Karanganyar Siap Lanjutkan PAMSIMAS II

19 Juni 2013
Dibaca : 2878 kali

Kian hari perbaikan akses maupun sarana sanitasi dan air minum untuk masyarakat di sejumlah daerah Indonesia semakin gencar dilakukan berbagai pihak, terutama pemerintah.

Faktanya, di tingkat pemerintah pusat telah ada sejumlah program yang dicanangkan  untuk meningkatkan akses sanitasi dan air minum  masyarakat, salah satunya melalui program PAMSIMAS (Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat) yang dimulai sejak pertengahan tahun 2008.

Program Pamsimas sendiri merupakan suatu program dan aksi nyata pemerintah dengan dukungan Bank Dunia dengan tujuan untuk meningkatkan penyediaan air minum dan sanitasi, yang bermanfaat juga untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Di Propinsi Jawa Tengah, tepatnya di Kabupaten Karanganyar program Pamsimas telah meliputi 74 desa yang terdiri dari 69 desa reguler, 5 desa replikasi, dan 7 desa HID. Selain itu, sebagai wadah koordinasi perencanaan dan pelaksanaan berbagai kegiatan yang mendukung pembangunan AMPL berbasis masyarakat, hingga 2013 ini setidaknya telah terbentuk 74 BPSPAMS di Kabupaten Karanganyar.

Pelaksanaan Pamsimas di Kabupaten Karanganyar telah memberikan manfaat bagi masyarakat dalam peningkatan akses terhadap air minum dan sanitasi. Faktanya, selama periode 2008-2012, akses sarana air minum yang dibangun melalui Pamsimas berkontribusi sebesar 23% terhadap keseluruhan  jumlah penduduk di desa sasaran.

Selain itu, pada periode tersebut, telah terbangun 14.866 sambungan rumah, 141 kran umum, 8 hidran umum, 54 unit sumur bor dalam, 53 unit penangkap mata air, 59 unit reservoir, dan 53 unit menara air. Bahkan, dalam rangka peningkatan sarana sanitasi, telah terbangun 1.117 unit sarana cuci tangan pakai sabun (CTPS) dan 191 bilik jamban sekolah. Sementara itu, hingga 2012 tercatat sebanyak 13 desa telah deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan.

Meski memberikan hasil yang cukup memuaskan, pelaksanaan Pamsimas di Kabupaten Karanganyar bukan berarti terlepas dari kendala atau permasalahan. Dari hasil kunjungan lapangan ke 3 (tiga) lokasi Pamsimas yang dilakukan Bank Dunia dengan didampingi Kementerian Pekerjaan Umum, Kemendagri, Bappenas, dan Pemerintah Kabupaten Karanganyar pada 2-3 Mei 2013 terdapat beberapa catatan pelaksanaan Pamsimas.

Ssalah satunya seperti, masih adanya rumah tangga yang sudah memiliki jamban namun mengalirkan air limbahnya ke sungai. Dengan demikian, meskipun terdapat peningkatan sarana sanitasi, desa tersebut belum terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Selain itu, ada juga desa yang tidak ditemukan dokumen Rencana Kerja Masyarakat (RKM)-nya. Padahal, keberadaan dokumen-dokumen tersebut sangat penting untuk mengamankan penyediaan air minum di desa setempat, terutama RKM sebagai panduan dasar bagi masyarakat dan pemerintah desa dalam membangun air minum dan sanitasi.

Adapun  tiga lokasi desa yang dikunjungi ialah Desa Sedayu Kecamatan Jumantono, Desa Girilayu Kecamatan Matesih, dan Desa Gerdu Kecamatan Karangpandan.

Namun, terlepas dari beberapa catatan diatas, secara umum pelaksanaan Pamsimas di Kabupaten Karanganyar sudah on-track dan siap untuk menghadapi Pamsimas 2. Apalagi,  Kabupaten Karanganyar memiliki potensi sumber daya manusia yang mumpuni serta budaya gotongroyong yang cukup tinggi sehingga dapat mendukung keberlanjutan Program Pamsimas. Nur Aisyah Nasution (Direktorat Permukiman dan Perumahan, Bappenas)

Editor: Cheerli

Share