1.300 Rumah Kebanjiran

Sumber:Koran Sindo - 07 Januari 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
SOLO – Kota Solo, Kabupaten Sukoharjo dan Karanganyar dilanda banjir akibat luapan Sungai Bengawan Solo, kemarin. Lebih dari 1.250 rumah terendam dan ribuan warganya mengungsi. 
 
Di Solo, hingga tadi malam, warga masih menempati sejumlah pengungsian sementara di tanggul pinggir Sungai Bengawan Solo. Hujan yang masih terus menguyur membuat warga enggan kembali ke rumah mereka yang tergenang. Meski luapan agak surut, namun warga menunggu kondisi benar-benar aman. 
 
Genangan air di sepanjang garis sempadan sungai setinggi 1 meter lebih. Pantauan SINDO, tendatenda darurat sudah didirikan di tanggul Sungai Bengawan Solo di sepanjang 2 km lebih, mulai Jembatan Mojo di Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon sampai Kampung Beton,Kelurahan Sewu,Kecamatan Jebres. Korban banjir telah mengevakuasi diri seiring meningkatnya intensitas air di sungai terpanjang di Pulau Jawa itu sejak Sabtu (5/1) malam. Keesokan harinya, titik pengungsian kian semarak dengan aktivitas evakuasi lanjutan barang-barang milik warga. 
 
Rutinitas masyarakat lumpuh di lokasi terkena banjir.Hingga berita ini diturunkan, belum dilaporkan korban jiwa akibat banjir.Kemarin siang,banjir di bantaran berangsur surut meski muka Sungai Bengawan Solo sempat mencapai ketinggian 9,7 meter pada Minggu dini hari. Sedangkan pukul 09.00 WIB, Tinggi Muka Air (TMA) di Jurug terpantau 9,04 meter yang masih berada pada posisi siaga merah. Joko Susilo,anggota Linmas Kecamatan Pasar Kliwon, mengatakan, hujan deras di Daerah Aliran Sungai (DAS) wilayah hulu di sejumlah kabupaten di sekitar Kota Solo turut menyuplai intensitas banjir. 
 
Hingga Minggu siang, daya tampung Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri tergolong aman kendati curah hujan stabil tinggi. Lantaran elevasi waduk masih di bawah normal, otoritas setempat belum perlu membuka pintu waduk yang potensial menambah debit air Sungai Bengawan Solo di wilayah hilir. Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengakui proses relokasi warga bantaran sungai lambat,sehingga terus memunculkan korban banjir. Menurutnya, itu tidak terlepas kemampuan keuangan daerah dalam mengalokasikan kompensasi pindah. 
 
Tahun ini, APBD memasang Rp8 miliar untuk kegiatan itu. “Segera saya koordinasikan dengan Bappeda dan Bapermas untuk memetakan da memprioritaskan pembebasan tanah. Memang tidak bisa semuanya karena anggaran terbatas,”kata dia. Di Sukoharjo, lima kecamatan di Sukoharjo terendam banjir.Tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun, ratusan warga harus mengungsi ke lokasi yang lebih tinggi karena rumanya terendam air. 
 
Salah satu kampung yang dilanda banjir adalah Kampung Nusupan, Desa Kadokan RT 04/V Grogol.Salah satu warga korban banjir Wisnu Okta Fianto, 30 mengatakan, banjir terjadi karena sungai Bengawan Solo meluap. Luapan air tersebut masuk ke permukiman karena jarak rumah warga dengan sungai hanya sekitar 50 meter. “Saat air mulai naik dan masuk rumah,warga lantas mengungsi ke masjid Al-Hikmah,” jelasnya. 
 
Dia mengatakan, di Kampung Nusupan terdapat ada 50 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di Masjid Al-Hikmah. Ketingian air yang masuk rumah bervariasi. Terdalam mencapai dua meter. Hanya, kemarin pagi air sudah mulai surut meski air masih terlihat menggenangi rumah. Warga lainnya, Satiyem, 40 mengatakan, sejak Sabtu (5/1) malam dirinya bersama keluarga sudah mengungsi di masjid. Pada malam itu, rumahnya terendam air hingga 1,5 meter. Camat Grogol Agustinus Setiyono mengatakan, banjir di Grogol terjadi di Dukuh Cluringan, Telukan.Di kampung tersebut terdapat 20 KK.Banjir juga terjadi di Perumahan Griya Permata Asri (GPA) Telukan Grogol.
 
Di tempat ini,sebanyak 38 KK rumahnya terendam air. Puluhan rumah di Kabupaten Karanganyar juga terendam banjir.Bencana ini menerjang dua Dusun Desa Ngringo, Kecamatan Jaten, Kabupaten Karanganyar. Puluhan rumah yang terendam berada di Dusun Daleman Mulyo serta Dusun Jomboran, Desa Ngringo. Rumah-rumah warga di dua Dusun ini saling berhimpitan dan terletak di bantaran aliran Sungai Bengawan Solo.Mereka sebagian besar adalah warga pindahan dari Kentingan Baru, Solo yang lahannya digusur dua tahun lalu karena selalu terkena banjir. 
 
Salah satu warga,Supriyati, 43, mengaku belum tahu sampai kapan akan mengungsi karena rumahnya masih terendam. Dia juga mengaku pasrah bila harus lama tinggal di pengungsian karena banjir tak kunjung surut. Bupati Karanganyar Rina Iriani kemarin pagi langsung meninjau lokasi banjir dan memerintahkan didirikan dapur umum serta tenda darurat untuk menampung warga. 
 
Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) juga mendirikan posko darurat di sekitar lokasi banjir dan menempatkan sejumlah relawan untuk bersiaga. Rina berharap pembuatan tanggul dari beton yang tengah dilakukan Balai Besar Bengawan Solo bisa segera dilanjutkan kembali.Pembuatan tanggul beton itu dihentikan sementara karena hujan naiknya air Sungai Bengawan Solo. 
 
Satu Warga Kritis Tertimbun Longsor di Selo, Boyolali 
 
Peristiwa tanah longsor yang terjadi di lereng Gunung Merapi-Merbabu kembali memakan korban.Parlan,50,warga Dusun Wates, Desa Lencoh, Kecamatan Selo,Boyolali kritis setelah tertimbun longsor susulan, kemarin pagi.Malam sebelumnya, Yulianto,16,warga Dusun Kajor,Kecamatan Selo, Boyolali tewas akibat tertimbun longsor di jalur Ketep- Boyolali, tepatnya di Dusun Windusabrang,DesaWonolelo, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang. 
 
Peristiwa tragis yang dialami Parlan berawal ketika dia bergotong royong membersihkan tanah longsor di jalan desa setempat. Kala itu, kerja bakti pagi hari melibatkan puluhan warga Dusun Wates dengan menggunakan peralatan tradisional, seperti cangkul.Namun ketika sibuk membersihkan sisa-sisa tanah, sekitar pukul 07.00 WIB mendadak tebing setinggi sekitar lima meter kembali longsor.Mengetahui bahaya mengarah kepadanya, Parlan bersama Giyanto,45, dan Paijo,60, langsung berusaha menghindar.Apesnya saat lari, Parlan justru tersandung kayu dan jatuh.
 
“Seluruh tubuhnya langsung tertimbun longsor,” ungkap Sidi,60, kakak korban di Rumah Sakit Umum (RSU) Pandanarang, Boyolali, kemarin. Sementara,Giyanto sempat terkena longsoran namun tubuhnya terpental dan tidak sampai tertimbun. Sedangkan Paijo tertimbun longsor di bagian kaki saja.Keduanya selamat tanpa mengalami luka. Sejumlah warga langsung memberikan pertolongan.Korban yang pingsan langsung dilarikan ke rumah sakit guna mendapatkan pertolongan medis. 
 
Dokter jaga IGD RSU Pandanarang, Boyolali, Budi Karyadi mengatakan,pasien mengalami trauma di dada dan perut serta kondisinya masih kritis. Korban pun mengalami sesak napas dan kejang. Selain di Dukuh Wates, tanah longsor juga terjadi di titik lain di jalur yang sama.Longsor terdapat di jalan sebelum dan sesudah Dukuh wates.Warga di sejumlah dukuh juga telah bekerja bakti membersihkan longsoran. Selain itu,peristiwa longsor juga menutup akses jalan Solo- Selo-Borobudur (SSB). 
 
Dua titik longsor di Dusun Tritis,Desa Lencoh menimbulkan gundukan tanah hingga menutup jalan. Pekerja dari Bina Marga Pemprov Jateng berupaya keras agar jalur normal kembali.Selamadibersihkan, mobildansepeda motor harus antre lewat. abdul alim/sumarno/ farid firdaus/ ary wahyu wibowo


Post Date : 07 Januari 2013