|
KUPANG (Media): Banjir di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT), meluas. Hingga kemarin tercatat 11 desa terendam setinggi 50 sentimeter sampai satu meter. Pekan lalu banjir hanya menggenangi empat desa di Kecamatan Amanuban Selatan, yaitu Desa Bena, Pollo. Batnun dan Linamnutu. Sedangkan kemarin tujuh desa lainnya ikut terendam, yaitu Desa Kualin, Toineke Baus, Oebelo, Tiupakas, Tuafanu, dan Desa Kiufatu. Akibat banjir, sekitar 150 rumah penduduk dan sekitar 50 hektare tanaman padi yang baru ditanam pada Februari lalu terendam. Banjir belum surut karena Sungai Panite yang berada di sekitar desa-desa itu juga meluap. ''Banjir meluas karena hujan terus mengguyur wilayah Amanuban,'' kata Mutadji, salah seorang petugas di Posko Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (PBP) Kabupaten TTS ketika dihubungi di SoE, kemarin. Meski banjir meluas, namun Pemerintah Kabupaten (Pemkab) TTS belum mengirim bantuan ke lokasi, terutama obat-obatan. Menurut Kepala Desa Toineke Musa Koi, keterlambatan pemerintah memberikan bantuan karena banjir di Amanuban Selatan terjadi setiap musim hujan. Menurut dia, posisi daerah ini lebih rendah dari Sungai Noemuke dan Sungai Panite. Sementara di bagian atas kedua sungai terdapat lima kawasan hutan yang sering menjadi sasaran pembabatan oleh warga sekitar untuk membuka lahan perkebunan. Kelima kawasan hutan itu masing-masing bernama Oenunu, Niutsines, Kuafeun, Aisio, dan Sonakleo. Beri sumbangan Sementara itu, Partai Golkar memberi sumbangan kepada masyarakat korban angin puting beliung yang melanda Kota Kupang dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Korban yang rumahnya roboh berjumlah ratusan dan mendapat pernyataan simpatik dari partai tersebut. Calon anggota legislatif (caleg) yang juga Wakil Bendahara Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar Setya Novanto, Minggu (21/3), meninjau lokasi bencana untuk mengecek bantuan yang diberikan Partai Golkar. Dia mendatangi Desa Naikoten I, Kecamatan Oebobo, dan Desa Naekolan, Kecamatan Maulapa, Kota Kupang. Novanto yang juga caleg nomor urut satu dari daerah pemilihan NTT I itu sebelumnya berada di lokasi bencana hanya beberapa saat setelah angin puting beliung menerpa Kota Kupang. Saat itu dia langsung memesan bahan bangunan untuk disumbangkan kepada korban bencana tersebut. Novanto menyatakan prihatin menyaksikan para korban angin puting beliung. Angin kencang dengan gelombang laut yang tinggi hingga kemarin masih menerpa sebagian perairan NTT. Angin puting beliung, Senin (22/3) petang, juga menyapu tiga desa di Kecamatan Kalibagor, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng). Akibat peristiwa tersebut, puluhan rumah rusak. Ketiga desa yang tersapu angin adalah Desa Kalicupak Lor, Kalicupak Kidul, dan Desa Petir. Data dari posko PBP menyebutkan, di Kalicupak Lor kondisinya paling parah, tercatat 10 rumah nyaris ambruk serta 40 rumah lainnya rusak ringan. Sementara itu, di Desa Kalicupak Kidul sebanyak 16 rumah rusak, empat di antaranya hampir rata dengan tanah, dan di Desa Petir sebanyak dua rumah yang rusak. Hingga kemarin, warga yang rumahnya rusak berat, masih mengungsi di rumah sanak saudara mereka. Warga setempat juga mulai bergotong royong memperbaiki rumah yang rusak. Suwardi, 40, salah seorang penduduk yang rumahnya rusak mengatakan, angin puting beliung datang bersamaan dengan hujan deras. ''Saat hujan deras tiba-tiba terdengar suara gemuruh. Ternyata, angin besar datang. Mula-mula hanya atap rumah dari seng yang terbang. Tetapi, angin makin kencang hingga merobohkan tembok,'' kata Suwardi. Selain merobohkan puluhan rumah, angin puting beliung juga menumbangkan pepohonan. ''Banyak di antara pohon-pohon yang tumbang menimpa atap rumah,'' ujar Kepala Bagian Sosial Pemkab Banyumas Budi Pramono usai mendata rumah yang rusak akibat bencana angin puting beliung tersebut. (PO/LD/N-2) Post Date : 24 Maret 2004 |