Wanita, Air dan Sanitasi Buruk

16 April 2013
Dibaca : 2559 kali

Di banyak negara dunia, termasuk Indonesia wanita adalah pihak paling bertanggung jawab dalam mencari dan mengambil air untuk kehidupan keluarganya. Baik untuk minum, mandi, memasak, mencuci, maupun membersihkan rumah.

Tetapi, adanya krisis air yang terjadi saat ini membuat para wanita tersebut juga harus rela mengorbankan dirinya untuk  berjalan puluhan kilo meter, membawa beban berat, hingga menghabiskan waktu untuk menunggu berjam-jam demi mendapatkan air yang seringkali kualitasnya buruk dan terkadang dijual dengan harga tinggi.

Hal itu tentunya sangat memprihatinkan, terlebih mereka harus berhadapan dengan satu pilihan berat yaitu hidup tanpa air atau mati akibat penyakit terkait air.

Bukan hanya krisis air yang mengancam, minimnya sarana sanitasi layak di sejumlah negara berkembang dunia seperti Uganda, Haiiti dan Ethopia juga membuat kehidupan wanita menjadi semakin tragis. Pasalnya, para wanita di negara tersebut harus rela menahan buang air kecil maupun besar hingga malam hari hanya karena tidak tersedianya akses toilet di wilayah permukiman, yang tentunya akan berdampak pada kesehatan seperti rusaknya saluran pencernaan.

Bahkan, lebih dari itu minimnya sarana sanitasi ini juga menyebabkan banyak anak gadis harus rela putus sekolah ketika mereka mencapai pubertas.

Dalam artikelnya yang bertajuk “Empowered women will change the world” water.org menuliskan bahwa sangat banyak kerugian yang terpaksa harus diderita masyarakat terutama kaum wanita dan anak akibat kondisi air dan sanitasi buruk yang terjadi seiiring makin tingginya angka pencemaran lingkungan di banyak negara dunia. Salah satunya ialah terenggutnya hak untuk sehat.

Water.org menyatakan, buruknya kondisi air dan sanitasi yang terjadi saat ini juga telah merampas hak wanita dan anak untuk mendapatkan pendidikan dan penghasilan. Pasalnya, dengan kondisi kesehatan yang tidak optimal secara otomatis kualitas seseorang juga akan berkurang. Maka dari itu, tidak heran bila pada sejumlah negara dengan kondisi sanitasi dan air minum baik kualitas dan produktifitas masyarakatnya juga sangat tinggi.

Berangkat dari itu, organisasi non profit water.org mengadakan kegiatan pemberdayaan perempuan pada sejumlah negara dengan kondisi sanitasi dan air minum buruk. Di negara tersebut para wanita yang sebagian besar ibu rumah tangga dibantu membentuk satu komunitas dan diberi dukungan lewat pinjaman ringan yang dikhususkan untuk membangun toilet dan memiliki sambungan air.

Para wanita yang tergabung dalam komunitas nantinya akan saling bantu membantu satu sama lain, berbagi tanggung jawab untuk menjaga fasiltas sanitasi dan air minum  yang telah mereka bangun.

Dalam cuplikan video water.org “For Women Its Personal” sejumlah masyarakat di wilayah krisis menyatakan, mereka sangat merasa terbantu dengan adanya upaya ini. Pasalnya, kini telah banyak daerah yang memiliki sarana sanitasi dan air minum. Dampaknya, para wanita tidak harus berjalan puluhan kilo hanya untuk mendapatkan air. Bahkan, kualitas kesehatan anak-anak pun meningkat, yang menyebabkan mereka tidak perlu bolos sekolah untuk waktu yang lama karena terserang penyakit terkait air seperti diare dan kolera.

Bukan hanya tingkat kesehatan dan pendidikan saja yang meningkat, adanya perbaikan kondisi sanitasi dan air minum ini juga membuat angka pelecehan seksual dan pemerkosaan terhadap wanita menjadi berkurang, karena para wanita tidak perlu lagi menunggu malam hari untuk bisa buang air kecil maupun besar.

Selain itu, peluang sosial ekonomi para wanita pun semakin membaik. Diantaranya ialah peningkatnya pengakuan terhadap posisi wanita, sehingga suara wanita di keluarga maupun di lingkungan masyarakat kini semakin didengar. Bahkan, saat ini peluang kerja kepada wanita pun terbuka lebar.

Dari semua paparan diatas, rasanya perbaikan kondisi sanitasi dan air minum memang harus dilakukan semua negara dunia. Pasalnya, dengan kondisi sanitasi dan air minum yang layak kualitas hidup masyarakat akan baik pula.

Di Indonesia sendiri hingga kini telah banyak berbagai upaya perbaikan kondisi air minum dan sanitasi yang dilakukan pemerintah. Diantaranya, melalui berbagai program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat seperti program PAMSIMAS, SANIMAS, STBM dan PPSP. Semua program ini memiliki tujuan untuk meningkatkan pembangunan sanitasi dan air minum, baik pada wilayah perkotaan ataupun perdesaan di seluruh Indonesia. Cheerli

Share