Potret Keberhasilan Pembangunan AMPL di Kabupaten Ende

05 Desember 2014
Dibaca : 1336 kali

Ende, adalah kabupaten yang terletak di Pulau Flores, NTT. Kota ini dikenal sebagai tempat pengasingan Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno Hatta. Sebagai wilayah yang termasuk dalam deretan jalur gunung berapi, topografi permukiman di Ende sangat beragam. Ada yang terletak di pegunungan dengan kondisi sumber mata air yang baik, ada pula beberapa desa yang sulit air dan hanya mengandalkan Penampungan Air Hujan (PAH) dalam memenuhi kebutuhan air sehari-hari.

Kendati demikian, ada hal unik yang bisa dijadikan pembelajaran menarik dari kabupaten ini yaitu beberapa desa yang sulit air di Ende telah berhasil melakukan deklarasi Stop Buang Air Besar  Sembarangan dan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di desa mereka.

Sebut saja, desa Ndetundore yang terletak di daerah Nuabosi. Desa yang dikenal sebagai desa sulit air ini telah mampu menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, bukan hanya mereka tidak lagi buang air besar di sembarangan tempat, saat ini seluruh masyarakat di desa tersebut telah memiliki tempat sampah dan sarana cuci tangan pakai sabun di halaman depan rumah mereka.

Dalam sambutannya, Kepala Desa Ndetundore III, Andrianus Masi menyatakan bahwa kepedulian terhadap air minum dan sanitasi telah mereka lakukan sejak tahun 2009 lalu. Dimana, pendekatan menganai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat mulai digaungkan oleh banyak pihak.

 “Sejak itu, kami mulai menyadari bahwa perilaku hidup bersih dan sehat seperti tidak BAB sembarangan dan selalu mencuci tangan adalah perilaku positif yang banyak memberi manfaat. Tidak hanya untuk kebersihan lingkungan, namun  juga untuk kesehatan masyarakat,” terangnya pada acara kunjungan lapangan Pokja AMPL Nasional Kabupaten Ende (1/12).

Dia mengatakan, kini semua masyarakat di Ndetundore sudah memiliki jamban, tempat sampah dan sarana cuci tangan pakai sabun di kediaman mereka masing-masing. “Dari anak kecil sampai orang tua kini telah menerapkan PHBS, mereka merasa malu jika BAB di sembarangan tempat,” katanya.

Lebih membanggakan lagi, semua pembagunan sarana tersebut adalah inisiatif masyarakat sendiri, tanpa ada dukungan dari pemerintah, hanya pemicuan yang dilakukan oleh para fasilitattor dan sanitarian puskesmas.

Selain Ndetundore, ada juga desa Golulada yang telah berhasil deklarasi 5 pilar STBM dan desa Tiwerea, ssebuah desa di atas pegunungan yang telah 100% masyarakatnya memiliki jamban. Hal ini memang sangat membanggakan karena kedua desa ini berhasil ditengah tantangan sulitnya keberadaan air bersih.

Keberhasilan di Kabupaten Ende tidak berakhir sampai disitu, Pemerintah Kabupaten Ende ini berhasil menginisiasi Perda AMPL yang dibuat berdasarkan inisiatif dari anggota dewan. Bahkan, dalam meluncurkan peraturan tersebut semua pembiyaan dikeluarkan oleh dewan sendiri.

Perwakilan Bappeda Kabupaten Ende, Andreas mengatakan keterlibatan aktif dari dewan ini karena pihaknya selalu melibatkan berbagai pihak mulai dari pemerintah, dewan, tokoh agama, dan juga tokoh masyarakat dalam melakukan pembangunan air minum dan sanitasi. Tujuan tidak lain untuk mendapat dukungan positif guna mempercepat pembangunan air minum dan sanitasi di Kabupaten Ende. Cheerli

Share