26 Desa di Klaten Kesulitan Air Bersih

Sumber:Media Indonesia - 25 Mei 2005
Kategori:Air Minum
KLATEN--MIOL: Sebanyak 26 desa di lima wilayah kecamatan di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) kini mulai dilanda kekeringan. Di awal kemarau ini, sumur penduduk maupun bak penampungan air hujan telah kosong.

Untuk memenuhi kebutuhan air bersih, warga melalui kepala kecamatan telah meminta bantuan air bersih kepada pemerintah daerah. Namun, droping air ke daerah kekeringan itu baru akan dilakukan pada awal Juni 2005.

Kepala Bagian Sosial Kabupaten Klaten H Wagiyono kepada Media di kantornya, Rabu (25/5), menjelaskan ke-26 desa yang kekeringan itu berada di Kecamatan Kemalang, Jatinom, Manisrenggo, Tulung, dan Kecamatan Karangnongko.

Jumlah penduduk di lima wilayah kecamatan yang kekurangan air bersih itu total sekitar 65.000 jiwa. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga membuat bak penampungan air hujan. Maka, jika tidak turun hujan bak penampungan air kering.

Camat Jatinom Djoko Suhartanto dalam suratnya No 412.6/196/31.14 tanggal 20 Mei 2005, yang ditujukan kepada Bupati Klaten telah meminta bantuan air bersih untuk penduduk delapan desa yang dilanda kekeringan di awal kemarau ini.

Dari hasil pantauan tim penanggulangan bencana alam (PBA) Kecamatan Jatinom, dilaporkan bahwa ke-8 desa yang saat ini kesulitan air bersih adalah, Desa Beteng, Bengking, Temuireng, Bandunagan, Randulanang, Kayumas, Socokongsi, dan Desa Tibayan.

Memasuki musim kemarau tahun ini, warga sejumlah desa di Kecamatan Manisrenggo juga mulai berteriak kesulitan air bersih. Melalui Camat Hartoyo, warga minta droping air. Sumber air di daerah ini pun sudah kering.

Daerah kekeringan yang paling parah terjadi di wilayah Kecamatan Kemalang. Setiap musim kemarau penduduk 12 desa di wilayah ini hanya mengandalkan air bersih bantuan pemerintah daerah dan masyarakat.

Wilayah Kecamatan Kemalang tersebut berada di kaki bukit Gunung Merapi, sehingga tidak ada sumber air yang bisa dieksploitasi. Seperti di Desa Tegalmulyo, jika air di bak penampungan kering karena tidak ada hujan, penduduk terpaksa beli air bersih seharga Rp80.000 per tangki.

Kepala Bagian Sosial H Wagiyono menjelaskan pemerintah daerah akan segera merespon permintaan air bersih dari daerah kekeringan di lima wilayah kecamatan tersebut. Droping air bersih akan dilakukan mulai awal Juni mendatang,dan pemerintah daerah mengalokasikan anggaran untuk bantuan air bersih tahun ini sebesar Rp41 juta. (JS/OL-1)

Post Date : 25 Mei 2005