Banyak Bayi Meninggal Akibat Sanitasi Buruk

Sumber:tribunnews.com - 27 November 2014
Kategori:Sanitasi

Dari 100.000 kasus bayi meninggal di Indonesia akibat terserang diare, 30 persen disebabkan sanitasi yang buruk. Karena itu, salah satu usaha untuk mengurangi tingkat kematian bayi adalah dengan memperbaiki sanitasi lingkungan.

Hal ini bisa dilakukan dengan  mendorong peran perempuan dalam merubah prilaku anggota keluarganya. Hal ini terungkap dalam workshop organisasi perempuan di Swiss Belinn Kristal Hotel, Kupang, Rabu (26/11/2014).

Petua Panitia, Ida Rohayu, yang ditemui, mengatakan, masih banyak masyarakat Indonesia yang hidup dalam sanitasi yang buruk. "Masyarakat kita masih menggunakan kali atau sungai sebagai tempat buang air besat (BAB). Kali atau sungai yang sama ini pula juga digunakan untuk mencuci, mandi dan melakukan aneka kegiatan lainnya termasuk tempat bermain anak-anak. Kali yang sudah tercemar ini selanjutnya menjadi sumber berbagai penyakit yang dapat ditularkan pada manusia termaksud diare," ujar Ida.

Kepala Dinas PU Provinsi NTT, Ir. Andreas W Koreh, MT, dalam sambutannya yang dibacakan Kepala Bidang Cipta Karya, Ir. Fransiskus Pangalingan, M.Si, mengatakan, dalam mewujudkan sanitasi yang baik peran serta semua komponen sangat menentukan termasuk di dalamnya peran perempuan. "Perempuan dianggap sebagai kaum yang paling dekat dengan sampah sekaligus dapat menjadi contoh bagi keluarga bagaiamana cara menjaga sanitasi lingkungan agar tetap bersih," kata Frans.

Ia mengatakan, tahun 2014, baru 51.3 persen masyarakat NTT yang bisa menikmati air bersih, sisanya belum mendapat pelayanan air bersih melalui PDAM. Masyarakat yang belum terlayani PDAM ini, katanya, harus berjalan kaki berkilo-kilo meter baru bisa mendapatkan air bersih atau harus meminta pada tetangga yang sudah terlayani air bersih.

"Hal  ini menjadi pekerjaan kita bersama ke depan. Target kita tahun 2019 kita harus mencapai 100,0,100," tegasnya.



Post Date : 27 November 2014