Penanggulangan Banjir Dipertanyakan

Sumber:Jurnal Nasional - 06 Maret 2013
Kategori:Banjir di Jakarta
RATUSAN rumah di Ibu Kota kembali terendam. Meluapnya Sungai Ciliwung membuat 5.933 keluarga di sembilan kelurahan Jakarta Timur dan Jakarta Selatan berjibaku mengatasi banjir. Tak ayal, program pengendalian banjir yang dicanangkan Joko Widodo pada masa kampanye kembali dipertanyakan.

Daerah yang terendam banjir adalah Kelurahan Kampung Melayu, Bidara Cina, Cawang, Cililitan, Pejaten Timur, Bukit Duri, Kebon Baru, Rawa Jati, dan Pengadegan. “Ada 2.236 jiwa yang mengungsi di posko yang tersebar di 16 titik pengungsian,‘ kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI, Ery Basworo, Selasa (5/3).

Ketua DPRD DKI Jakarta Ferial Sofyan mengatakan, Gubernur Provinsi DKI Jakarta Joko Widodo harus memiliki program penangulangan banjir jangka pendek. “Ini harus kerja cepat. Bukan sekedar wacana dan opini di depan publik,‘ kata Ferial.

Menurut dia, kawasan permukiman bantaran Kali Ciliwung harus menjadi prioritas. Sebab, wilayah itu menjadi wilayah paling rawan banjir. “Jokowi sudah beberap kali datang ke lokasi itu, namun belum ada eksekusinya,‘ ujarnya.

Dia mengungkapkan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) DKI terdapat program antisipasi banjir, rob, dan genangan air melalui pengembangan situ, waduk, dan embung. Selain itu Jokowi juga akan melakukan penguatan tanggul dalam konteks pembangunan Jakarta Coastal Defense Strategy (JCDS).

Pun, pembuatan sumur resapan dan lubang biopori, serta pembangunan terowongan multifungsi bawah tanah. Lalu pengembangan sistem polder, normalisasi sungai, dan saluran serta pengerukan sungai dan saluran. “Program itu bagus, namun belum dirasakan langsung oleh masyarakat,‘ katanya.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengatakan, untuk menanggulangi banjir, pihaknya akan membuat embung yang berfungsi sebagai penampung air. Daerah yang merupakan retensi air akan dibeli untuk dibuat embung.

“Daerah retensi air yang sudah kayak rawa akan kami beli untuk dibuatkan embung. Ada beberapa titik. Nanti akan didiskusikan secara teknis. Kalau perlu, akan kita konsinyasikan untuk dijadikan embung, seperti waduk,‘ ujarnya.

Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI akan membangun embung atau waduk kecil di pemukiman kumuh dan padat. Pembangunan embung bagian dari penataan lingkungan padat penduduk yang dibangun dengan anggaran Rp75 miliar.

Embung yang direncanakan dibangun di lima wilayah merupakan wadah untuk menampung air hujan. Di pinggiran embung akan dibangun taman dan pohon. Tak hanya itu, embung juga akan menjadi tempat rekreasi bagi warga sekitar. Luas ideal embung yang paling besar 5.000 meter persegi, dan paling kecil 1.000 meter persegi. Fauzan Hilal


Post Date : 06 Maret 2013