Daur Ulang Sampah Pecahkan Rekor Muri

Sumber:surabayapost.co.id - 9 Juli 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

Setelah kain 100 meter dengan 651 motif batik Probolinggo memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (Muri) pada 8 Oktober 2010 silam, kali ini sampah memecahkan rekor serupa. Kali ini Kota Probolinggo memecahkan rekor Muri dengan 1.141 orang membuat kerajinan dari bahan daur ulang sampah.

”Rekor sebelumnya, pada 2010 lalu, sebanyak 347 orang di Jogjakarta membuat mainan anak-anak dari bahan sampah. Kali ini Probolinggo dengan 1.141 orang membuat kerajinan dari bahan sampah,” ujar Senior Manager Muri, Paulus Pangka, saat penyerahan rekor Muri di Taman Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kota Probolinggo, Minggu (7/7).

Pembuatan kerajinan dari daur ulang sampah di Kota Probolinggo itu masuk rekor ke-6.063 di buku catatan Muri. Awalnya, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Probolinggo menargetkan sebabnyak 1.000 orang terlibat dalam daur ulang sampah menjadi kerajinan. ”Setelah kami hitung, melebihi target yakni, sebanyak 1.141 orang terlibat pembuatan kerajinan dari bahan sampah,” ujar Paulus.

Dengan demikian rekor Muri di Jogjakarta dengan 347 orang, 17 November 2010 silam dipecahkan Kota Probolinggo. Soalnya Muri mematok pemecahan rekor dengan kenaikan 10% dibandingkan rekor sebelumnya.

Sementara itu Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup (Sesmen LH), Hermien Roosita, yang hadir dalam pemcehan rekor Muri itu memuji langkah Pemkot Probolinggo dalam pengelolaan sampah. ”Pengelolaan sampah harus inovatif, tentu saja ujungnya adalah ’3R’ yakni, Reduce (mengurangi), Reuse (memakai kembali), dan Recycle (mendaur ulang),” ujarnya.

Walikota HM. Buchori mengatakan, Kota Probolinggo patut berbangga karena Taman Pembuangan Akhir (TPA) Sampah di Kelurahan Sukabumi, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo tahun ini ”dinobatkan” sebagai TPA terbaik se-Indonesia. ”Meskipun namanya TPA, di sini tidak ada bau, tidak ada lalat. Karena sampah dikelola dengan baik, kami bahkan kekurangan sampah untuk diolah,” ujarnya.

Proses pemecahan rekor Muri di TPA itu dimulai sekitar pukul 09.00. Berbagai kelompok masyarakat duduk lesehan di bawah tenda untuk membuat beragam kerajinan dari bahan sampah non-organik seperti, plastik, kaleng, serpihan kain, hingga potongan logam dan kawat.

Akhirnya beragam kreasi pun dihasilkan sebanyak 1.141 orang yang ”menyulap” sampah menjadi barang kerajinan. Mulai bunga, kap lampu, hingga mainan anak-anak.

Lelang           
Even pemecahan rekor Muri di Kota Probolinggo juga diwarnai dengan lelang tiga hasil kerajinan berbahan sampah. Hasil kreativitas Sesmen LH, Hermien Roosita laku dilelang Rp 10 juta. Kreasi Direktur PT Kayaba Indonesia, Kusmayadi laku Rp 9 juta. Sementara itu hasil kerajinan Walikota HM. Buchori laku paling tinggi saat dilelang, Rp 12,5 juta.

”Uang Rp 31,5 juta hasil lelang kerajinan dari bahan sampah itu kami sumbangkan ke GNOTA (Gerakan Nasional Orangtua Asuh, Red.),” ujar walikota.

Agar pemecahan rekor Muri itu tidak sekadar ritual, Pemkot Probolinggo akan ”menularkan” managemen pengelolaan sampah itu ke sekolah-sekolah. ”Nanti ada MoU dengan sekolah-sekolah terkait pendidikan lingkungan hidup termasuk di dalamnya soal pengelolaan sampah,” ujar HM. Buchori.

Walikota mengaku, bersama jajaran Pemkot Probolinggo biasa rapat kerja di TPA di kawasan pantai utara (Pantura) itu. ”Bahkan lahan TPA di sebelah timur yang masih kosong akan kami buat lapangan golf mini. Biar pengusaha yang hobi golf tidak jauh-jauh ke Malang untuk main golf,” ujar politisi PDIP itu.



Post Date : 10 Juli 2013