"Sadayana Oge teu Garaduh Jamban"

Sumber:Pikiran Rakyat - 06 Januari 2010
Kategori:Sanitasi

SUDAH bertahun-tahun Emun (66) terbiasa melihat antrean para tetangganya bergantian menggunakan sarana mandi cuci kakus (MCK) yang berada di belakang rumahnya. Bila pagi tiba, istilah primetime alias waktu utama cocok diterapkan di MCK itu. Setidaknya belasan kepala keluarga sibuk beraktivitas mencuci, mandi, dan buang air di dua lokal MCK plus dua keran air tambahan.

Beruntung, sumber air di Kampung Lamping Sari RT 3 RW 4, Desa Singajaya, Kec. Cihampelas, Kab. Bandung Barat cukup berlimpah dari sumber mata air Cikondang. Dengan demikian, sekitar 97 KK dari satu RT itu tidak pernah kehabisan sumber air bersih.

"Pami halodo mah ti tonggoh sadayana ka lebak ka bumi abdi ieu. Kahiji, sadayana oge teu garaduh jamban, nu kadua caina saraat. Jumlah 97 KK teh sami sareng waktos abdi ngabagikeun zakat kamari. Da pasti kadarieu pami aribak boh nyareuseuh oge," tutur ayah empat anak itu, Selasa (5/1).

Emun mengakui, para tetangganya di satu RT itu belum mempunyai kamar mandi di tiap rumahnya. Bisa saja saking penuhnya MCK, sawah menjadi pelarian darurat warga.

Kondisi minimnya sarana MCK itu, pernah disentuh oleh pemerintah setempat. Menurut Emun, tanah miliknya seluas satu tumbak itu pernah dua kali dibangun. Pertama pada tahun 1999 dan tahun 2003. Sebanyak seratus lente paralon terpasang menyalurkan air dari Cikondang ke MCK tersebut.

Dia mengharapkan tahun ini ada lagi penambahan sarana MCK untuk wilayah Lamping Kaler. " MCK di sini mah emang hiji-hijina nu sering diangge warga," ujar Emun.

Adapun tempat wudu di masjid yang membelakangi MCK itu kerap digunakan warga apabila MCK di lahan milik Emun begitu padat.

Ojak (55) mengakui hal serupa. Dia mengusulkan agar ada pembangunan MCK baru lagi yang didirikan di wilayah lain di RT tersebut.

Sementara itu, Kaur Pemerintahan Desa Singajaya, Ridwan menambahkan, pemerintah desa telah mengusulkan program pembangunan MCK ke tingkat kabupaten agar dapat direalisasikan tahun ini.

"Kami memprioritaskan di daerah Lamping Kaler juga letaknya tidak jauh dari Lamping Sari ini karena masih satu RT. Di sana lokasinya kumuh," ucapnya.

Kades Singajaya Wahyu Sukmana mengatakan, usulan penambahan sarana sembilan unit MCK pun akan diajukan kepada KONI Kab. Bandung Barat sejalan dengan pembangunan landasan gantole yang akan dibangun pada tahun ini.

Sebelumnya diberitakan ("PR", 26/12/2009), kebutuhan sarana mandi cuci kakus (MCK) untuk masyarakat miskin di perdesaan Kab. Bandung Barat masih minim. Saat ini, satu MCK rata-rata diakses oleh sedikitnya dua ratus warga. Padahal, idealnya, satu unit MCK dipergunakan untuk kebutuhan lima keluarga atau 25 jiwa. Tak heran, jika masih banyak warga menggunakan sungai atau sawah untuk sarana MCK.

Selama 2009, Pemerintah Kab. Bandung Barat telah mendirikan 59 unit MCK di 31 desa (9 kecamatan) dengan total anggaran Rp 885 juta. Rencananya, pada 2010 nanti, akan ada pembangunan 55 unit MCK baru.

Menurut Kepala Bidang Prasarana Lingkungan Permukiman pada Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kab. Bandung Barat Dani Prianto Hadi, jumlah MCK di tengah warga masih kurang. Akan tetapi, pemerintah sendiri telah mengupayakan untuk menambah kebutuhan MCK dengan program tersebut.

Ajuan desa

Dani mengatakan, pembangunan MCK tahun ini sesuai dengan pengajuan desa. Setelah itu, dibangun secara swakelola dengan biaya maksimal Rp 15 juta per unit. Akan tetapi, pembayarannya akan disesuaikan dengan kemajuan proses pembangunan di lapangan. Penghitungan ulang itu dinilai memakan waktu cukup lama.

"Kami telah membayarkan Rp 442.500.000 untuk pembangunan tahap satu. Sementara itu, kemajuan di lapangan sudah mencapai Rp 594.620.000. Total anggaran Rp 885 juta itu akan dibayarkan sesuai dengan maksimal bangunan," katanya. (Novianti Nurulliah/"PR")



Post Date : 06 Januari 2010