1.200 Unit Jaringan Irigasi Rusak Berat

Sumber:Republika - 17 Mei 2005
Kategori:Drainase
GARUT -- Sedikitnya, 1.200 unit jaringan irigasi yang berada di wilayah Kabupaten Garut, kondisinya sangat memprihatinkan. Selain kurangnya pemeliharaan, juga karena posisi irigasi itu berada di daerah rendah. Ironisnya, dari jumlah itu, sebanyak 23 jaringan irigasi itu adalah milik pemerintah.

Kepala Bidang Pengolahan Data pada Dinas Sumberdaya Air dan Pertambangan (SDAP) Kab Garut, Rochaedi, kepada wartawan menuturkan, tidak optimalnya sebagian besar jaringan irigasi karena beberapa faktor. Salah satunya, belum optimalnya fungsi lembaga Petani Pengguna dan Pemakai Air (P3A). ''Bisa saja belum optimalnya itu akibat kurang pemberdayaan dan pendampingan,'' katanya menjelaskan, Senin (16/5).

Penyebab lainnya, kata Rochaedi menambahkan, terbatasnya jumlah personil dan kurangnya sarana penunjang di lingkungan jaringan irigasi. Akibatnya, kinerja operasional petugas menjadi terbatas, sehingga berpengaruh pada rusaknya jaringan irigasi. ''Intinya, semua itu, muaranya pada terbatasnya dana yang ada. Kalau dana kita cukup, kita bisa menambah petugas operasional di jaringan irigasi pada beberapa tempat,'' katanya menandaskan. Menurut Rochaedi, dana yang tersedia untuk pemeliharaan dan perbaikan irigasi di Kabupaten Garut TA 2005, sangat tidak mencukupi. Padahal, kata dia menjelaskan, kebutuhan dana untuk pemeliharaan dan perbaikan irigasi itu, sangat besar.

Kata Rochaedi, untuk TA 2005, anggaran yang dialokasikan hanya mencapai Rp 2,5 miliar ditambah bantuan pusat sebesar Rp 1,66 miliar. Akibatnya, dana tersebut hanya bisa dialokasikan untuk pemeliharaan jaringan irigasi milik pemerintah yang berjumlah 23 jaringan. Sisanya dialokasikan untuk perbaikan jaringan irigasi desa sebanyak delapan jaringan. Sementara itu, sekitar 40 persen dari ruas jalan di Kabupaten Purwakarta mengalami kerusakan. Penyebab utama kerusakan jalan ini, karena minimnya saluran drainase.

''Faktor utama yang menyebabkan rusaknya jalan itu adalah air. Kalau drainasenya tidak berfungsi, air akan menggenang dan masuk ke pori-pori jalan dan merusaknya,'' kata Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Purwakarta, Dadang Rustiwa kepada Republika. Ia didampingi Kasie Pemeliharan Jalan Dinas Bina Marga, Asep Saefuloh saat ditemui di sela-sela penyerahan bantuan perbaikan jalan Riung Gunung, Kecamatan Plered oleh Bupati Purwakarta, Lily Hambali Hasan, Senin (16/5).

Dikatakan Dadang, dana pemeliharaan jalan, hanya bisa mencukupi untuk 180 km. Padahal, kata dia, panjang ruas jalan di Purwakarta mencapai 660 km. Sedangkan untuk biaya pemeliharaan, kata dia, dibutuhkan dana sebesar Rp 24 juta per kilometer. Mengenai 40 persen jalan yang rusak, Dadang mengatakan, jalan itu tersebar di berbagai kecamatan di Kabupaten Purwakarta. Salah satunya, kata dia, jalan protokol Cianting-Plered.

Post Date : 17 Mei 2005