TSSM Bantu Perbaikan Sanitasi Indonesia
19 Maret 2013
Dibaca : 1870 kali
Hingga kini sebagian besar kalangan masih beranggapan bahwa sanitasi
merupakan urusan belakang yang tidak begitu penting untuk diperhatikan.
Anggapan tersebut ternyata salah,sebab berdasarkan penelitian WHO
menyatakan bahwa akibat sanitasi buruk setidaknya 1 anak mati setiap 15
detik karena terserang penyakit diare.
Berangkat dari hal tersebut, WSP (Water Sanitation Program) dari Bank
Dunia mengadakan Program Total Sanitation and Sanitation Marketing
(TSSM) pada sejumlah negara dunia,salah satunya Indonesia.
Di Indonesia sendiri TSSM diadakan pada 7 daerah yang ada di wilayah
Jawa Timur. Program ini pun terjalin berkat adanya kerjasama dan
dukungan positif dari pemerintah Indonesia.
Seperti diketahui,kondisi sanitasi Indonesia belum berjalan maksimal.
Berdasarkan data terakhir 63 juta masyarakat Indonesia masih buang air
secara terbuka.
Menurut Almud Weitz,Team Leader WSP,Bank Dunia menyatakan,wilayah Jawa
Timur dipilih sebagai daerah TSSM karena Jawa Timur memiliki populasi
penduduk yang cukup padat.
"Di mana,banyaknya jumlah penduduk tersebut diharapkan TSSM dapat lebih bermanfaat," terangnya.
Weitz menyampaikan,selain memiliki tujuan untuk memperbaiki kondisi
sanitasi dan memicu perubahan perilaku hidup sehat dan bersih,program
ini pun diharapkan dapat meningkatkan angka kesehatan masyarakat dunia.
"Adanya program TSSM juga dimaksud untuk membantu masyarakat dalam
mendapatkan penghasilan tambahan melalui wirausaha sanitasi," jelasnya.
Pentingnya perbaikan kondisi sanitasi juga diungkapkan oleh Lisa
Cameron, Direktur Monash Centre For Development Economics (MCDE) saat
presentasi pada acara Lessons From Scalling Up Total Sanitation and
Marketing in Indonesia,Jakarta (19/3).
Menurut Cameron yang juga merupakan evaluator independen pada program
TSSM, kondisi sanitasi layak dan baik merupakan kunci dari meningkatnya
angka kesehatan masyarakat.
"Sektor sanitasi merupakan hal penting. Bahkan berdasarkan studi yang
saya lakukan kondisi sanitasi memiliki pengaruh cukup besar bagi
kemajuan suatu negara," ujarnya
Cameron menerangkan,bukan hanya dapat meningkatkan kesehatan masyarakat,
kondisi sanitasi baik juga berpengaruh menurunkan tingkat kerugian
negara.
"Faktanya,masyarakat di negara dengan kondisi sanitasi layak terbukti
lebih produktif daripada masyarakat pada negara dengan sanitasi buruk,"
ujarnya.
Lebih lanjut, Cameron memaparkan dari hasil evaluasi yang dia dilakukan
kepada 7 daerah TSSM di Indonesia ternyata berjalan lancar dan menuai
kesuksesaan.
Hal ini diperkuat dengan adanya perubahan signifikan terhadap kondisi sanitasi maupun perilaku hidup bersih.
"Masyarakat pada daerah TSSM tidak lagi buang air besar
sembarangan.Bahkan,90 persen masyarakat menyatakan setuju untuk
membangun WC di rumah masing-masing," kata Cameron.
Dia menambahkan, adanya perubahan perilaku tersebut secara tidak
langsung berdampak pada menurunnya angka penyebaran penyakit,khusunya
penyakit terkait sanitasi seperti diare dan anemia.
"Perubahan tersebut juga dipicu karena pengetahuan mereka terhadap penyakit diare telah berkembang," jelasnya.
Lebih lanjut,dia menyatakan,adanya TSSM ini telah terbukti dapat
peningkatan kontruksi toilet di wilayah Jawa Timur. Selain itu, jumlah
masyarakat yang buang air besar sembarangan pun menurun drastis.
"Bahkan,angka kesehatan masyarakat,terutama anak-anak meningkat tajam.
Fakta ini bisa dilihat dari meningkatnya berat dan tinggi badan anak di
wilayah tersebut," pungkas Cameron mengakhiri presentasinya. (Cheerli)