1.324 Rumah Warga Terendam Akibat Danau Tondano Meluap

Sumber:Suara Pembaruan - 10 Mei 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MANADO - Sebanyak 1.324 rumah yang dihuni ribuan keluarga di beberapa Desa dan Kelurahan di lima kecamatan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut), terutama yang tinggal disekitar Danau Tondano (45 km sebelah Timur Kota Manado) tergenang air setinggi satu sampai dua meter sejak Sabtu hingga Senin (10/5). Genangan air itu terjadi akibat meluapnya air Danau Tondano setelah Minahasa dan Kota Manado diguyur hujan sejak Jumat (7/5) pekan lalu hingga Minggu (9/5).

Pemantauan Pembaruan yang menyertai kunjungan Gubernur Sulut Drs Adolf Sondakh Sabtu (8/5) menunjukkan, rumah-rumah penduduk terendam sampai dua meter. Genangan air tersebut belum juga surut sampai Senin pagi sehingga warga yang telah mengungsi sejak Sabtu belum kembali ke rumahnya masing-masing.

Menurut Lexy Paat dan Rudy Turangan keduanya dari Kecamatan Tondano Barat, luapan air yang menggenangi rumah warga di lima kecamatan tersebut belum surut hingga Senin pagi. Disebutkan, ratusan rumah warga itu diperkirakan akan terendam sampai beberapa hari karena biasanya air danau sulit surut.

Humas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Minahasa Dra Gledys Kawatu MS Senin pagi juga menyebutkan, rumah penduduk di lima kecamatan tersebut masih tergenang air. Saat ini, Pemda sudah membuat Posko penanggulangan dan sudah memberikan bantuan makanan berupa 500 dos mie instan, lima ton beras dan tujuh ton dari Pemprov Sulut.

Apakah akan dievakuasi terhadap warga, Gladys mengatakan belum ada rencana evakuasi. Namun sudah ada beberapa warga yang mengungsi sendiri.

Sementara di Kota Manado, akibat diguyur hujan deras Sabtu dan Minggu, dilaporkan pula sejumlah sungai meluap dan jajan-jalan tergenang air. Sementara warga yang permukimannya di daerah rawan longsor, telah diminta Wali Kota Manado Drs Wempie Predrik agar waspada karena bisa mendatangkan bencana.

Ribuan rumah di Kabupaten Tondano yang tergenang hingga saat ini terdapat di Kecamatan Remboken, sebagian Kecamatan Tondano Barat, Tondano Timur, Kecamatan Eris dan Kecamatan Kakas. Akibat meluap air tersebut, ribuan warga di lima kecamatan tersebut mengungsi ke keluarga terdekat mereka.

Permukiman di sekitar Danau Tondano memang sering dilanda banjir apabila hujan turun hingga beberapa hari, karena air Danau Tondano selalu meluap dan menggenangi rumah penduduk. Daerah-daerah yang rawan, terutama yang berada di pinggiran Danau Tondano. Dan ketika meluap biasanya berhari-hari, sementara tanggul pembatas antara danau dengan rumah penduduk belum dibangun pemerintah.

Sabtu pekan lalu, Gubernur Sulut Drs Adolf Sondakh dan Bupati Minahasa Drs Freyke Runtu dan sejumlah pejabat terkait mendatangi beberapa Desa dan kelurahan yang tegenang air Danau Tondano. Gubernur dan Bupati langsung memberikan bantuan kepada warga disekitar danau yang terkena banjir. Bupati Minahasa mengakui, permukiman di sekitar Danau Tondano sering digenangi air, karena memang Danau Tondano selalu meluap bila hujan karena memang sudah terjadi pendangkalan akibat terjadi sedimentasi. Dan juga, sudah banyaknya aktivitas di sekitar danau yang dilakukan warga, baik peternakan ikan, maupun kegiatan lain.

Danau Tondano yang merupakan objek wisata dan juga sumber air untuk tiga PLTA dan sumber air bersih untuk Kota Manado memang cukup merepotkan bila hujan terus menguyur daerah tersebut. Karena, itu pihaknya kedepan akan segera memikirkan untuk membuat tangul agar air tidak mengenangi pemukiman warga. Data yang ada menurut Bupati, di Kecamatan Tondano Timur ada 1.198 Kepala Keluarga (KK), Tondano Barat 306 KK dan Kecamatan Eris 403 KK dan Remboken ada ratusan keluarga.

Gubernur Sulut Drs Adof Sondakh mengatakan, pihaknya akan segera mengusulkan untuk memperbaiki daerah yang tegenang. Bahkan, Kepala Dinas Sumber Daya Air Sulur Ir Veky Lumentut Msi kepada Pembaruan mengatakan, pihaknya saat ini memang sudah dalam program untuk membuat tangul penahan air di sekitar Danao Tondano. Pemerintah Jepan lewat JICA kemungkinan, akan membantu untuk proyek tersebut. Bahkan, belum lama ini sudah ditinjau langsung oleh tim dari Jepang. Dana yang kami usulkan sekitar, Rp 400 milyar lebih. "Mudah-mudahan akan teratasi masalah ini, bila pembangunan tanggul terealisasi," kata Veky Lumentut. (136)

Post Date : 10 Mei 2004