Pokja AMPL Nasional Rilis Video Pembelajaran RPAM

17 Desember 2014
Dibaca : 922 kali

Perkembangan sektor air minum di Indonesia semakin membaik. Hal ini ditunjukkan oleh data Badan Pusat Statistik (BPS) 2013, cakupan akses air  minum telah mencapai 67,02% yang merupakan peningkatan dari akses tahun 2012 sebesar 58,05%.

Dalam peningkatan akses air minum, sejumlah upaya diluncurkan oleh pemerintah pusat melalui Pokja AMPL Nasional, salah satunya ialah program Rencana Pengamanan Air Minum (RPAM). RPAM merupakan upaya perlindungan air minum melalui pengendalian risiko dari hulu ke hilir. Adapun sejumlah risiko yang dimaksud seperti pencemaran kualitas air baku atau penurunan kuantitas yang disebabkan karena adanya kebocoran pipa. Pada pengaplikasiannya, RPAM dibagi menjadi 3 (tiga) komponen yaitu komponen sumber, operator (PDAM/komunitas) dan konsumen.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                            

Sejak disepakati pada Konferensi Sanitasi Air Minum Nasional (KSAN) 2011, RPAM saat ini telah diuji coba pada 11 kota/kabupaten di Indonesia. Beberapa diantaranya yaitu Bandung, Malang, Banjarmasin dan Salatiga. Pada pelaksanaan uji coba, ada banyak pembelajaran yang sayang untuk dilewatkan.

Berangkat dari hal tersebut, pada 2014 ini Pokja AMPL Nasional membuat video pembelajaran RPAM yang bertujuan memotivasi pemerintah daerah, PDAM, serta komunitas layaknya HIPPAMS untuk melakukan RPAM.

Dalam penyusunannya, video RPAM memilih 4 (empat) kabupaten/kota sebagai tempat tujuan pengambilan gambar yaitu Bandung, Payakumbuh, Salatiga dan Malang. Keempat lokasi ini dipilih karena merupakan lokasi uji coba baru di 2014. Selain itu, setiap lokasi tersebut juga memiliki pembelajaran menarik yang layak untuk di dokumentasikan.

Pada saat pengambilan gambar di PDAM Payakumbuh, Ketua RPAM, Bahni Weldi menyatakan bahwa pihaknya sangat senang dan menyambut antusias dengan adanya pembuatan video pembelajaran ini. Dia berharap, video ini dapat memotivasi PDAM lain di Indonesia untuk mau mengaplikasikan RPAM. Menurutnya, PDAM Payakumbuh telah merasakan banyak manfaat dari pelaksanaan RPAM seperti indentifikasi risiko di awal uji coba, pengendalian risiko yang lebih tepat dan terarah, serta peningkatan kualitas pelayanan kepada pelanggan.

Sementara itu, Direktur Utama PDAM Kota Malang, Jemianto menyatakan bahwa PDAM Kota Malang juga merasakan manfaat dari uji coba ini. RPAM bermanfaat untuk menjamin mutu dan menyelaraskan masing-masing bagian, misalnya antara bagian distribusi dan produksi dalam meningkatkan layanan PDAM.

 

Antusiasme dan dukungan positif tidak hanya datang dari keempat kota tersebut. Dalam penyusunan video ini, direktur dari empat Kementerian/Lembaga juga turut mendukung dengan menjadi narasumber.

Direktur Permukiman dan Perumahan, Bappenas, Nugroho Tri Utomo dalam wawancara menyampaikan bahwa RPAM merupakan upaya penting untuk peningkatan akses air minum. Terlebih pada 2019 seluruh masyarakat Indonesia sudah harus mendapatkan 100% akses air minum. “Ini sangat penting, dalam capaian kita menuju universal access. Melalui RPAM kita berupaya agar 4K bisa tercapai supaya lebih bersinergi, efisien, lebih cepat, lebih terjangkau dan lebih berkesinambungan,” ujarnya.

Di sisi lain, Direktur Lembaga Komunikasi SPEAK, Wiwit Heris mengatakan bahwa video merupakan media audio visual yang memiliki daya tarik paling kuat bagi sebuah program. Video juga merupakan media paling baik untuk merangsang panca indera. “Dengan hal tersebut, video diyakini sebagai media efektif dalam proses advokasi dan sosialisasi kepada semua pihak,” pungkasnya kepada Pokja AMPL Nasional. Cheerli

 

Share