Gotong Royong Kunci Sukses Pembangunan AMPL di Tabanan

17 Desember 2014
Dibaca : 1211 kali

Tri Hita Karana atau “Tiga Penyebab Kebahagian” adalah falsafah hidup yang melandasi timbulnya rasa gotong royong masyarakat di Tabanan, Bali. Falsafah tersebut mengajarkan bahwa ada tiga hubungan yang harus selalu dijaga manusia di dunia yaitu hubungan manusia dengan Tuhannya, dengan alam, dan dengan manusia.

Kepala Bidang Prasarana Wilayah, Bappeda Kabupaten Tabanan, Anom menyatakan hal ini menjadi pemicu suksesnya pembangunan air minum dan sanitasi di daerah yang dikenal sebagai lumbung padi Bali tersebut.

Pada acara audiensi dengan Bappeda Tabanan, Kabid Prasarana Wilayah, Anom menjelaskan, ajaran tersebut membuat Pokja Sanitasi Tabanan sangat solid, sehingga program pembangunan air minum dan sanitasi di daerah tersebut dapat berjalan optimal. Hasilnya, Tabanan berhasil meraih penghargaan AMPL Award sebagai kabupaten/kota terbaik pada 2013 lalu dan penghargaan Kementerian Pekerjaan Umum Bidang Cipta Karya pada 2014.

Menurut Anom, tingginya rasa gotong royong tidak hanya berbuah manis dengan penganugerahan penghargaan saja. Tingginya solidaritas juga membuat masyarakat di Tabanan rela bersama-sama membangun dan menjaga lingkungan agar tetap asri dan nyaman.

Salah satu bukti konkritnya, sebagian besar masyarakat di daerah ini tidak lagi melakukan perilaku buang sampah sembarangan. Mereka bahkan malu untuk buang air besar sembarangan.

“Rasa peduli terhadap lingkungan dipicu oleh tingginya kesadaran warga bahwa Tabanan merupakan daerah wisata yang harus selalu dijaga keindahan dan kebersihan lingkungannya,” terang Anom.

Berjalan baiknya program pembangunan air minum dan sanitasi di Tabanan juga dikatakan oleh  perwakilan Bappeda Kabupaten Tabanan, Dayu. Menurut dia, pihaknya sangat bersyukur, tingginya rasa gotong royong pada sesama membuat hampir sebagian besar program terutama di sektor air minum dan sanitasi berjalan baik.

Contohnya melalui program Sanimas, kondisi Banjar Tunggal Sari yang tadinya kumuh kini menjadi asri, bersih, dan tertata rapih. Sanimas membuat kondisi sanitasi di daerah Tunggal Sari sangat terjaga.

Salah satu warga yang tergabung dalam KSM Sanimas Indah Lestari merasa cukup terbantu dengan masuknya program ini. Pasalnya, saat ini hanya dengan membayar Rp 5 ribu/bulan, tangki septik di rumah mereka lebih terawat karena ada pengecekan dan penyedotan berkala.

Saat ini Banjar Tunggal Sari juga telah berhasil mengembangkan Bank Sampah dengan anggota 206 KK. Melalui Bank Sampah, kebanyakan kaum ibu merasa terbantu. Selain mendapatkan penghasilan tambahan, mereka juga mendapatkan pengetahuan baru seperti belajar membuat kerajinan tangan berupa tas dan dompet dari plastik bekas.

Lebih lanjut Dayu mengungkapkan, kendati program air minum dan sanitasi di Tabanan sampai saat ini berjalan baik, kendala masih tetap ada dan dirasakan. Salah satunya adalah masalah penyediaan lahan. “Penyedian lahan masih menjadi kendala utama kami, tetapi hal ini tidak membuat kami patah semangat untuk membangun kondisi air minum dan sanitasi yang lebih baik di Tabanan,” ujarnya.

Dia menerangkan, pihaknya berharap akan semakin banyak program pembangunan air minum dan sanitasi yang masuk ke Tabanan, sehingga layanan cakupan akses air minum dan sanitasi layak Tabanan akan semakin baik. Cheerli

Share