Gencar Perbaiki Kondisi Air Minum, Pokja AMPL Kenalkan Program RPAM ke Komunitas

10 Desember 2013
Dibaca : 1397 kali

Bertempat di Hotel Solo Paragon, Jawa Tengah, Pokja AMPL Nasional saat ini tengah menggelar acara Lokakarya Konsolidasi Pengetahuan RPAM Operator Komunitas pada 9-11 Desember 2013.

Eko Wiji Purwanto, Kasubdit Air Minum dan Air Limbah, Direktorat Permukiman dan Perumahan, Bappenas mengatakan, tujuan diadakannya acara ini ialah untuk lebih meningkatkan kondisi air minum di Indonesia. "Di mana, seperti diketahui kini telah ada beberapa daerah yang diprediksi akan mengalami krisis air karena makin tingginya tingkat pencemaran terhadap sumber air tersebut," terangnya.

Adapun contoh pencemaran yang masih banyak dilakukan ialah  seperti melakukan praktek buang air besar, maupun praktek mandi dan cuci di sungai ataupun kali.

Menurut Eko, selain ancaman krisis air di masa mendatang, tingginya pencemaran ini juga bisa menyebabkan menurunya angka kesehatan karena konsumsi air yang kurang baik. 

"Bahkan, pencemaran tersebut berdampak pula dengan meningkatnya anggaran biaya perawatan yang berujung pada besarnya tarif air bersih di tingkat masyarakat," katanya pada saat membuka acara Lokakarya Pengetahuan RPAM Operator Komunitas, Solo (9/12).

Dalam lokakarya yang berlangsung selama dua (2) hari ini para peserta yang merupakan perwakilan dari Himpunan Penduduk Pengguna Air Minum (HIPPAM) se-Jawa Timur dan Badan Pengelola Sarana Penyedian Air Minum (BPSAM) se-Jawa Tengah akan dipaparkan secara rinci mengenai program Rencana Pengamanan Air Minum,  mulai dari menjaga kualitas sumber air, meningkatkan kuantitas hingga meningkatkan pengelolaan air minum di tingkat rumah tangga.

Dalam paparannya tentang program RPAM, Winarko Hadi fasilitator dari Waspola Facility menuturkan bahwa RPAM merupakan suatu upaya pengamanan air minum dari hulu ke hilir. "Upaya ini mencakup semua langkah dari mengamankan pasokan air baku, pengelolaan dan distribusi oleh penyelenggara, hinga pengelolaan air minum di tingkat konsumen," tuturnya pada sesi pengenalan program, Selasa (1/12).

Winarko menjelaskan, program ini didasari oleh prinsip 4K yaitu Kualitas, Kuantitas, Kontinyuitas, dan Keterjangkauan. Selain itu, program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat melalui konsumsi air yang aman.

Saat ini RPAM sendiri telah diujicoba di 3 tempat yaitu Daerah Aliran Sungai Cikapundung, Bandung, PDAM Bandarmasih, Kota Banjarmasin dan Sistem Penyediaan Air Minum di Kecamatan Kodi Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT.

Sementara itu, salah satu peserta lokakary, Mauludin mengatakan bahwa dirinya sangat setuju dengan program RPAM yang memiliki sasaran 4K ini. "Menurut saya, RPAM sangat dibutuhkan, sebab makin hari tingkat pencemaran sumber air semakin tinggi. Buktinya saja, di Jawa Tengah tepatnya di sungai Bengawan Solo masih banyak pabrik maupun usaha skala rumah yang membuang limbahnya ke sungai tersebut," katanya.

Kondisi ini tentunya tidak diharapkan, karena dengan begitu akan semakin banyak dana yang dikeluarkan untuk mengolah sumber air tersebut menjadi air minum.
 "Namun, dengan adanya program RPAM ini saya yakin kedepannya kondisi air minum akan semakin baik, karena makin banyak lagi pihak yang terlibat dan  peduli akan menjaga kualitas sumber air," pungkas Mauludin yang  juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Hippam Indonesia. Cheerli

Bahan Presentasi Download

Share