Kiat Sukses Sanitarian dalam Melaksanaan Pemantauan Berbasis SMS

05 Maret 2013
Dibaca : 3626 kali

Meskipun sudah berstatus ODF, bukan berarti pemantauan berhenti. Seorang sanitarian dari Kecamatan Batulayar membagi kiat suksesnya dalam melaksanakan pemantauan berbasis SMS, hingga berhasil menjadi salah satu dari 10 besar pengirim SMS terbanyak untuk sistem pemantauan dan evaluasi berbasis SMS.

Pemantauan sebuah program menjadi kebutuhan yang sangat penting terutama untuk mengetahui perkembangan yang terjadi di lapangan, evaluasi pelaksanaan program dan tindak lanjut apa yang akan dilakukan ke depan. Program STBM sudah mengenalkan mekanisme pemantauan berbasis short messaging services (SMS) untuk Pilar-1 (Stop BAB sembarangan). Pemantauan ini sudah disosialisasikan dan dilatihkan kepada penanggungjawab data di 5 provinsi yang menjadi dampingan melalui Water and Sanitation Program (WSP) yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali dan Nusa Tenggara Barat (NTB).

Lukmanul Hakim

Seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTB sendiri sudah mengadopsi sistem ini semenjak diperkenalkan pada bulan Agustus 2012. Satu hal yang menarik dari implementasi sistem ini adalah bahwa ada seorang sanitarian yang selalu masuk 10 besar pengirim SMS Update terbanyak selama dua bulan berturut-turut. Padahal, lokasi kerja sanitarian tersebut sudah mencapai status Open Defecation Free (ODF) pada bulan November 2011. Sanitarian tersebut adalah Lukmanul Hakim, yang sehari-harinya bekerja bagi Puskesmas Meninting, Kecamatan Batulayar.

Konsep dari pembaharuan data pada sistem monev STBM untuk pilar 1 tersebut adalah bahwa setiap SMS yang dikirim menunjukkan adanya perubahan data, bisa berupa adanya tambahan akses terhadap jamban, atau ada peningkatan kualitas jamban. Misalnya, dari KK yang sebelumnya menggunakan jamban bersama (sharing) menjadi KK yang memiliki Jamban Sehat Semi Permanen (JSSP) atau Jamban Sehat Permanen (JSP). Semakin banyak perubahan, maka semakin sering juga sanitarian mengirimkan SMS. Meskipun sudah berstatus ODF, warga di Kecamatan Batulayar pun masih banyak yang menggunakan jamban bersama (sharing). Untuk mendorong seluruh KK memiliki jamban, beberapa hal yang dilakukan oleh Lukman adalah: (i) Menggiatkan arisan jamban; (ii) Mendorong bergeraknya pemasaran sanitasi dengan memfasilitasi kredit material; dan (iii) Secara giat mengkampanyekan pesan-pesan PHBS pada setiap pertemuan dengan kader dan masyarakat.

Profil SMS Lukman

Kerja keras Lukman membuahkan hasil yang setimpal. Saat mengetahui bahwa dirinya menjadi peringkat pertama 10 pengirim SMS terbanyak selama 2 bulan berturut-turut, beliau semakin bersemangat dalam melakukan tugasnya. Hal ini merupakan penghargaan bagi kinerjanya. Bahkan, Pemerintah Provinsi NTB pun memasukkan indikator kinerja sanitarian dalam sistem pemantauan dan evaluasi berbasis SMS ini untuk penilaian Sanitarian Teladan. Dengan begini, sanitarian di wilayah lain juga bisa menunjukkan eksistensi, kinerja� dan tanggungjawabnya melalui pemantauan berbasis sms ini dalam mensukseskan program STBM.

Bagi Lukmanul Hakim, kemudahan dari sistem monev berbasis SMS ini memberikan motivasi yang tinggi kepada beliau untuk mengerjakan tugasnya, dalam rangka mewujudkan masyarakat sehat di Kecamatan Batulayar. Dengan sistem ini, sangat mudah untuk melakukan pembaharuan data secara langsung dari lapangan. Selain itu, umpan balik dan evaluasi untuk tindak lanjut pun bisa segera dikerjakan. Kapan saja Kepala Puskesmas membutuhkan data dari sanitarian, cukup membuka website STBM dan mengunduh data yang tersedia.

Ditulis oleh: Ismail (WSP)
Kontak: ismail.waji@gmail.com

Share