APK Foundation Mengubah Sampah, dari Masalah Menjadi Manfaat

Sumber:indopos.co.id - 2 Februari 2014
Kategori:Sampah Jakarta

SAMPAH adalah hasil kegiatan yang tidak digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi utamanya. Dikarenakan dianggap sudah tidak mendatangkan sebuah keuntungan dan manfaat tertentu sampah seringkali dibuang sekenanya tanpa diproses terlebih dahulu.

Sampah yang dibuang tanpa proses terlebih dahulu itulah yang pada akhirnya menyebabkan keseimbangan alam terganggu. Sampah menjadi sebuah masalah yang sangat kompleks. Permasalahan ini timbul terutama karena besarnya volume sampah, keterbatasan lahan untuk pembuangan akhir yang diiringi dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, dimana hal ini ditunjang pula oleh adanya teknis pengelolaan sampah yang masih konvensional. Sampah yang terangkut ke TPA sebenarnya juga bukan tanpa masalah.

Karena sampah yang dikumpulkan di TPA tidak diolah lebih lanjut secara terpadu namun hanya melalui proses secara konvensional yaitu dengan cara ditumpuk. Pengangkutan sampah oleh pemerintah setempat sebenarnya masih belum bisa menyelesaikan masalah namun hanya memindahkan masalah ke tempat yang berbeda. Diperlukan sebuah solusi baru yang benar-benar memecahkan permasalahan persampahan.

Oleh karena itu untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam usaha penyelesaian masalah persampahan di kota Jakarta, khususnya Jakarta Timur, maka aktivis dari yayasan APK Foundation tergerak untuk mendirikan unit kegiatan bernama Bank Sampah, yang mempunyai fokus penyelesaian permasalahan pencemaran lingkungan akibat sampah berbasiskan komunitas.

APK Foundation, sebuah lembaga yayasan nirlaba yang bergelut dalam bidang pendidikan dan lingkungan, yang sudah banyak melakukan pembinaan bank sampah di sekitar wilayah Jakarta Timur antara lain di RW 05 Kel. Bidaracina Kec. Jatinegara, RW 04 Kel. Penggilingan Kec. Cakung, RW 03 Kel. Palmeriam Kec. Matraman, RW 04 Kel. Klender Kec. Duren Sawit, dan beberapa tempat lainnya. Proses awal pembentukannya, tentunya dimulai dari tahapan sosialisasi kepada team kecil, pembentukan pengurusan, simulasi operasional harian dengan diberikannya starter kit yang berisi form pendaftaran, pendataan, buku besar untuk jurnal akunting, timbangan dan buku tabungan nasabah.

Secara prinsip warga menyetor sampah, dibuat jadi tabungan, sebagaimana fungsi uang yang disetorkan ke bank konfensional. Warga juga diajari cara mengelola sampahnya sendiri dengan cara mengumpulkan, dipilah, dibersihkan lalu disetor ke Bank Sampah. Ketika diperdagangkan, semakin bersih dan kering maka nilai tukar ekonominya semakin tinggi.

Ketika sudah tertumpuk di Bank Sampah, APK memberikan 2 pilihan, pertama unit Bank Sampah bisa meminta Yayasan APK untuk menarik sampah tersebut, tapi nilai manfaat ekonominya rata-rata atau tidak terlalu tinggi, sedangkan yang kedua, unit Bank Sampah mengelola atau memperdagangkannya sendiri.

Sekalipun Yayasan APK memfasilitasi terjadinya transaksi perdagangan sampah, mereka tidak mengambil satu rupiah pun, selain laporan tentang jumlah nasabah dan pertumbuhan secara berkala, jumlah bobot sampah yang dikelola unit tersebut dengan data pertumbuhannya, serta total nilai manfaat ekonomi yang diterima warga secara berkala. Semua laporan ini berguna untuk memastikan bahwa inisiatif berjalan sebagaimana yang diharapkan, juga untuk memantau kinerja unit-unit Bank Sampah yang telah beroperasi.

Aulia Prima Kurniawan sebagai pendiri APK Foundation menyatakan, ”Visi program Aksi Peduli Kebersihan Lingkungan (APK-L) yang diwujudkan oleh Yayasan APK dalam bentuk Bank Sampah ini adalah menjadikan sampahsampah di Jakarta, khususnya Jakarta Timur menjadi industri daur ulang berbasis komunitas warga, sedangkan misinya adalah memberikan kontribusi solusi atas persoalan lingkungan di Jakarta.” Bank Sampah versi APK Foundation ini menitikberatkan kepada keterlibatan warga dalam pengelolaan sampah sendiri, yang akan mendapatkan manfaat ekonomi sebagai akibat dari keberhasilan warganya.

 



Post Date : 03 Februari 2014