Inovasi Semen dari Sampah

12 November 2012
Dibaca : 2757 kali

Oleh Dedy Eka Priyanto

Permasalahan terkait sampah dan pengolahannya memang tidak ada habisnya, bahkan di negara-negara maju seperti Jepang sekalipun. Penduduk Jepang membuang sampah, baik organik maupun anorganik, sekitar 50 juta ton per tahun. Dari total sampah tersebut, per tahun yang dibakar menjadi abu adalah sekitar 37 juta ton dan menghasilkan abu seberat 6 juta ton per tahun.

Abu hasil pembakaran sampah tersebut telah diteliti pada tahun 1992 oleh para pakar di Jepang untuk diproses menjadi semen, karena terkandung unsur yang sama dengan bahan dasar semen pada umumnya, yaitu CaO, SiO2, Al2O3, dan Fe2O3. Hasil pengolahan abu sisa pembakaran sampah
inilah yang dikenal sebagai eksosemen.

Pada tahun  1998,  setelah melalui  proses  uji  kelayakan  akhirnya  pabrik  pertama didunia yang mengubah  sampah menjadi semen didirikan  di Chiba. Pabrik tersebut  mampu  menghasilkan  ekosemen  110.000  ton  per  tahunnya. Sedangkan sampah yang diubah menjadi abu yang kemudian diolah menjadi semen mencapai  62.000  ton  per  tahun,  endapan  air  kotor  dan  residu pembakaran  yang  diolah  mencapai  28.000  ton  per  tahun.  Hingga  saat  ini sudah dua pabrik di Jepang yang memproduksi ekosemen.

Berdasarkan  hasil  pengujian  JSA  (Japan  Standar  Association)  dinyatakan bahwa  ekosemen mempunyai  kualitas yang  sama baiknya  dengan semen biasa.  Sehingga,  hingga  saat  ini penggunaan  ekosemen  sudah  digunakan dalam  pembangunan  jembatan,  jalan,  rumah,  dan  bangunan  lainnya  di Jepang.

Dengan adanya pengubahan sampah menjadi semen, menambah alternatif pengolahan  sampah menjadi  barang  bermanfaat bagi manusia  yang  telah membuangnya.  Selain  itu  dengan  adanya  alternatif  pengolahan  sampah menjadi semen, biaya pengolahan sampah di Jepang menjadi lebih murah. Bila  sebelumnya  40.000  yen  per  ton  (pengolahan  sampah  konvensional) menjadi 39.000 yen per ton (pengolahan sampah hingga menjadi semen).

Share