Pekanbaru Miliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Tahun Ini

Sumber:Tribunnews.com - 4 Maret 2013
Kategori:Sampah Luar Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU -- Tahun 2013 ini, Pekanbaru akan memiliki Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTS). Mesin pembangkit dengan teknologi teranyar ini akan dikelola oleh perusahaan berskala internasional yakni G20 Environmental Solutions Group (ESG). Perusahaan ini akan menginvestasikan uangnya sebesar Rp 600 miliar untuk empat mesin pembangkit berkapasitas 10 Megawatt.

Perusahaan ini akan bekerjasama dengan Riau Invesment Corp (RIC) dan PD Pembangunan Pekanbaru. Penandatanganan Momerandum of Understanding (MoU) tentang pelaksanaan pembangunan pembangkit listrik berdaya sampah di Kota Pekanbaru itu, sudah dilakukan  di Hotel Premiere Jalan Jenderal Sudirman, Senin (4/3/2013).

Pada kesempatan itu, hadir Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Riau Adisar mewakili Gubernur Riau, Wali Kota Pekanbaru Firdaus, CEO G20 ESG Andrew Skidmore, Direktur PD Pembangunan Heri Susanto, dan Direktur Investasi, Manajemen dan Risiko RIC Detri Karya.

Adisar berharap kerjasama yang telah terjalin ini hendaknya saling menguntungkan, terutama untuk masyarakat Pekanbaru. Menurut Adizar, proyek ini sangat potensial sekali untuk dikembangkan di Pekanbaru, karena potensi sampah di Pekanbaru sangat besar yakni mencapai 300 ton per hari. Ia mewakili gubernur Riau meyambut baik keinginan G20 ESG.

"Tingkat elektrifikasi Riau saat ini baru 50 persen, sehinga pembangunan pembangkit listrik ini akan membantu penyediaan energi listrik di Pekanbaru dan Riau. Apalagi ada RIC yang berpengalaman dalam bidang energi listrik, sehingga kerjasama ini sangat positif. Selain bisnis, juga memberikan dampak sosial yang sangat baik dalam mengatasi masalah sampah," sebut Adizar.

Wali Kota Pekanbaru, Firdaus menyebutkan, kebutuhan energi listrik di Pekanbaru walau sudah tersambung ke jaringan interkoneksi, namun masih kekurangan dan hal ini terlihat dari masih adanya pembagian pasokan ke daerah lain.

Menurut Firdaus, bagi Pemko Pekanbaru yang lebih utama bukanlah listriknya, namun adalah penyelesaian sampah yang terus menjadi masalah di sepanjang tahun. Jika sampah sudah bisa dijadikan energi listrik, sampah yang selama ini menjadi masalah, akan berubah menjadi bermanfaat sebagai sumber ekonomi dan penyehatan lingkungan.

"Harapan kami, MoU ini tidak hanya sampai pada MoU saja, namun dapat diwujudkan secara nyata dalam waktu yang tidak terlalu lama. Dari bincang-bincang tadi, mereka berkomtmen dalam tahun 2013 ini sudah selesai pembangunan. Mengenai lahan, yang akan dipakai sekitar 500 meter persegi, sudah ada di TPA Muara Fajar. Kami dari pemerintah akan membantu dalam perizinan yang berkaitan dengan Pemko Pekanbaru," jelas Firdaus.

Firdaus melanjutkan G20 ESG akan membangun empat pembangkit berkapasitas 10 Megawatt. "Mereka menyampaikan, besar investasinya mencapai Rp 600 miliar, karena satu pembangkit berpasitas 10 megawatt itu memiliki harga Rp 150 miliar. Jadi, total energi yang dihasilkan akan ada 40 megawatt. Pembangkit akan didirikan dekat dengan jaringan PLN. Mengenai jaringan ini, konsorsium yang mereka bentuk nantinya yang mengurus dengan PLN," terang Firdaus.

Sementara itu, Direktur RIC, Detri Karya menyebutkan, RIC sangat komit terhadap rencana ini. Apalagi dengan pengalaman yang dimiliki RIC selama ini, Detri sangat yakin jika ini akan bisa berjalan dengan baik.

CEO G20 ESG,  Andrew Skidmore menyebutkan, pihaknya memang mempunyai komitmen yang tinggi dalam membantu ketersediaan energi di Pekanbaru, terutama dalam pemanfaatan limbah sampah perkotaan. "Hadirnya pembangkit ini, tidak saja memberi solusi masalah sampah, namun juga mampu memenuhi kebutuhan energi di Pekanbaru dan Riau pada umumnya. Kemudian, keberadaan pembangkit ini juga akan memberikan lapangan pekerjaan baru," ungkap Andrew.

Andrew menilai, penggunaan energi fosil sudah seharusnya dikurangi, dengan mamanfaatkan lingkungan yang ada, manusia harus menciptakan energi terbarukan. "Nantinya, akan ada empat pembangkit listrik berbahan bakar sampah perkotaan dengan tingkat pengolahan circa 10 ton per jam, dan berpotensi untuk  pengembangan 16 x 10 ton unit per jam pada tahap selanjutnya," sebut Andrew.

Post Date : 05 Maret 2013