12 Korban Tewas dan Tujuh Hilang

Sumber:Kompas - 10 November 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
MAMASA, KOMPAS - Hujan deras selama tiga hari menyebabkan banjir bandang di Desa Batanguru Timur, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat. Sedikitnya 12 warga tewas dan tujuh orang dinyatakan hilang terseret arus Sungai Kalangai dan Sungai Uru.
 
Dari informasi yang disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, Jumat (9/11), korban hilang adalah Penni (50), Alfin (20), Risto (12), Fandi (10), Mettang (9), dan bayi berusia 6 bulan, Anita. Satu korban lain belum diketahui identitasnya.
 
Pencarian korban terus dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Sulawesi Barat (Sulbar), Badan SAR Nasional, TNI, serta kepolisian.
 
Banjir bandang juga menyebabkan dua warga terluka, yakni Rambulanji (26) dan Kasti (10). Keduanya dirawat di Puskesmas Sumarorong. Enam rumah warga juga rusak akibat terjangan air bah.
 
Kepala Kepolisian Sektor Sumarorong Ajun Komisaris Yuslim Yunus mengatakan, banjir bandang terjadi pukul 16.30 Wita akibat hujan deras yang menyebabkan tanah dan bebatuan dari gunung longsor serta memenuhi aliran sungai. Arus sungai yang kian deras membuat timbunan material itu menerjang Desa Batanguru Timur di kaki Gunung Mamasa.
 
”Kami langsung menyisir lokasi tak lama setelah banjir bandang terjadi. Namun, upaya pencarian terhambat medan yang cukup berat,” ujar Yuslim.
 
Hujan deras membuat medan kian sulit dilewati karena akses menuju desa umumnya masih berupa jalan tanah dan batu.
 
Untuk menghindari korban lebih besar, 300 warga dievakuasi ke tempat pengungsian di kantor kecamatan, yang berjarak sekitar 10 kilometer dari Desa Batanguru Timur.
 
Menurut Yuslim, selain banjir, hujan deras juga menyebabkan longsor yang memutus jalan poros dari ibu kota Sulbar, Mamuju, ke Mamasa. Longsoran setinggi 2 meter menimbun jalan sepanjang 50 meter di Kecamatan Benohau, Kabupaten Mamuju.
 
Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional V Rute Polewali Mandar-Mamuju, Muhammad Romul, mengatakan, pihaknya mengerahkan dua ekskavator dan alat pembersih jalan. Selain mengeruk tanah dan bebatuan, kendaraan berat juga dibutuhkan untuk memindahkan sejumlah pohon yang tumbang.
 
Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banjir bandang di Desa Batanguru Timur disebabkan tingginya curah hujan. Dia menambahkan, hujan deras juga mengguyur Gorontalo.
 
Dari Palembang, Sumatera Selatan, dilaporkan, sejumlah kawasan tergenang setelah hujan mengguyur sepanjang malam. Sejumlah warga yang rumahnya terendam mengungsi. Beberapa sekolah terpaksa diliburkan karena area sekolah tergenang hingga sore.
 
Di Medan, Sumatera Utara, Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai meminta pemerintah pusat membantu menormalisasi Sungai Sei Rampah agar tidak banjir lagi. (RIZ/IRE/MHF/APO/AIK)


Post Date : 10 November 2012