Siap Tingkatkan Pembangunan Sanitasi, Pemkot Banjarmasin Lakukan Pemutakhiran SSK

03 Desember 2013
Dibaca : 1196 kali

Sebagai ibukota provinsi bisa dikatakan kondisi sanitasi di Banjarmasin masih belum begitu baik. Faktanya, hingga saat ini masih banyak dijumpai jamban bilik di sepanjang permukiman pinggir sungai yang pembuangannya langsung dibuang ke sungai.

Dengan julukan kota seribu sungai, aktivitas masyarakat di kota ini memang sangat erat dengan sungai, mulai dari menjalankan aktivitas sehari-hari seperti Mandi Cuci Kakus (MCK), berdagang, hingga berwisata semua dilakukan diatas sungai.

Eratnya hubungan masyarakat Bumi Banjar ini dengan sungai juga diamini oleh Kepala Bappeda Kota Banjarmasin, Fajar Desira. 

Menurutnya, masyarakat di daerah ini memang sangat bergantung dengan sungai. Oleh karena itu, wajar bila di kota ini masih banyak dijumpai masyarakat yang menjalankan aktivitas sehari-hari terutama kegiatan MCK di sepanjang aliran sungai. Kondisi ini tentunya sangat disayangkan karena dengan melakukan aktivitas MCK di sungai otomatis akan mencemari kondisi air sungai itu sendiri. 

"Budaya masyarakat kami memang sangat erat dengan sungai. Sehingga, saya pribadi sebenarnya merasa tidak masalah bila hingga kini masih banyak masyarakat melakukan kegiatan buang air di jamban terapung," ujarnya.

Hanya saja, Fajar menambahkan, bila pembuangannya harus disalurankan ke suatu sistem pengolahan seperti ke pipa ipal komunal atau ke tangki septik apung.dan tidak boleh dibuang langsung ke sungai seperti saat ini.
 "Sebab, bukan hanya sekadar mencemari air sungai saja, dengan pembuangan kotoran langsung ke sungai akan berdampak pula dengan rusaknya kondisi lingkungan yang berujung pada penyebaran penyakit, seperti diare," terangnya saat membuka acara Pemutakhiran dan Finalisasi SSK kota Banjarmasin yang dilaksanakan di Kantor Bappeda Kota Banjarmasin, Senin (2/12).

Fajar mengatakan, untuk meningkatkan kondisi sanitasi Banjarmasin yang belum optimal, saat ini telah banyak upaya yang dilakukan pemerintah kota Banjarmasin, salah satunya dengan mengikuti dan menjadi peserta program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) sejak 2009.

Melalui program ini Banjarmasin telah menyusun strategi perencanan pembangunan sanitasi berupa Strategi Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK). Penyusunan SSK sendiri bertujuan agar kota dapat memiliki strategi pembangunan sanitasi yang tepat dan disesuaikan dengan permasalahan yang ada, sehingga pembangunan sanitasi akan lebih optimal.

Adapun, kegiatan pemutakhiran SSK ini dilakukan karena kini dokumen SSK kota Banjarmasin sudah lebih dari lima tahun.

Fajar menuturkan bahwa pihaknya sangat antusias dalam melakukan pemutakhiran SSK. "Dengan adanya perbaikan SSK kami berharap kedepannya makin banyak lagi sumber pendanaan yang masuk untuk membiayai program pembangunan sanitasi yang dilakukan oleh pemerintah Kota Banjarmasin, baik itu pendanaan yang berasal dari pemerintah pusat atau lembaga donor," katanya.

Dalam rangka mensuksekan acara ini, Fajar mengimbau agar semua Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dapat saling bergotong royong dan bekerjasama dengan baik dalam penyelesaian dokumen SSK yang baru ini. 

" Mari kita buat dokumen SSK yang lebih berkualitas dari sebelumnya. Karena,  dengan SSK yang lebih baik saya yakin kondisi sanitasi di Banjarmasin ini dapat lebih maju dari sebelumnya, baik itu  dari sisi air limbah, sampah maupun drainase," pungkasnya.

Acara pemutakhiran SSK sendiri berlangsung dari tanggal 2-3 Desember 2013 yang bertempat di Kantor Bappeda Banjarmasin. Cheerli

Share