Berharap Kemudahan Air Bersih Layak Konsumsi

Sumber:pontianakpost.com - 7 Agustus 2014
Kategori:Air Minum

Menjelang dan selama Idulfitri 1435 H, air bersih layak konsumsi masih susah diperoleh di beberapa kawasan. Ini menjadi kebiasaan ketika musim kemarau, walaupun di beberapa tempat hujan kadang datang. Diharapkan usai Lebaran, air bersih layak konsumsi mudah didapat. Terlebih setelah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kayong Utara membentuk tim tanggap air bersih.

Sebelumnya, leding yang mengalir ke rumah warga di sepanjang ruas jalan Provinsi di Desa Rantau Panjang, macet. Kondisi ini menyulitkan warga, sebab mereka terbiasa menggantungkan kebutuhan air minum dan mandi, cuci, dan kakus (MCK) dari leding. Kini, mreka harus berburu air bersih ke tempat lain. Bahkan warga yang memiliki uang lebih, membeli satu bong besar air bersih di kisaran harga Rp100 ribu. Kebutuhan air bersih ini dikarenakan sangat diharapkan warga untuk menjamu tamu selama Lebaran, maupun keperluan masak-memasak.


Warga Dusun Ampera, Desa Rantau Panjang, Iful Zaiman, 38, mengatakan sudah beberapa dua hari leding di tempatnya tidak mengalir. “Kasihan bagi masyarakat yang kurang mampu. Harus mengeluarkan biaya lagi untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka. Belum lagi mereka harus disibukkan memenuhi kebutuhan lebaran dan lain-lainnya,” keluh Iful.


Air leding ini, menurutnya, juga memasok kebutuhan air wudu maupun bersih-bersih di masjid warga Desa Rantau Panjang. Sebab, diakui dia, tidak ada sumber lain yang tersedia di sekitar masjid, terutama yang berada di jalur ruas jalan Provinsi. Mereka selama ini hanya bergantung pada leding dan hujan, sehingga solusi terakhirnya, harus beli.


Kesaksian beberapa warga bahwa untuk mencuci perabotan dapur mereka saja, seperti piring, gelas, dan lain-lain menjadi begitu susah. Mereka terpaksa menggunakan air asin, sehingga gelas dan piring menjadi kurang bersih dan berbau tak sedap.


Air leding yang mengaliri pipa air bersih layak konsumsi di kawasan selatan Kecamatan Simpang Hilir, dipasok dari sumber air di Kecamatan Sukadana. Tepatnya di Dusun Mentubang, Desa Harapan Mulia.


Dikarenakan curah hujan berkurang, sehingga sudah menjadi kebiasaan maka aliran air akan sedikit. Akibatnya, tentu saja kurang bisa menjangkau ke pipa yang menuju kawasan Kecamatan Simpang Hilir. Kekurangan debit air, kadang kala juga mengakibatkan pipa yang kosong akan mudah aus untuk menemui kerusakan.


Melihat kondisi tersebut, Bupati Kayong Utara Hildi Hamid membentuk Tim Tanggap Kemarau. Bahkan keberadaannya ditegaskan Bupati, langsung berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang berhubungan dengan air bersih. Apalagi hasil penelusuran Pemkab Kayong Utara, diungkapkan Bupati, ada empat kecamatan yang mengalami kekeringan dan warganya susah dapat air bersih layak konsumsi. Empat kecamatan tersebut yakni kecamatan Simpang Hilir, Teluk Batang, Seponti, dan Pulau Maya.


Dalam rapat tersebut, Bupati meminta agar setiap camat memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat, dalam mengantisipasi musim kemarau. Termasuk, dikatakan dia, menyiapkan armada kendaraan pengangkut air bersih ke setiap kecamatan, sebagaimana tahun-tahun sebelumnya. Selain masalah kekeringan dan kelangkaan air minum layak konsumsi, dikhawatirkan Bupati, kurangnya curah hujan ini bakal diikuti berbagai penyakit yang menyertainya. Untuk itu Bupati mengimbau kepada masyarakat untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan dan rumah tangga, agar terhindar dari penyakit seperti demam dan diare. “Kita juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan pada musim kemarau ini. Karena akan berdampak munculnya kabut asap,” imbau Bupati. 
“Kami dukung setiap kebijakan Pemerintah Daerah dalam meringankan warganya. Semoga masalah air bersih layak konsumsi ini tidak menjadi masalah tahunan. Apalagi kami juga mendengar kalau pemerintah daerah juga membikin jaringan pipa untuk pemenuhan air bersih bagi  warganya,” kata Iwan, warga Simpang Hilir.



Post Date : 07 Agustus 2014