146 Rumah Terendam Air Pasang

Sumber:Pikiran Rakyat - 29 November 2007
Kategori:Banjir di Jakarta
BEKASI, (PR).-Sedikitnya 146 rumah di Desa Segarajaya dan Samudra Jaya, Kec. Tarumajaya, Kab. Bekasi, terendam banjir limpasan air pasang sejak tiga hari lalu. Namun, hingga Rabu (28/11), belum ada warga yang dievakuasi dari dua desa yang berjarak hanya 30 meter dari bibir pantai utara tersebut.

Menurut Camat Tarumajaya, H. Effendi, warga dua desa tersebut belum ada yang dievakuasi karena limpasan air pasang itu hanya datang di pagi hari sekitar pukul 10.00 WIB. "Tetapi sejam kemudian air pun surut," ujarnya.

Bahkan, warga menganggap peristiwa itu sebagai hal yang biasa. "Warga belum ada yang mengungsi karena menganggap kejadian itu merupakan hal biasa dan bagian dari masa pancaroba," ujar Effendi.

Padahal, banjir limpasan air pasang itu cukup mengganggu aktivitas perekonomian warga. Selain itu, tambak bandeng milik sebagian besar warga nelayan juga ikut terendam air. Limpasan air pasang yang mencapai ketinggian sekitar 25-40 sentimeter itu, menurut Effendi terjadi setiap hari sejak Minggu (25/11).

Mengenai luas tambak bandeng milik warga yang tergenangi air limpasan itu hingga kini belum diketahui secara pasti. "Masih kami inventarisasi," katanya.

Effendi mengaku belum selesainya proses inventarisasi juga menyebabkan ia belum melaporkan peristiwa tersebut kepada Pemkab Bekasi. Dengan demikian, belum ada bantuan dari Pemkab Bekasi. Akan tetapi, Effendi memperkirakan kerugian warga sangat besar. Pasalnya, sekarang merupakan masa panen tambak bandeng. Dengan adanya banjir itu, pendapatan warga dari panen bandeng menjadi hilang.

Berdasarkan perkiraan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), limpasan air pasang itu akan mencapai puncaknya sekitar Sabtu (1/12). Guna mengantisipasi ketinggian air yang kemung-kinan bisa lebih tinggi lagi, Effendi mengatakan telah menyosialisasikan hal itu kepada warga.

Bahkan, ia telah menyiapkan segala bentuk keperluan mengungsi. Mata pencaharian warga sebagai nelayan pun membantu petugas dalam menyiapkan evakuasi, karena hampir setiap rumah memiliki perahu.

Banjir itu tidak menyebabkan warga menghentikan pekerjaannya mencari ikan. "Setiap hari mereka berangkat ke laut. Hanya saja mereka mengaku kaget dengan air pasang yang terkadang menerjang perahu mereka," kata Effendi.

Menurut Effendi, setiap tahunnya banjir di wilayahnya disebabkan limpasan air pasang karena daerah tersebut tidak memiliki tanggul. "Tanggul hanya ada di bagian barat, yakni di Jakarta Timur. Jadi, banjir di sini murni karena limpasan air pasang," ucapnya.

Banjir di Kab. Subang

Sementara itu, dari Kab. Subang dilaporkan pemkab setempat langsung memberikan sumbangan kepada para korban banjir di daerah Legon Kulon akibat air laut Jawa pasang atau rob dalam sepekan ini, "Kita juga telah memberikan bantuan karung sebanyak 5.000 buah," kata Kabag Sosial Pemkab Subang melalui Kasubagnya, Ujang S., Rabu (28/11).

Dia menyebutkan, kondisi air hingga kini sudah mulai surut, namun laut tetap saja mengalami pasang. "Kita juga berharap kepada warga untuk tetap waspada karena curah hujan di wilayah Subang tengah dan selatan cukup tinggi belakangan ini," katanya. (A-153/B-76)



Post Date : 29 November 2007