Jambore Sanitasi 2016, Ciptakan Generasi Sehat dan Peduli Sanitasi

11 Agustus 2016
Dibaca : 2136 kali

Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali menyelenggarakan Jambore Sanitasi 2016 selama 3-9 Agustus 2016 bertempat di Discovery Hotel & Convention Ancol, Jakarta. Di tahun ketujuh ini, Jambore Sanitasi mengangkat tema “Sanitasi Aman, Belajarku Nyaman” yang didasari oleh pemikiran bahwa kualitas generasi penerus bangsa berawal dari generasi yang sehat dan salah satunya didukung oleh kondisi sanitasi yang aman dan baik di sekolah maupun di lingkungan permukiman.

Pada pembukaan Jambore Sanitasi 2016, Direktur Jenderal Cipta Karya, Andreas Suhono mengatakan dalam sambutannya bahwa Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR terus berupaya melakukan strategi untuk meningkatkan persentase capaian akses sanitasi demi mendukung tercapainya target 100% akses sanitasi universal di tahun 2019. “Masalah sanitasi bukan masalah pembangunan infrastruktur semata, tetapi juga bergantung pada pola perilaku hidup sehat,” ujar Andreas.

Lebih lanjut Andreas mengatakan persepsi masyarakat untuk menjaga kesehatan lingkungan belum menjadi kebutuhan. Hal itu terlihat dari masih banyaknya masyarakat yang melakukan praktek buang air besar sembarangan (BABS) atau membuang sampah sembarangan. Dalam hal ini, Kementerian PUPR ujar Andreas menyadari bahwa kampanye perubahan perilaku menjadi sebuah kebutuhan dan telah melakukan kegiatan kampanye tersebut bagi anak berusia 11 – 14 tahun melalui kegiatan Jambore Sanitasi. Kegiatan ini juga bertujuan sebagai ajang pertemuan para Duta Sanitasi dari seluruh provinsi di Indonesia.

Jambore Sanitasi 2016 diikuti oleh 204 Duta Sanitasi dari seluruh provinsi di Indonesia yang terpilih melalui kegiatan lomba poster dan lomba karya tulis bagi siswa-siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selama mengikuti Jambore Sanitasi 2016, para Duta Sanitasi juga dibekali oleh serangkaian workshop dengan mengundang berbagai narasumber lintas sektor, mengikuti kegiatan kunjungan lapangan ke unit pengolahan air limbah dan pengolahan sampah, kerja lapangan di daerah Kampung Lio-Depok, Deklarasi Sanitasi serta penjurian untuk pemilihan Duta Sanitasi tingkat nasional.

“Melalui Jambore Sanitasi, pemerintah terus mengajak peran aktif masyarakat secara bahu-membahu untuk terus menggemakan dan melanjutkan pembangunan sanitasi yang layak dan berkelanjutan, demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat di masa depan,” tambah Andreas.

Sementara itu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengatakan dalam penutupan Jambore Sanitasi 2016, Senin 8 Agustus 2016 bahwa duta sanitasi bertugas untuk menyebarluaskan informasi, pemahaman dan pengalaman tentang sanitasi kepada keluarga, teman-teman di sekolah dan kepada seluruh masyarakat di lingkungannya. “Untuk melaksanakan fungsi sebagai agen perubahan, kalian bisa memanfaatkan berbagai media termasuk media sosial untuk menyebarluaskan pesan-pesan peduli sanitasi,” ujar Basuki.

Menurut Basuki kinerja sanitasi tidak hanya ditentukan oleh kegiatan infrastruktur seperti MCK (mandi, cuci, kakus), prasarana limbah cair ataupun tempat sampah tetapi juga perilaku masyarakat. Sebagai contoh sungai Citarum yang menjadi septic tank terpanjang dan terbesar di dunia, hal itu terjadi karena perilaku masyarakat Citarum yang belum sadar benar dengan sanitasi. “Duta Sanitasi harus menjadi contoh bagi yang lain, itu penting.”

Rangkaian Jambore Sanitasi 2016 telah resmi ditutup pada 8 Agustus 2016 dan untuk Duta Sanitasi Nasional Jambore Sanitasi 2016 yang terpilih adalah Juara I diraih oleh Ahmad Alfarizy dari Sulawesi Selatan, Juara II Rahmalia Diani Saffana dari Kalimantan Barat, Juara III Bernicha Alfitri dari Jawa Barat. Lalu, Anisa Rusianti dari Kalimantan Selatan dan Vanya Efferensia dari Kalimantan Tengah keluar sebagai Juara Harapan I dan II. (Rini Harumi)

Share