1.767 Rumah Terendam di Merak , Banjir di Jambi Meluas ke Muarojambi

Sumber:Suara Pembaruan - 30 Desember 2004
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MERAK - Akibat hujan deras yang melanda wilayah Provinsi Banten sejak Selasa (28/12) malam hingga Rabu (29/12) pagi, ribuan rumah warga di Desa Tamansari dan Desa Mekarsari, Kecamatan Pulomerak, Cilegon, terendam banjir.

Air mulai memasuki rumah warga Selasa malam yang puncaknya pada Rabu dini hari sekitar pukul 04.00 WIB. Air terus menggenangi rumah warga hingga pukul 08.00 WIB dengan ketinggian air berkisar satu hingga dua meter.

Berdasarkan data yang diperoleh, sebanyak 1.767 rumah terendam banjir. Namun, banjir yang melanda masyarakat Merak itu tidak menyebabkan korban jiwa.

Kedua desa itu memang letaknya tidak jauh dari pantai dan berada pada dataran rendah. Dan setiap tahun kedua desa itu menjadi langganan banjir kalau hujan turun secara terus-menerus. Hal yang sama terjadi pada Rabu pagi. Hujan yang terus mengguyur wilayah itu sejak Selasa malam menyebabkan menumpuknya air yang berasal dari perbukitan menuju perumahan warga.

Semakin lama banjir itu semakin tinggi hingga mencapai dua meter. Warga terpaksa mengungsikan anak-anak mereka yang masih kecil dan berupaya untuk menyelamatkan barang-barang berharga.

Selama hujan turun, air laut di Pantai Merak mengalami pasang sehingga air laut bercampur dengan air banjir dari perbukitan. Puncak banjir itu terjadi Rabu pukul 04.00.

Salah seorang warga yang ditemui di Merak, Rabu (29/12) siang, Ahmad (45) menjelaskan, ketika banjir semakin tinggi semua warga sibuk dengan dirinya masing-masing untuk menyelamatkan barang dan anggota keluarganya.

Untuk menanggulangi dan membantu warga yang terkena bencana banjir itu, pihak Satkorlak bencana dari Pemerintah Kota Cilegon dan segenap jajaran Muspika setempat langsung memberikan bantuan logistik. Posko penanggulangan bencana banjir juga didirikan.

Wakil Ketua Satkorlak Bencana Pemkot Cilegon Drs Kusnadi Wijaya mengungkapkan, musim hujan masih panjang. "Kami khawatir akan terjadi banjir lagi, sehingga warga yang belum bisa menempati rumahnya akibat trauma dianjurkan untuk menempati posko penanggulangan banjir dan tempat-tempat lain yang disediakan pemerintah," jelas Kusnadi.

Kebumen

Sementara itu, bencana alam tanah longsor dan tanah bergerak, kembali terulang di desa dan Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah bersamaan dengan turunnya hujan deras Rabu (29/12) lalu. Bencana ini mengakibatkan 17 rumah terancam tertimbun, dan ruas jalan dari Kebumen menuju Laboratorium Alam Geologi dan Balai Informasi dan Konservasi Kebumian (BIKK) Karangsambung, terputus sedalam tiga meter sepanjang 30 meter dengan lebar tiga meter.

Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Karangsambung Triyono SH didampingi Kades Karangsambung Harmoko ketika dikonfirmasi Kamis (30/12) pagi menjelaskan, tanah bergerak itu terjadi pada malam hari sekitar pukul 22.30 pada saat warga mulai beranjak tidur.

"Pada saat itulah warga merasakan tanah di rumahnya bergerak-gerak, sehingga mereka berlarian keluar sambil berteriak gempa-gempa!" kata Kades Harmoko.

Gerakan tanah itu terjadi beberapa kali dan baru berhenti pada tengah malam. Esok harinya mulai terlihat jalan utama menuju BIKK mulai ambles sepanjang 30 meter lebih.

"Tak ada korban jiwa dalam bencana alam ini," kata Bupati Kebumen Dra H Rustriningsih yang meninjau daerah bencana tersebut Kamis pagi.

Jambi

Sedikitnya 112 unit rumah warga di Kabupaten Muarojambi, Jambi, terendam menyusul meluasnya banjir akibat luapan Sungai Batanghari di kabupaten itu. Wilayah yang terendam banjir di daerah itu bertambah dari dua kecamatan menjadi tiga kecamatan.

Keterangan yang diperoleh Pembaruan di Biro Kessos Provinsi Jambi Kamis pagi, kecamatan yang kini terendam banjir di Kabupaten Muarojambi ialah Sekernan, Kumpeh dan Jambi Luar Kota (Jaluko). Ketiga kecamatan itu berada di kawasan DAS Batanghari.

Sedangkan desa-desa yang paling parah dilanda banjir antara lain Desa Mekarsari di Kecamatan Kumpeh, Desa Sungai Duren dan Muarapijoan di Kecamatan Jaluko, Desa Penyengat Olak di Kecamatan Sekernan.

Sementara itu jumlah lahan pertanian pangan (padi, jagung, kedelai dan palawija) yang terendam di tiga kecamatan tersebut mencapai 631 hektare bertambah sekitar 129 hektare dari pekan lalu. Pembaruan/Laurens Dami(WMO/149/141)

Post Date : 30 Desember 2004