknologi informasi, bisa menggunakan sosial media, asalkan memiliki gadget dan terkoneksi dengan jaringan internet.

Jika melihat gambaran di atas, tampak bahwa sosial media cukup strategis untuk menyampaikan informasi atau gagasan dengan cepat dan mudah, tanpa perlu takut kehilangan esensi dari apa yang diinformasikan. Sehingga sudah jamak rasanya melihat bagaimana sosial media juga digunakan sebagai media promosi sebuah produk atau bahkan dunia politik.

Lalu bagaimana dengan air minum dan sanitasi ? Peran apa yang bisa dilakukan oleh sosial media?

Sosial media bisa digunakan sebagai alat untuk mensosialisasikan dan memberi pengetahuan mengenai program dari pembangunan air minum dan sanitasi. Tidak hanya program, informasi-informasi terkait dengan air minum dan sanitasi juga dapat disampaikan secara efektif dan cepat melalui sosial media. Bahkan masyarakat pengguna sosial media juga dapat menjadi perantara dengan turut serta menyebarkan informasi tersebut. Dengan demikian, jangkauan informasi akan lebih luas lagi menyasar ke masyarakat.

Salah satu contoh penggunaan sosial media dalam upaya promosi dan kampanye kepada masyarakat dapat dilihat dari kampanye Tinju Tinja UNICEF. Dengan menggunakan sosial media seperti twitter dan facebook, dan dibantu oleh kalangan artis yang tentunya juga menggunakan sosial media, UNICEF secara intens mengkampanyekan mengenai fakta-fakta seputar BAB sembarangan di Indonesia.

Bentuk penyajian informasi lebih banyak menggunakan gambar serta kalimat singkat, namun maksud dan tujuan kampanye tetap tersampaikan. Selain UNICEF, Melani Subono yang didaulat sebagai duta kampanye tinju tinja, juga aktif melakukan kampanye di sosial media seperti twitter. Sehingga pesan mengenai bahaya diare serta BAB sembarangan diterima dan diketahui oleh banyak orang.

Selain penyampaian informasi secara cepat, sosial media juga menawarkan peluang untuk dapat berinteraksi dengan masyarakat dan membangun komunikasi dua arah. Masyarakat berperan memberikan masukan maupun kritik mengenai situasi atau kebijakan yang terkait dengan kondisi air minum dan sanitasi di lingkungannya.  

Salah satu contoh yang bisa diambil adalah kritik seorang blogger dari Bulgaria, Inna Savova, kepada Kota Bandung dengan menjulukinya dengan sebutan “City of Pig”. Dalam tulisan yang dimuat di blognya pada tanggal 16 Januari 2014, ia mengeluhkan Kota Bandung yang penuh dengan sampah dan warganya yang terkungkung dalam gaya hidup kotor. Tulisan yang awalnya berada di blog pribadinya tersebut kemudian menjadi heboh saat muncul di Twitter dan banyak di-retweet orang.

Dari pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa peran sosial media cukup strategis dalam memberikan penyadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga air minum dan sanitasi di lingkungannya. Tidak hanya memberikan penyadaran, namun juga mengakomodir masyarakat untuk turut serta mengawasi lingkungan sekitarnya. (Rozi)

Share