13 Provinsi Sepakat Dukung Keberlanjutan Pamsimas

10 April 2013
Dibaca : 2439 kali


13 Pokja AMPL Provinsi peserta program PAMSIMAS 1, hadir dalam Workshop Penguatan Pokja AMPL dalam Rangka Keberlanjutan Program PAMSIMAS yang dilaksanakan di Kota Makassar 1-4 April 2013.  

Adapun para peserta yang hadir pada workshop ini merupakan perwakilan dari satuan kerja Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Pekerjaan Umum dan dinas SKPD terkait yang tergabung dalam Pokja AMPL Provinsi. 

Sementara itu, tujuan dari diselenggarakannya workshop tersebut ialah untuk meningkatkan keberlanjutan Program AMPL berbasis masyarakat. Selain itu, workshop ini juga diharapkan dapat mempercepat target  MDGs 2015 dan RPJMN 2011-2014 terkait sektor air minum dan sanitasi.

Dalam sambutannya, Nugroho Tri Utomo, Direktur Permukiman dan Perumahan Bappenas menyampaikan, masih perlu mengejar ketertinggalan pencapaian target MDG’s di bidang air minum dan sanitasi pada tahun 2015. 

“Target MDG’s tahun 2015 untuk air minum adalah sebesar 68,8%, sedangkan sampai tahun 2012 kemarin masih defisit sekitar 11-12%. Kita perlu mengejar sekitar 4% per tahun, padahal selama ini hanya 1-2% per tahun. Sehingga perlu mengejar ketertinggalan dengan usaha 2-3 kali lipat”, ujarnya.

Menurut Nugroho, kondisi pencapaian air minum yang ada saat ini memang tidak sebaik capaian sanitasi. Di mana, sampai 2012 kemarin capaian akses sanitasi hanya defisit 8% dari target 2015. “Selama ini sudah 1,5-2% untuk pencapaian sanitasi per tahunnya. Permasalahan untuk sanitasi masih ada di kualitas, bukan di kuantitasnya,” imbuh Nugroho. 

PAMSIMAS sendiri  dinilai sebagai penerapan langsung dari program air minum dan penyehatan lingkungan (AMPL) berbasis masyarakat yang memiliki tingkat keberfungsian fasilitas cukup tinggi yaitu sebesar 58%, sedangkan program dengan subsidi penuh tingkat keberfungsian hanya sebesar 26% untuk air minum dan sebesar 16% untuk sanitasi.

Selain itu, hal positif lain dari pelaksanaan program PAMSIMAS ialah adanya sinergisitas kemitraan pusat, daerah, donor dan masyarakat dalam satu program. 

Menurut Danny Sutjiono, Direktur Pengembangan Air Minum, Ditjen Cipta Karya kementerian Pekerjaan Umum, hingga 2012 lalu, PAMSIMAS telah dilaksanakan di 6.263 desa di 110 kabupaten/kota, 15 provinsi dari rencana 5.000 desa sasaran. Jumlah tersebut ditambah dengan replikasi PAMSIMAS di 565 desa yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.

Disisi lain, Anang Sudiana, perwakilan Direktorat Jenderal PMD, Kementerian Dalam Negeri memaparkan bahwa salah satu tantangan besar yang dihadapi dalam program PAMSIMAS di daerah adalah keberlanjutan pasca konstruksi di daerah. Terbukti menurut penilaian kinerja Sistem Penyediaan Air Minum dan Sanitasi (SPAMS) selama tahun 2008-2011, dari SPAMS yang telah terbangun yang berfungsi dengan baik hanya sebesar 56%. 

“Dalam hal ini, keberadaan iuran desa dalam sistem pengelolaan SPAMS berpengaruh secara signifikan terhadap keberlanjutan SPAMS itu sendiri. Meskipun, ada faktor-faktor lain yang turut berpengaruh, misalkan aspek teknis, kelembagaan, sosial dan lingkungan,” paparnya.

Sementara itu, Antonius Budiono, Direktur Bina Program, Ditjen Ciptakarya, Kementerian PU menegaskan, dengan terjaminnya keberlanjutan program AMPL paska pendampingan baik di sisi kelembagaan maupun infrastruktur, diharapkan terjadi efisiensi biaya pembangunan dan percepatan capaian daerah menuju target MDGs, RPJMN, dan target sektor AMPL daerah lainnya. 

Dengan adanya pemahaman yang sama, diakhir acara para perwakilan Provinsi peserta workshop ini pun akhirnya sepakat untuk menandatangani kesepakatan untuk mendukung keberlanjutan program PAMSIMAS di daerah mereka masing-masing. Nuri Hidayati

Editor: Cheerli

Share