Bukan Impian, Pulau Nias akan mencapai akses sanitasi 2019 melalui percepatan STBM
Dewi Sukowati dan Silvina Sri Hartati Manurung (Wahana Visi Indonesia)
07 Agustus 2017
Dibaca : 2005 kali
Data Kemenkes RI tahun 2013, akses sanitasi layak untuk provinsi Sumatera Utara adalah 66,8% dan
belum mencapai 100%. Kepulauan Nias berada
di provinsi Sumatera Utara, tepatnya sebelah barat pulau Sumatera,
Indonesia. Luas wilayahnya sekitar 5.626 km2 dan berpenduduk hampir 900.000
jiwa. Salah satu keunggulan dari kepulauan ini adalah keindahan pantai dan
ombaknya sehingga banyak wisatawan baik dari dalam negeri maupun luar negeri
datang ke pulau ini.
Akses sanitasi menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi
oleh Dinas Kesehatan kabupaten Nias, Nias Utara, Nias Barat dan Kota Gunung
Sitoli. Bersama Wahana Visi Indonesia (WVI) Kantor Operasional Nias 1-2 menyelenggarakan pelatihan fasilitator
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yang bertempat di Museum Pusaka Nias,
Kota Gunung Sitoli pada hari Selasa sampai Jumat ( 4-7 Juli 2017).
Pelatihan ini diikuti oleh peserta yang terdiri dari berbagai
macam latar belakang, yaitu 26 orang
tenaga kesehatan dan 24 orang seperti
aparat desa, tokoh masyarakat dan kader dari desa-desa binaan WVI yang terletak
di 3 kabupaten (Kabupaten Nias, Nias Utara dan Nias Barat).
Pelatihan ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Dinas
Kesehatan Kabupaten Nias, Yapintar Mendrofa. Dalam sambutannya, Yapintar mengatakan
sejak 12 tahun yang lalu sanitasi telah diupayakan di kepulauan Nias, namun
belum kunjung berhasil untuk menghilangkan perilaku warga yang masih melakukan
buang air besar sembarangan (BABS).
Oleh karena itu dengan adanya kerja sama antara WVI dan Dinas Kesehatan 3 kabupaten di
kepulauan Nias dan 1 Kota, beliau memotivasi para calon fasilitator STBM bahwa
pekerjaan ini adalah pekerjaan mulia untuk mencapai target 2019 yakni Kepulauan
Nias bebas dari praktek BABS.
Wahana Visi Indonesia kantor operasional Nias, dalam hal ini
di wakili oleh Marcel F. M Sinay mengatakan bahwa salah satu alasan WVI
menyelenggarakan pelatihan STBM ini karena adanya komitmen dari WVI sebagai
yayasan kemanusiaan Kristen yang bekerja membuat perubahan berkesinambungan
pada kehidupan keluarga, anak dan masyarakat yang hidup dalam kemiskinan yaitu
melanjutkan kegiatan audiensi sebelumnya
yang berlangsung di Bappeda Provinsi Sumatera Utara, serta dalam upaya
mempercepat pergerakan program sanitasi di kepulauan Nias juga memperkuat
pendataan mengenai akses sanitasi melalui pendekatan STBM.
Pelatihan fasilitator STBM ini didahului dengan penjelasan
mengenai kondisi dan strategi STBM di provinsi Sumatera Utara yang difasilitasi
oleh Linda Bangun, mewakili Bidang Kesehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi
Sumater Utara. Menurut Linda, metode STBM tidak serumit yang dipikirkan dan
melalui pendekatan yang persuasif serta mengajarkan budaya malu kepada
masyarakat maka perilaku hidup bersih bisa diterapkan.
Dari 33 kabupaten/ kota di Sumatera Utara sudah ada beberapa
desa yang mendeklarasikan desanya menjadi desa yang stop BABS dimana merupakan
keinginan murni dari warga dan bukan paksaan dari pemerintah. Kunci
keberhasilannya adalah monitoring dan pendampingan yang intensif ke pada
masyarakat yang dilakukan bersama semua pihak yang ada di desa tersebut.
Linda berkata bahwa STBM ini menjadi tanggung jawab utama ada
di masing-masing pribadi, Melalui
pendekatan sTBM ini maka akan mempermudah upaya peningkatan akses sanitasi
masyarakat serta mengubah perilaku masyrakat untuk hidup lebih bersih dan
sehat. Linda juga mengungkapkan keoptimisannya bahwa pulau Nias ini mampu untuk
melakukan percepatan akses sanitasi melalui STBM dan hal ini bukanlah impian
apabila dilakukan bersama-sama dengan semua pihak.